Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Adapun selain mereka, maka keimanan yang diperoleh hanyalah terhadap apa yang telah lalu secara global, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih: "Apabila Ahli Kitab berbicara kepada kalian, maka jangan kalian benarkan mereka dan jangan pula kalian dustakan mereka, tetapi katakanlah: ‘Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada kalian.’" Namun bisa jadi keimanan banyak dari kalangan Arab terhadap Islam yang dibawa oleh Muhammad ﷺ lebih sempurna, lebih lengkap, lebih umum, dan lebih menyeluruh daripada keimanan orang-orang dari kalangan mereka yang masuk Islam. Maka meskipun mereka memperoleh dua pahala dari sisi itu, orang lain mendapatkan pembenaran (iman) yang pahalanya melebihi dua pahala yang mereka peroleh tersebut. Dan Allah lebih mengetahui.
Surat Al-Baqarah (2): Ayat 5
“Merekalah yang berada di atas petunjuk dari Rabb mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
Allah Ta‘ala berfirman: “Merekalah”, yaitu orang-orang yang memiliki sifat sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, berupa iman kepada yang gaib, menegakkan salat, berinfak dari rezeki yang Allah berikan kepada mereka, iman kepada apa yang diturunkan kepada Rasul dan kepada rasul-rasul sebelum beliau, dan keyakinan kepada kehidupan akhirat — yang ini mengharuskan kesiapan dengan amal saleh dan meninggalkan larangan — “di atas petunjuk”, maksudnya: di atas cahaya, penjelasan, dan penglihatan yang jelas dari Allah Ta‘ala. “Dan merekalah orang-orang yang beruntung”, yaitu di dunia dan akhirat.
Dan diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari ‘Ikrimah atau Sa‘id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas: “Mereka itu berada di atas cahaya dari Rabb mereka dan keteguhan atas apa yang datang kepada mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung, yaitu yang mendapatkan apa yang mereka cari dan selamat dari keburukan yang darinya mereka lari.”
Dan berkata Ibnu Jarir: Adapun makna firman-Nya Ta‘ala: “Merekalah yang berada di atas petunjuk dari Rabb mereka”, maka maknanya adalah: mereka berada di atas cahaya dari Rabb mereka, dalil, keteguhan, dan ketepatan dengan bimbingan dan taufik dari-Nya. Dan tafsir firman-Nya: “Dan merekalah orang-orang yang beruntung” yakni: orang-orang yang berhasil, yang memperoleh apa yang mereka cari di sisi Allah dengan amal perbuatan mereka dan iman mereka kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan para rasul-Nya, yaitu berupa keberuntungan dengan pahala, kekekalan di dalam surga, dan keselamatan dari apa yang Allah siapkan bagi musuh-musuh-Nya berupa hukuman.
Dan Ibnu Jarir telah meriwayatkan satu pendapat dari sebagian mereka bahwa dia mengembalikan kata tunjuk dalam firman-Nya Ta‘ala: “Merekalah yang berada di atas petunjuk dari Rabb mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung” kepada orang-orang beriman dari Ahli Kitab yang disifati dalam firman-Nya Ta‘ala: “Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu...”, sebagaimana perbedaan pendapat yang telah disebutkan. Maka berdasarkan ini, boleh jadi firman-Nya Ta‘ala: “Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu...” merupakan kalimat terpisah dari sebelumnya dan merupakan mubtada’, sedangkan khabarnya adalah: “merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dan ia memilih bahwa itu kembali kepada seluruh yang telah disebutkan sebelumnya dari orang-orang beriman dari kalangan Arab dan Ahli Kitab, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh as-Suddi dari Abu Malik dan dari Abu Shalih dari Ibnu ‘Abbas, dan dari Murrah al-Hamdani dari Ibnu Mas‘ud, dan dari sejumlah sahabat Rasulullah ﷺ: “Adapun orang-orang yang beriman kepada yang gaib, maka mereka adalah orang-orang beriman dari kalangan Arab. Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu, maka mereka adalah orang-orang beriman dari Ahli Kitab.” Kemudian Allah menggabungkan dua golongan itu dengan firman-Nya: “Merekalah yang berada di atas petunjuk dari Rabb mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dan telah disebutkan sebelumnya dalam tarjih bahwa itu adalah sifat bagi seluruh orang beriman secara umum, dan tunjukkan itu kembali kepada mereka semuanya. Dan Allah lebih mengetahui.
Dan hal ini telah dinukil dari Mujahid, Abu al-‘Aliyah, ar-Rabi‘ bin Anas, dan Qatadah — rahimahumullah.
Dan berkata Ibnu Abi Hatim: …