Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 91
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 91 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Tabel terjemah Inggris belum dibuat.
Bahasa Indonesia Translation

"Kepada para pemimpin dan tokoh mereka dalam kesyirikan dan kejahatan," demikian pula ditafsirkan oleh Abu Malik, Abu Al ‘Aliyah, as-Suddi, dan ar-Rabi‘ bin Anas.

Ibnu Jarir berkata:
"Setan dari setiap jenis makhluk adalah para pembangkangnya. Dan setan bisa berasal dari kalangan manusia maupun jin, sebagaimana firman Allah Ta‘ala:
‘Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi musuh-musuh dari golongan setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu.’ (Al-An‘ām: 112)."

Dalam Musnad (Ahmad), dari Abu Dzar, ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wahai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari setan-setan manusia dan jin."
Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah ada setan dari kalangan manusia?"
Beliau menjawab: "Ya."


Firman-Nya:
"Mereka berkata: Sesungguhnya kami bersama kalian."

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Muhammad bin Abi Muhammad dari ‘Ikrimah atau Sa‘id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas:
Yaitu: Sesungguhnya kami berada di atas keyakinan yang sama dengan kalian.
"Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang memperolok-olok."
Yakni: Kami hanya sedang mempermainkan kaum mukminin dan mengejek mereka.

Adh-Dhahhak dari Ibnu ‘Abbas mengatakan:
"Kami hanyalah sedang mengejek para sahabat Muhammad ﷺ."
Demikian pula pendapat ar-Rabi‘ bin Anas dan Qatadah.


Firman Allah Ta‘ala sebagai jawaban atas perbuatan mereka:
"Allah memperolok-olok mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kedurhakaan mereka, mereka bingung."

Ibnu Jarir berkata:
Allah mengabarkan bahwa Dia akan memperlakukan mereka demikian kelak pada hari kiamat, seperti dalam firman-Nya:

“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: ‘Tunggulah kami agar kami dapat mengambil cahaya dari kalian.’ Lalu dikatakan kepada mereka: ‘Kembalilah kalian ke belakang, dan carilah cahaya (sendiri).’ Lalu dipasanglah di antara mereka sebuah dinding yang berpintu, di bagian dalamnya ada rahmat, dan di bagian luarnya dari arah mereka ada azab."
(Al-Ḥadīd: 13)

Dan firman-Nya:

"Dan janganlah orang-orang kafir mengira bahwa penangguhan yang Kami berikan kepada mereka itu lebih baik bagi mereka. Kami menangguhkan mereka hanya agar mereka bertambah dalam dosa."
(Ali ‘Imran: 178)

Maka yang seperti ini – dan semisalnya dari bentuk istihza’ (ejekan) Allah, sukhriyah (olok-olok), makr (tipu daya), dan khida‘ (penyesatan) terhadap orang-orang munafik dan musyrik – menurut sebagian ulama takwil, merupakan balasan dan akibat dari perbuatan mereka, bukan berarti Allah sungguh-sungguh melakukan tipu daya atau mengejek sebagaimana makna literalnya.

Sebagian ulama lain berkata:
“Ejekan Allah terhadap mereka adalah bentuk celaan dan teguran terhadap mereka atas kemaksiatan dan kekufuran mereka.”

Sebagian yang lain lagi berkata:
“Ini adalah bentuk jawaban balasan, seperti ucapan seseorang kepada penipunya saat berhasil mengalahkannya: ‘Akulah yang menipumu,’ padahal ia tidak benar-benar menipu, tapi hanya mengatakan itu sebagai pembalasan.”

Demikian pula firman-Nya:

“Mereka membuat tipu daya, dan Allah pun membalas tipu daya mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”
(Ali ‘Imran: 54)

Dan firman-Nya:

“Allah memperolok-olok mereka.”

Artinya bukan bahwa Allah benar-benar melakukan olok-olok, karena Allah tidak melakukan tipu daya atau ejekan seperti makna manusiawi,
tetapi maksudnya adalah bahwa dampak dari tipu daya mereka kembali kepada mereka, dan mereka dibalas dengan jenis perbuatan mereka itu.

Sebagian ulama berkata lagi:
Firman-Nya:
"Sesungguhnya kami hanya memperolok-olok,"
dan balasannya:
_"Allah memperolok-olok mereka,"

juga seperti firman-Nya:

“Mereka menipu Allah, dan Dia-lah yang membalas tipu daya mereka.”
(An-Nisā’: 142)

“Mereka mengejek orang-orang mukmin, maka Allah membalas ejekan itu kepada mereka.”
(At-Tawbah: 79)

“Mereka melupakan Allah, maka Allah pun melupakan mereka.”
(At-Tawbah: 67)

Dan semisalnya.

Semua ini adalah pemberitaan dari Allah Ta‘ala bahwa Dia akan membalas mereka dengan balasan yang sepadan dengan ejekan mereka, dan akan menghukum mereka setimpal dengan tipu daya mereka.
Maka redaksi ayat menyebutkan seolah-olah Allah yang melakukan, padahal maksudnya adalah pembalasan dan hukuman terhadap mereka,
sebagaimana firman-Nya:

“Dan balasan dari keburukan adalah keburukan yang setimpal. Maka barang siapa memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya di sisi Allah.”
(Asy-Syūrā: 40)

Dan firman-Nya:

“Barang siapa menyerang kalian, maka seranglah dia sebagaimana dia menyerang kalian.”

Yang pertama (serangan awal) adalah kezaliman, dan yang kedua (balasan) adalah keadilan. Maka walaupun bentuk redaksinya sama, maknanya sangat berbeda.

Ibnu Jarir menutup dengan mengatakan:
“Inilah makna yang dijadikan pedoman oleh para ulama tafsir dalam menjelaskan semua ayat serupa di dalam Al-Qur’an.”


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 91 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi