Maka setiap yang ada menyeru kepada keesaan-Nya, dan setiap yang terindra menunjukkan kepada rububiyah-Nya, dengan tanda-tanda ciptaan yang Dia berikan pada mereka, berupa kekurangan dan kelebihan, kelemahan dan kebutuhan, serta perubahan pada cacat yang bersifat sementara, dan keterikatan dengan peristiwa-peristiwa yang niscaya, agar hujjah-Nya menjadi sempurna. Kemudian Dia mengiringkan apa yang disaksikan dalil-dalil itu, dan Dia meneguhkan apa yang menyinari hati dari keindahannya, dengan para rasul yang Dia utus kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, sebagai penyeru kepada kebenaran yang telah nyata bagi mereka, dan hujjah yang telah tegak di akal; sebagaimana firman Allah: “Agar tidak ada lagi alasan bagi manusia terhadap Allah sesudah diutusnya para rasul” (An-Nisa’: 165), dan agar orang-orang yang berakal dan berhati lembut mengambil pelajaran.

Maka Allah menolong mereka dengan pertolongan-Nya, dan membedakan mereka dari seluruh makhluk-Nya, dengan bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran mereka, serta hujjah-hujjah yang kuat dan ayat-ayat yang mengandung mukjizat. Agar tidak ada orang yang berkata tentang mereka: “Ini tidak lain hanyalah manusia seperti kalian, dia makan dari apa yang kalian makan, dan minum dari apa yang kalian minum. Sungguh jika kalian menaati manusia seperti kalian, niscaya kalian benar-benar menjadi orang-orang yang merugi” (Al-Mu’minun: 34).

Maka Allah menjadikan mereka sebagai duta antara Dia dan makhluk-Nya, penjaga wahyu-Nya, Dia khususkan mereka dengan keutamaan-Nya, dan Dia pilih mereka dengan risalah-Nya. Kemudian Dia menjadikan mereka, dalam apa yang Dia anugerahkan berupa karunia-Nya, memiliki derajat yang berbeda-beda dan kedudukan yang beragam; Dia mengangkat sebagian mereka di atas sebagian yang lain dengan derajat yang bertingkat-tingkat, mulia dan berbeda. Dia memuliakan sebagian mereka dengan berbicara langsung dan berbisik rahasia, Dia menguatkan sebagian dengan Ruh al-Qudus, dan Dia khususkan sebagian dengan menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta serta penderita cacat.

Dan Dia melebihkan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan derajat yang paling tinggi, dengan kedudukan yang paling agung. Maka Dia menganugerahkan kepadanya bagian yang paling utama dari macam-macam kemuliaan-Nya, dan Dia khususkan baginya porsi terbesar dari derajat kenabian, serta Dia berikan kepadanya bagian yang paling banyak dari para pengikut dan sahabat. Allah mengutusnya dengan dakwah yang sempurna dan risalah yang menyeluruh.