Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1- Detail Buku
Halaman Ke : 40
Jumlah yang dimuat : 111

sana dikatakan bahwa orang banyak yang menonton telah dipertakut-takuti
oleh penipuan ahli-ahli sihir itu, yang hebat sunglapnya, sehingga tongkat-
tongkat dan tali-tali menyerupai ular. Dengan membaca ayat 116 surat al-A‘raf
ini mengertilah kita bahwa bukanlah Musa takut kepada tongkat-tongkat dan
tali-tali tukang sihir yang telah disunglap itu, melainkan takut orang banyak yang
bodoh-bodoh, terutama Bani Israil yang beliau pimpin akan tergoncang iman-
nya kalau tidak lekas-lekas Tuhan Allah menunjukkan kuatkuasaNya dengan
mu‘jizat. 

Ada lagi beberapa contoh yang lain, menunjukkan bahwa satu ayat hen-
daklah ditafsirkan dengan ayat yang lain. Di sinilah terasa betapa pentingnya
selalu membaca al-Quran, sedapat-dapatnya hafal al-Quran sehingga tahu
memasangkan di antara satu ayat dengan ayat yang lain, ayat yang kurang jelas,
akan dijelaskan oleh ayat yang lain. Ayat yang mujmal (secara umum) di-
mufashalkan (diperincikan) oleh ayat yang lain pula. 

Kalau tidak dapat lagi ayat ditafsirkan dengan ayat, barulah beliau pindah
kepada Sunnah Nabi. Sebab Nabi sendiripun pernah mengatakan: 

“Ketahuilah olehmu, sesungguhnya aku telah diberi ilmu al-Kitab, dan
seumpamanya itu pula sertanya!” 

Artinya bahwa Nabi Muhammad s.a.w. telah diberi Tuhan ilmu ilmu yang
berkenaan dengan al-Kitab, yaitu al-Quran, dan bersama dengan ilmu al Quran
itu diturunkan Tuhan pula tafsirnya dengan Sunnah beliau. 

Kalau sabda Nabi tidak pula bertemu yangmengenai itu, beliau tiliklah kata
sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. Sebab riwayat-riwayat dari sahabat sahabat
itu diterimanya dan disaksikannya dari Nabi. Ibnu Mas‘ud pernah mengatakan:
“Demi Allah! Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Tidaklah diturunkan suatu
ayatpun daripada Kitab Allah, melainkan sayalah yang tahu kepada siapa dia
diturunkan dan dimana dia diturunkan. Dan kalau aku mengetahui ada se-
seorang yang lebih tahu daripadaku tentang Kitab Allah, betapapun jauh
tempat kediamannya, asal masih dapat dicapai dengan kenderaan, niscaya
kudatangi dia.” 

Dan Nabi s.a.w. pun pernah mendoakan agar Abdullah bin Abbas diberi
petunjuk oleh Tuhan: “Ya Allah, beriiah kiranya dia faham yang dalam tentang
agama dan berilah dia pengetahuan tentang ta’wil.” 

Arti ta’wil hampir sama dengan tafsir. 

Kalau beliau — Ibnu Taimiyah — tidak mendapat lagi bahan tafsir dari kata-
kata sahabat Rasulullah, beliaupun pindah kepada pendapat Tabi‘in. Tetapi di
sini beliau lakukan saringan lebih keras. Yaitu beliau ambil mana yang ijma‘ di
antara mereka. Kalau ada satu pendapat yang mereka perselisihkan, beliau
pilihlah pendapat yang lebih dekat kepada bahasa aI-Quran (loghat) dan
pengetahuan tentang Sunnah (Ilmu Sunnah). 

Dengan pendirian dan cara demikian beliau mempunyai keyakinan bahwa
tidak ada satu ayatpun daripada ayat yang 6,236 itu yang tidak dapat ditafsirkan.
Beliau dan orang-orang yang sefaham dengan dia tetap berpendirian bahwa
penafsiran al-Quran tidak boleh dicampuri dengan pendapat sendiri. 


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?