seorang muballigh menyampaikan dakwahnya kepada orang kampung
yang agama mereka telah menjadi tradisi. Apa sajapun keterangan
dan dakwah yang disampaikan kepada mereka, niscaya akan mereka
terima. Sekarang ini muballigh menghadapi bangsa yang sudah mulai
cerdas, dengan habisnya buta huruf. Keterangan-keterangan yang
didasarkan kepada agama, padahal tidak masuk akal, sudah berani
mereka membantahnya. Padahal kalau mereka itu diberi keterangan
al-Qur'an dengan langsung, akan dapatlah lepas mereka dari dahaga
jiwa. Maka "Tafsir" kita ini adalah suatu alat penolong bagi mereka
untuk menyampaikan dakwahnya itu.
Sebelum kita langsung kepada penafsiran, terlebih dahulu kita
beri kata pendahuluan ini, yang di dalamnya akan terbayang kemana
tujuan tafsir. Adapun penafsir ini sendiri, tidaklah seorang yang
menempuh spesialisasi di dalam salah satu cabang ilmu Islam, cuma
mengetahui secara merata dan meluas pada tiap-tiap cabang ilmu itu.
Biasanya ilmu yang meluas rata itu tidaklah mendalam. Laksana
seorang dokter membuka praktek 'untuk umum, tahulah dia serba
sedikit dalam tiap cabang ilmu kedokteran, tetapi tidak ada yang
mendalam dalam salah satunya. Kalau sudah mendalam dalam satu
ilmu, bernama dia spesialis; misalnya spesialis telinga, kerongkongan
dan hidung, spesialis mata, spesialis kanker dan sebagainya.
Al-Qur'an mengandung segala macam ilmu Islam : Ilmu Tauhid,
Tasauf, fikih, sejarah, ilmu jiwa, akhlak, ilmu alam dengan segala
cabangnya. Yang hendaknya menulislah segala spesialis ilmu itu
dalam fak ilmunya masing-masing mengenai tiap-tiap ayat, dan akan
keluarlah tafsir berpuluh bahkan beratus jilid, sebagai uraian masing-
masing ayat yang mengenai bintang. Ahli biologi menafsirkan ayat
yang mengenai kelahiran manusia dan hidupnya pasangan laki-laki
dan perempuan. Saat membicarakan petir atau kilat, yang memang
ada satu surat khas memakai nama itu, tampil pula ahli ilmu tentang
itu. Ketika membicarakan tentang lebah dengan madunya atau laba-
laba dengan sarangnya yang rapuh, tampil pula ahli ilmu serangga,
dan seterusnya.Tafsir yang terlalu amat ideal (cita-cita sangat tinggi)
itu tidaklah akan dapat disusun oleh seseorang. Yang sebaiknyalah
cara yang kita tempuh sekarang ini, bahwa setiap-tiap ayat ditafsirkan
menurut lafadz dan maknanya dan rahasia yang terkandung di
dalamnya. Maka jika ada orang yang berminat menyelidiki kandungan