satu ayat lebih mendalam lagi, ditambahnyalah penyelidikan dalam
bagian itu di dalam kitab-kitab karangan sarjana yang ada di luar tafsir,
sehingga kitab itupun menolongnya memahamkan lebih dalam
maksud ayat.
Misalnya di dalam surat Saba (surat 34), ayat tiga ada dibicarakan
dari hal Dzarrah yang berarti Atom. Dikatakan dalam ayat itu bahwa
bagi Allah tidaklah ada yang tersembunyi, walaupun yang seberat atom
di semua langit dan bumi, dan tidakpun yang lebih kecil daripada
atom itu, ataupun yang terlebih besar. Semuanya tercatat di dalam
kitab yang nyata dan jelas.
Ketika membaca ayat ini kita telah mendapat petunjuk bahwa
ada lagi sesuatu yang lebih kecil daripada atom. Al-Qur'an hanya
menyatakan adanya, dan tidaklah dia menguraikan bagaimana adanya
yang lebih kecil dari atom itu secara terperinci. Untuk mengetahui ini
tidak di dalam al~Qur'an lagi tempatnya. Ini sudah diserahkan kepada
usaha manusia sendiri.
Oleh karena itu jika ada orang yang mengatakan bahwa segala
ilmu sudah cukup dalam al-Qur'an tidaklah perkataan orang itu benar,
yang benar adalah anjuran al-Qur'an buat menyelidiki semua cabang
ilmu.
Lantaran itu maka tidaklah salah kalau penulis tafsir Al-Azhar
ini tidak ahli mendalam dalam segala macam segi ilmu Islam yang
mashur sebab dalam sejarah ilmu Islam sendiri demikian juga halnya.
Ulama yang takhassus (spesialisasi) dalam hadits, lemahlah dia dalam
ijtihad dan fikih. Ulama-ulama yang dapat mengistz'mbathkan hukum
dari al-Qur'an dan hadits, kerapkali tidak kuat menghapal, yang kuat
menghapal kerapkali tidak kuat memikir. Al-Ghazali indah uraian dan
knpasannya, tetapi sangat lemah beliau dalam soal menyaring hadits-
hadits. Dalam kalangan ulama ditanah air kitapun banyak terdapat
Ulama yang sangat mendalam pengertiannya dalam bahasa Arab,
sehingga mampu mengarang dan menggubah syair dalam bahasa itu,
tetapi dia sangat lemah dalam bahasa Indonesia sendiri. Sehingga
kealiman beliau tidak begitu dirasai dan dikecap oleh orang banyak.
Atau seperti pengarang ”Tafsir” ini. Dikenal sebagai pengarang
berpuluh-puluh buku Agama Islam dalam bahasa Indonesia, namun
dia masih banyaklah kekurangan ilmu pengetahuan agama meskipun
telah beroleh gelar Doktor H.C. dari Al-Azhar University dan pernah