**Ketinggian Allah di Atas 'Arasy:**
Dan ada laporan yang menyatakan bahwa dia (pengarang teks) mengatakan bahwa 'Istawa' (menduduki) adalah salah satu sifat dari Dzat Allah. Dia juga menyatakan bahwa dalam konteks 'Istawa,' itu berarti ketinggian dan keagungan Allah, dan Allah selalu tinggi dan agung sebelum menciptakan 'Arasy-Nya. Dia menganggap bahwa 'Arasy adalah yang paling agung di antara semua entitas, dan Allah memilih untuk mengaitkan 'Arasy dengan makna yang berbeda dari entitas lainnya. Dia juga mengklarifikasi bahwa Allah berada di atas segala sesuatu, dan Dia adalah Yang Maha Tinggi di atas segala sesuatu. Dia tidak dapat dijelaskan dengan sentuhan fisik atau pertemuan, karena Allah Maha Tinggi dan Maha Agung. Dia tidak mengalami perubahan, perubahan, atau batasan sebelum atau setelah penciptaan 'Arasy.
**Keberadaan Allah di Semua Tempat:**
Dia menolak pandangan bahwa Allah secara harfiah berada di setiap tempat dengan Dzat-Nya, karena semua tempat adalah terbatas. Dia juga mengutip laporan dari seorang sahabat, Malik bin Anas, yang menyatakan bahwa Allah Ta'ala adalah Maha Tinggi di atas 'Arasy-Nya seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran. Dalam pandangannya, Allah memiliki pengetahuan tentang semua hal tanpa berada dalam kontak fisik dengan mereka. Allah adalah Maha Tinggi dan berdiri sendiri, di atas segala sesuatu. Dia mengutip beberapa ayat Al-Quran yang menggambarkan keagungan dan ketinggian Allah di atas segala sesuatu.