**Kemarahan dan Kepuasan Allah:**
Pengarang teks mengutip beberapa ayat Al-Quran untuk menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat-sifat seperti kemarahan dan kepuasan. Dia mencatat bahwa dalam pandangan Imam Ahmad bin Hanbal, Allah bisa merasa marah dan senang, dan itu diungkapkan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ahmad bin Hanbal mengutip ayat-ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Allah dapat merasa marah, dan dia menambahkan kata "kemarahan" sendiri. Dia juga mengutip ayat yang menyatakan bahwa ketika orang-orang berbuat dosa, Allah mengambil tindakan sebagai bentuk kemarahan-Nya. Ahmad bin Hanbal juga mengutip ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat kepuasan.
Menurut pandangan pengarang teks, kemarahan dan kepuasan adalah sifat-sifat Allah yang tidak pernah berubah. Allah selalu merasa marah terhadap orang yang berdosa, dan Dia selalu merasa puas dengan tindakan yang sesuai dengan kehendak-Nya.
**Penolakan Terhadap Pandangan bahwa Kemarahan dan Kepuasan Allah adalah Makhluk:**
Pengarang teks juga mencatat bahwa Imam Ahmad bin Hanbal dan para pengikutnya menolak pandangan bahwa kemarahan dan kepuasan Allah adalah makhluk yang dapat lenyap. Mereka berpendapat bahwa jika kemarahan Allah terhadap orang-orang kafir dapat lenyap, maka demikian pula kepuasan-Nya terhadap para nabi dan orang-orang beriman dapat lenyap. Oleh karena itu, mereka menolak pandangan tersebut.