Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 18
Jumlah yang dimuat : 623

Pengantar Mengapa surah al-Fatihah yang turun jauh sesudah surah Iqra' ditempatkan pada awal al-Qur'an? Mengapa juga Basmalah merupakan awal ayatnya? Mengapa ar-rahmån ar-rapim, ditempatkan sesudah al-bamdu lillahi rabb al-'alami? Mengapa al-Fatihah yang turun di Mekah itu disusul dengan al-Baqarah yang turun di Madinah selama lebih kurang sembilan tahun? Mengapa surah-surah yang dimulai dengan b4, wi disusun secara berurut? Mengapa surah yang dimulai dengan penyucian Allah dimulai dengan yang menggunakan kata jadian subhdna, disusul dengan yang menggunakan kata kerja masa lampau, (sabbaha) kemudian surah yang dimulai dengan kata kerja masa kini dan datang (yusabbihu) dan rentetan surah-surah penyucian itu berakhir dengan yang berbentuk kata perintah (sabbihisma)? Apakah itu sebuah kebetulan, atau ada rahasia di baliknya? Pasti ada! Bukankah ada alasan tertentu sehingga Kepala Negara ditempatkan pada barisan paling depan dalam satu upacara, walau kedatangannya paling akhir? Bukankah terlihat dalam upacara ini, Menteri A yang ada di sampingnya dan dalam upacara lain yang mendampinginya Menteri B? Bukankah sebelum upacara berlangsung, penyelenggara yang apik telah menentukan tempat duduk tamu-tamu berdasar pertimbangan-pertimbangan tertentu? Apakah tidak demikian juga dengan ayat-ayat dan surah-surah al-Qur'an? Tidak adakah rahasia, hikmah, atau alasan penyusunan sistematikanya itu? Di sini para pakar berijtihad, melakukan upaya sungguh-sungguh untuk menemukan jawaban pertanyaan seperti di atas. Ada yang berhasil meyakinkan pembacanya dan ada juga yang penjelasannya terasa agak dipaksakan. Hemat penulis, yang terakhir ini tidak mengapa, karena betapapun, semua pandangan dalam hal ini adalah upaya memperkenalkan salah satu aspek al-Our'ain, dan semua pandangan — betapapun kuatnya — tetap mengandung kemungkinan benar atau salah. Yang benar mendapat dua pahala dan yang salah tetap mendapat ganjaran, walau hanya satu pahala. Kritik dan pertanyaan-pertanyaan tentang urutan ayat dan surahsurah al-Qur'an telah lama terdengar dan dibantah oleh ulama-ulama. Antara lain oleh al-Khaththabi (319-388 H) dalam bukunya Bayan Ija al-Qur'an. Tujuan bergabungnya berbagai persoalan dalam satu surah adalah agar setiap pembaca al-Qur'an dapat memperoleh sekian banyak petunjuk dalam waktu yang singkat — tanpa harus membaca seluruh ayat-ayat alQur'an. Demikian al-Khaththabi menjawab kritik tersebut yang tentu belum memuaskan semua pihak. xxi


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?