Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 22
Jumlah yang dimuat : 623

Pengantar hubungan antar surah demi surah dalam al-Qur'an, bukan hubungan ayat dengan ayat maupun kata dengan kata, ia juga tidak menjelaskan tema pokok dari surah-surah yang dibahasnya. Badruddin Muhammad Ibn “Abdullah az-Zarkasyi (w. 794 H) juga menulis tentang sistematika al-Qur'an dan menyayangkan kurangnya perhatian ulama tentang hal ini, walau pakar ilmu-ilmu al-Qur'an ini sendiri hanya menguraikan sekitar empat halaman tentang persoalan ini dalam bukunya a/-Burhin. Ulama terdahulu yang juga berbicara tentang persolan yang sedang kita bicarakan ini adalah Jalaluddin as-Suyuthi, antara lain dalam bukunya yang diedit ulang dengan nama Asrir Tartib al-Our'in, atau dalam bukunya al-ligin. Tetapi sepanjang penelitian penulis, apa yang dikemukakannya dalam buku di atas hampir dapat dinilai sebagai saduran dari karya ilmiah Abu Ja'far yang dikitip oleh al-Bigai. Memang produktifitas ulama yang cukup populer ini adalah dalam bidang menyadur pandangan-pandangan ulama sebelumnya, penyaduran yang tidak jarang tanpa pemilahan yang saksama, sehingga Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935 M), salah seorang pakar tafsir abad XX kelahiran Lebanon itu, menilainya sebagai Hthibul Laill penghimpun barang di waktu malam, yakni tidak jeli dalam menghimpun, atau menghimpun segalanya tanpa seleksi. » Dalam al-Itgdn, as-Suyuthi menukil apa yang dalam Nagh ad-Durar, dinukil oleh al-Biga'i dari gurunya Abu al-Fadhl Muhammad Ibn Muhammad al-Misydali al-Maghrabi (w.865 H) bahwa: “Prinsip pokok yang mengantar kepada pengetahuan tentang hubungan antar ayat dalam seluruh al-Our'an, adalah mengamati tujuan yang oleh karenanya surah diturunkan, serta melihat apa yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut menyangkut mukadimah atau pengantarnya, dan memperhatikan pula tingkat-tingkat pengantar itu dari segi kedekatan atau kejauhannya. Selanjutnya, ketika berbicara tentang pengantar itu, Anda hendaknya melihat pula apa yang boleh jadi muncul dalam benak pendengar (ayat-ayat yang dibaca) menyangkut hukum atau hal-hal yang berkaitan dengannya, sehingga terpenuhi syarat balaghah (kesempurnaan uraian), terhapus dahaga yang haus, serta (pendengar) terhindar dari keingintahuan (akibat jelasnya uraian). Inilah prinsip pokok yang menentukan hubungan antar semua bagian-bagian al-Qur'an. Jika Anda melaksanakannya, Insya Allah akan menjadi jelas bagi Anda hubungan keserasian ayat dengan ayat, surah dan surah, dan Allah Maha Pemberi Petunjuk.” XXV


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?