Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 39
Jumlah yang dimuat : 623

Kelompok ! ayat 1 Surah al-Fatihah (1) agar memperoleh berkatnya. Inilah menurutnya tujuan penyisipan kata 1577. Maksud ulama kenamaan ini lebih kurang sebagai berikut: Ketika kita memberi nama satu lokasi atau bangunan — katakanlah Bandar Udara Sukarno Hatta — maka tujuannya antara lain adalah untuk mengabadikan kedua tokoh yang berjasa dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kedua tokoh tersebut menjadi kekal paling tidak selama apa yang menyandang namanya itu tetap wujud. Di sisi lain, ketika seorang ayah menamai anaknya “Muhammad” maka ia mengharap kiranya sang anak memperoleh berkat Nabi Muhammad saw. serta meneladani sifat-sifat beliau. Oleh karena itu, ketika kita memulai suatu pekerjaan dengan menyebut “nama” Allah, maka berdasarkan analisis di atas pekerjaan tersebut diharapkan kekal di sisi Allah. Di sini yang diharapkan kekal bukan Allah — karena Dia adalah Maha Kekal, tetapi pekerjaan yang dilakukan itulah yang kekal, dalam arti ganjaran yang kekal sehingga dapat diraih kelak di hari Kemudian. Memang banyak pekerjaan yang dilakukan seseorang, bahkan boleh jadi pekerjaan besar, tetapi tidak berbekas sedikit pun serta tidak ada manfaatnya bukan hanya di akhirat kelak, di dunia pun ia tidak bermanfaat. Allah berfirman: “Kami hadapi hasil karya mereka kemudian Kami jadikan ia (bagaikan) debu yang berterbangan (sia-sia belaka)” (QS. al-Furgan (25): 23). Penulisan kata ( ¢ ) “bismi” dalam Basmalah tidak menggunakan huruf “alif” berbeda dengan kata yang sama pada awal surah Iqra’, yang tertulis dengan tata cara penulisan baku yakni menggunakan huruf Alif (b). Persoalan ini menjadi bahasan para pakar dan ulama. Pakar tafsir al-Ourthubi (w. 671 H) berpendapat bahwa penulisan tanpa huruf alif pada Basmalah adalah karena pertimbangan praktis semata-mata. Kalimat ini sering ditulis dan diucapkan, sehingga untuk mempersingkat tulisan ia ditulis tanpa alif. Az-Zarkasyi (w. 794 H) menguraikan dalam kitabnya a/-Burhin bahwa tata cara penulisan al-Yur'an mengandung rahasia-rahasia tertentu. Dalam hal menanggalkan huruf 4/f pada tulisan satu kata dalam al-Qur'an. AzZatkasyi mengemukakan kaidah yang intinya adalah bahwa penanggalan huruf alif itu mengisyaratkan bahwa ada sesuatu dalam rangkaian katanya yang tidak terjangkau oleh oleh panca indra. Kata A//ah demikian juga arRahmdn pada Basmalah tidak dapat terjangkau hakikatnya. Kedua kata itu tidak dapat digunakan kecuali untuk menunjuk Tuhan Yang Maha Esa. Kata bismi yang dirangkaikan dengan Allah dan ar-Rahman bermaksud mengisyaratkan hal itu. Atas dasar itu pula kata bis pada surah Igra’ ditulis


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?