Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 78
Jumlah yang dimuat : 623

yo s4 d Kg Surah al-Fatihah (1) Kelompok II ayat 5 “4 berlebihan. Memang tingkatnya rendah, tetapi bukan berarti tidak diterima. Bukankah Allah sendiri yang memuji orang-orang yang takut kepada-Nya (OS. Fathir (35J: 28)? Bukankah Allah memerintahkan: “Maka janganlah kamu, lakut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk” (QS. al-Baqarah [2]: 150)? Bukankah takwa yang diperintahkan-Nya berkali-kali itu, adalah melakukan aktivitas dalam rangka menghindari siksa-Nya? i Thahir Ibn “Asyir menulis apa yang dinamainya Szrr Masyga iyyat alIbadah (rahasia dibalik perintah melakukan ibadah). Menurutnya, Allah swt. menciptakan alam ini agar menjadi sarana penampakan kesempurnaan sifat-sifat-Nya, sifat wujud, ilmu dan gudrat-Nya. Dia menjadikan penerimaan manusia atas kesempurnaan melalui tolok ukur kadar pengetahuan mereka tentang ilmu dan gudrat Allah swt. Yang Maha Kuasa itu menganugerahkan kepada manusia naluri yang menjadikan mereka tidak puas dengan apa yang telah diperolehnya dari tingkat-tingkat kesempurnaan dan ma'rifat. Allah juga membimbing mereka menuju kepada apa yang dapat digunakannya mencapai tujuannya itu agar mereka dapat meraih ketinggian derajat di hari Kemudian melalui ketinggian derajat di dunia ini. Selanjutnya Allah swt. menjadikan potensi mereka untuk meraih segala macam kebajikan duniawi dan ukhrawi bergantung pada pengajaran utusan-utusanNya yang diberi-Nya wahyu tentang prinsip-prinsip kebajikan. Nah, karena penerimaart pengajaran tersebut berkaitan erat dengan pengawasan diri terhadap gejolak nafsu manusia yang selalu mengajak kepada kedurhakaan, sedang pengawasan diri itu membutuhkan kesadaran tentang Dia (Allah) yang dapat menganugerahkan kebajikan dan sanksi. Dari sini, maka ibadah disyariatkan agar manusia selalu ingat kepada-Nya, karena ketersembunyiaan Dzat-Nya akibat ja/a/ (keagungan, keindahan dan kebesaran yang disandang-Nya) dapat menjadikan manusia lupa bila tidak diingatkan melalui ibadah kepada-Nya. Demikian Thahir Ibn “Asyir. Anda jangan duga dari penjelasan di atas bahwa Allah yang membutuhkan ibadah manusia. Tidak. Ibadah merupakan kebutuhan manusia lebih daripada satu kewajiban. Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak dapat hidup kecuali dengan bantuan pihak lain. Tetapi manusia seringkali bersifat egois, ingin menang sendiri, padahal demi kemaslahatan bersama, keadilan harus ditegakkan. Oleh karena itu, maka Allah swt. menetapkan syariat dan menjelaskan sanksi dan ganjaran, agar dengan demikian setiap orang sadar dan takut kepada-Nya. Dalam rangka mengingatkan manusia tentang kehadiran Allah


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?