Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 9
Jumlah yang dimuat : 623

Sekapur Sirih Our'an yang menggunakan apa yang dikenal dengan ihtibak, yakni menghapus satu kata atau kalimat karena telah ada pada redaksinya kata atau kalimat yang dapat menunjuk kepadanya. Sebagai contoh, “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu gelap supaya kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang benderang supaya kamu mencari karunia Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mendengar” (OS. Yunus [10]: 67). Kata “gelap” tidak tercantum dalam redaksi ayat, karena pada penggalan berikut telah disebut kata terang benderang, demikian juga “supaya kamu mencari karunia Allah” tidak disebut dalam redaksi ayat ini, karena lawannya yaitu supaya kamu beristirahat telah dikemukakan sebelumnya. Selanjutnya, penggunaan bentuk-bentuk kata tertentu seringkali mengandung makna yang tidak dapat ditampung kecuali dengan penyisipanpenyisipan. Sebagai contoh, firman-Nya dalam OS. al-M2'idah (5): 78. Tea 0 - nba e sa ran -3 Pn UR AK SO da JA ia Sa Dyah 183 tpat “Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Isrd'il disebabkan oleh lisan Dåâúûd dan Tsa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka telah durbaka dan selalu melampaui batas.” Ketika menafsirkan ayat ini, penulis antara lain mengemukakan pendapat pakar tafsir Thahir Ibn “Asyir bahwa kata ( 5) alá pada firmanNya: (3413 Old Je) ‘alâ lisâni dâwüd berarti disebabkan, yang sekaligus mengandung makna kemantapan, sehingga kata itu mengisyaratkan bahwa kutukan itu benar-benar diucapkan oleh lidah beliau, bukan atas namanya, bukan juga dengan bahasa yang digunakannya. Mengapa mereka dikutuk? Seakan-akan ada yang bertanya demikian. Ini dijawab oleh penggalan ayat berikutnya, yakni disebabkan mereka telah durhaka dan selalu melampaui batas. Gabungan dari tiga hal yang dikandung ayat di atas, yaitu ( 443) dzålika/ itu, ( ġe) ‘alä/ sebab, dan jawaban terhadap adanya pertanyaan di atas, ketiganya melahirkan pembatasan, sehingga pada akhirnya ayat ini mengandung makna bahwa kutukan tersebut tidak lain kecuali karena kedurhakaan mereka. Pembatasan ini perlu, agar tidak timbul kesalahpahaman tentang sebab kutukan, yang seringkali disalahpahami oleh xi


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?