Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : The Palestinian Exodus in 1948 - Detail Buku
Halaman Ke : 1
Jumlah yang dimuat : 14
« Sebelumnya Halaman 1 dari 14 Berikutnya » Daftar Isi
English published

The Palestinian Exodus in 1948

Author:  Steven Glazer

Abstract: 

The historical question of why the vast majority of Palestinians left their homes in 1948 is not only relevant as a problem of history, but has been given added significance by the protagonists involved. Rightly or wrongly, both Palestinian and Israeli spokesmen and adherents have sought to link the events of 1948 with their claims to the land today. In order to do this, each has come up with a different version of events and drawn its conclusions accordingly.

It is not the purpose of this paper to do anything more than examine the conflicting explanations of the exodus and attempt to offer a coherent analysis. It is not my aim to try to extrapolate from this analysis an evaluation of Palestinian rights. Indeed, if the fundamental question in the Palestine conflict is the Zionist presence in that country, this episode can at most be seen as an expression, in part, of Zionist thinking, and not the be all and end all that it is frequently touted as. For unless Israel can come to terms with the region in which she exists and be accepted by the native inhabitants, especially the Palestinian people, no settlement of the conflict is imaginable. Thus it is futile to hope that one episode in the seventy-year collision between Zionism and Palestinian nationalism can explain or justify arguments about the entire problem.

Steven Glazer is a Ph. D. candidate in History at Georgetown University, Washington, D.C. 

Bahasa Indonesia Translation

The Palestinian Exodus in 1948

Eksodus Palestina tahun 1948

Penulis: Steven Glazer

Sumber :  Journal of Palestine Studies Vol.9 No. 4 Summer 1980

Pertanyaan historis mengenai mengapa mayoritas besar rakyat Palestina meninggalkan rumah mereka pada tahun 1948 bukan hanya sekadar persoalan sejarah, melainkan juga memperoleh makna tambahan karena keterlibatan para pihak yang berseteru. Baik juru bicara maupun pendukung Palestina dan Israel, dengan benar atau salah, berusaha mengaitkan peristiwa 1948 dengan klaim mereka atas tanah hingga hari ini. Untuk melakukan itu, masing-masing pihak menyusun versi cerita yang berbeda dan menarik kesimpulan sesuai kepentingannya.

Tulisan ini tidak bertujuan lebih dari sekadar menelaah penjelasan yang saling bertentangan mengenai eksodus tersebut serta mencoba menawarkan analisis yang lebih runtut. Bukan pula menjadi tujuan saya untuk menarik evaluasi langsung mengenai hak-hak bangsa Palestina dari analisis ini. Sesungguhnya, bila pertanyaan mendasar dalam konflik Palestina adalah keberadaan Zionisme di wilayah itu, maka episode ini paling jauh hanya dapat dipandang sebagai cerminan sebagian dari cara pandang Zionis, bukan sebagai penentu utama sebagaimana kerap digembar-gemborkan. Sebab, selama Israel belum dapat berdamai dengan lingkungan regional tempat ia berada dan diterima oleh penduduk asli, khususnya rakyat Palestina, maka penyelesaian konflik tidak dapat dibayangkan. Dengan demikian, sia-sia berharap bahwa satu episode dalam benturan tujuh puluh tahun antara Zionisme dan nasionalisme Palestina bisa menjelaskan atau membenarkan seluruh persoalan.

Steven Glazer adalah kandidat doktor (Ph.D.) bidang Sejarah di Georgetown University, Washington, D.C.

IDWaktuBahasaPenerjemahStatusAksi
#1420 Sep 2025, 05:22:36idadminTervalidasi

Eksodus Palestina tahun 1948

Penulis: Steven Glazer

Sumber :  Journal of Palestine Studies Vol.9 No. 4 Summer 1980

Pertanyaan historis mengenai mengapa mayoritas besar rakyat Palestina meninggalkan rumah mereka pada tahun 1948 bukan hanya sekadar persoalan sejarah, melainkan juga memperoleh makna tambahan karena keterlibatan para pihak yang berseteru. Baik juru bicara maupun pendukung Palestina dan Israel, dengan benar atau salah, berusaha mengaitkan peristiwa 1948 dengan klaim mereka atas tanah hingga hari ini. Untuk melakukan itu, masing-masing pihak menyusun versi cerita yang berbeda dan menarik kesimpulan sesuai kepentingannya.

Tulisan ini tidak bertujuan lebih dari sekadar menelaah penjelasan yang saling bertentangan mengenai eksodus tersebut serta mencoba menawarkan analisis yang lebih runtut. Bukan pula menjadi tujuan saya untuk menarik evaluasi langsung mengenai hak-hak bangsa Palestina dari analisis ini. Sesungguhnya, bila pertanyaan mendasar dalam konflik Palestina adalah keberadaan Zionisme di wilayah itu, maka episode ini paling jauh hanya dapat dipandang sebagai cerminan sebagian dari cara pandang Zionis, bukan sebagai penentu utama sebagaimana kerap digembar-gemborkan. Sebab, selama Israel belum dapat berdamai dengan lingkungan regional tempat ia berada dan diterima oleh penduduk asli, khususnya rakyat Palestina, maka penyelesaian konflik tidak dapat dibayangkan. Dengan demikian, sia-sia berharap bahwa satu episode dalam benturan tujuh puluh tahun antara Zionisme dan nasionalisme Palestina bisa menjelaskan atau membenarkan seluruh persoalan.

Steven Glazer adalah kandidat doktor (Ph.D.) bidang Sejarah di Georgetown University, Washington, D.C.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 1 dari 14 Berikutnya » Daftar Isi