Seorang Lelaki yang Setara Seribu Lelaki (2)



رجل بألف رجل

Seorang Lelaki yang Setara Seribu Lelaki (Bagian Dua)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Seorang Lelaki yang Setara Seribu Lelaki ini masuk dalam Kategori Sirah Nabawiyah

إضاءات حول الموقف

Pencerahan dari Peristiwa Ini:

يؤصّل النبي – صلى الله عليه وسلم – من خلال هذا الموقف المشرق، المقياس الحقيقي في القرب والبعد من الله عزّ وجل، ألا وهو التقوى والالتزام بحدود الشرع أمراً ونهياً، مستمدّاً ذلك من قوله تعالى :

Melalui peristiwa yang penuh cahaya ini, Nabi ﷺ menegaskan prinsip dasar dalam menentukan dekat dan jauhnya seseorang dari Allah ‘azza wa jalla. Ukurannya adalah ketaqwaan dan komitmen terhadap batasan syariat dalam hal perintah maupun larangan. Prinsip ini bersumber dari firman Allah Ta’ala :

إن أكرمكم عند الله أتقاكم ( الحجرات : ١٣)، 

{Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa} (Surah Al-Hujurat ayat 13).

وهذا هو الميزان الحق الذي يتفاضل به الناس، والميزان السماوي الذي يُسقط كلّ المقوّمات الأرضيّة ولا يجعل لها اعتباراً، ومحلّ النظر الإلهيّ يكون للجوهر لا للصوره ، قال عليه الصلاة والسلام :

Inilah standar yang benar dalam menilai manusia; timbangan langit yang menggugurkan seluruh parameter duniawi dan tidak memberi bobot padanya. Yang menjadi fokus perhatian Allah adalah hakikat, bukan tampilan luar. Nabi ﷺ bersabda :

( إن الله لا ينظر إلى صوركم وأموالكم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم) رواه مسلم ،

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan tidak kepada harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (Hadits Riwayat Imam Muslim).

فلا قيمة للنسب ولا قيمة للجاه ولا للقوّة أو الصحّة ولا لغيرها، إذا تعرّى الإنسان من إيمانه وأخلاقه، وفضائله ومبادئه.

Maka tidak ada nilai bagi nasab, jabatan, kekuasaan, kesehatan, atau hal lain jika seseorang kosong dari iman, akhlak, keutamaan, dan prinsip luhur.

وباستيعابنا لهذا الميزان الدقيق، نُدرك حقيقة التقييم الوارد في نصوص الشرع، لنماذج بشريّة : سقط اعتبارها في الميزان السماوي، كمثل ذلك الرجل الذي أخبر عنه النبي – صلى الله عليه وسلم – بقوله :

Dengan memahami standar yang akurat ini, kita menjadi tahu bagaimana penilaian yang disebutkan dalam nash-nash syariat terhadap sosok-sosok manusia yang—secara langit—tidak memiliki nilai. Seperti orang yang disebut Nabi ﷺ :

( إنه ليأتي الرجل العظيم السمين يوم القيامة، لا يزن عند الله جناح بعوضة، اقرؤوا إن شئتم { فلا نقيم لهم يوم القيامة وزنا } ( الكهف : ١٠٥ ) متفق عليه،

“Sungguh akan datang seseorang yang besar dan gemuk pada hari kiamat, tetapi di sisi Allah dia tidak lebih berat dari sayap nyamuk. Bacalah jika kalian mau: {Maka Kami tidak akan memberikan kepada mereka suatu nilai pun pada hari kiamat}” (Surah Al-Kahfi ayat 105) – Muttafaq ‘alaih.

وقريبٌ منه : النموذج النفاقي، الذي جاء وصفه في القرآن الكريم : { وإذا رأيتهم تعجبك أجسامهم وإن يقولوا تسمع لقولهم } ( المنافقون : ٤) فهم من القوّة والفصاحة ما يُعجب الناظرين، ويُبهر السامعين، ومع ذلك فمآلهم الدرك الأسفل من النار.

Dekat dengan itu pula adalah contoh orang-orang munafik yang digambarkan dalam Al-Qur’an: {Dan apabila kamu melihat mereka, kamu akan kagum pada tubuh-tubuh mereka, dan jika mereka berbicara, kamu akan mendengarkan perkataan mereka} (ٍSurah Al-Munafiqun ayat 4). Mereka memiliki kekuatan dan kefasihan yang mengagumkan, memukau pendengar, namun tempat kembali mereka adalah neraka paling bawah.

ونستلهم مما سبق : أن الأكرم عند الله تعالى والأقرب إليه والأتقى له، هو الذي يستحقّ منّا الرعاية والاهتمام، والإعجاب والحفاوة، وإن قلّ نصيبه من الدنيا، ولرُبّ رجلٍ أشعث أغبر، لا يُعدل به ألف رجل، لو أقسم على الله أبرّه :

Dari semua itu kita mengambil pelajaran: Bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah, yang paling dekat dengan-Nya, dan paling bertakwa kepada-Nya, dialah yang layak mendapat perhatian, penghormatan, kekaguman, dan penghargaan dari kita, meskipun bagian dunianya sedikit. Bisa jadi, seorang lelaki yang rambutnya kusut, lusuh pakaiannya, tidak terlihat berharga di mata manusia, lebih bernilai daripada seribu lelaki. Jika ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya.

ترى الرجل الخفيف فتزدريه وفي أثوابه أسد هصور

Engkau melihat seorang lelaki yang ringan (rendah di mata orang), lalu meremehkannya, padahal dalam pakaiannya terdapat singa yang ganas.

ويعجبك الطرير فتبتليه فيخلف ظنك الرجل الطرير

Kau terkagum dengan pria tampan nan memesona, tapi setelah diuji, dia mengecewakan harapanmu.

لقد عظم البعير بغير لب فلم يستغن بالعظم البعير

Unta itu besar tubuhnya, namun tanpa akal, dan besarnya tubuh tak membuatnya cukup bernilai.

Alhamdulillah, Selesai rangkaian artikel 2 (Dua) Seri

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.