Allah Ta’ala Mengharamkan Bumi Memakan Jasad Para Nabi



رتبة حديث: إن الله عز وجل حرم على الأرض أجساد الأنبياء

Derajat Hadits: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Mengharamkan Bumi Memakan Jasad Para Nabi

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Allah Ta’ala Mengharamkan Bumi Memakan Jasad Para Nabi ini termasuk dalam Kategori Islamic Question and Answers

السؤال

Pertanyaan:

يوجد في الحديث الشريف ما يدل على أن أجساد الأنبياء لا تتحلل ولا يدركها البلى، ومن هذه الأحاديث ما رواه أبو داود والنسائي أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: 

Dalam hadits disebutkan bahwa jasad para nabi tidak hancur dan tidak dimakan oleh tanah. Di antara hadits tersebut adalah riwayat Abu Dawud dan an-Nasa’i, bahwa Nabi ﷺ bersabda :

إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة، فيه خلق آدم وفيه قبض وفيه النفخة وفيه الصعقة، فأكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم معروضة علي، قالوا يا رسول الله: وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد أرمت، يقولون: بليت، فقال: إن الله عز وجل حرم على الأرض أجساد الأنبياء”.

“Sesungguhnya hari terbaik kalian adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia diwafatkan, pada hari itu ditiup sangkakala, dan pada hari itu terjadilah petir dahsyat. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu, karena shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami akan diperlihatkan kepadamu padahal engkau telah hancur (binasah di tanah)?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi.”

السؤال ما درجة صحة هذا الحديث وهل يجوز للعلماء المتخصصين إثبات ذلك من باب الإعجاز العلمي في السنة؟ أرجو إجابة شافية. والله ولى التوفيق.

Pertanyaannya: Apa derajat keshahihan hadits ini? Dan bolehkah para ulama membuktikan hal itu sebagai bentuk i’jaz (kemukjizatan ilmiah) dalam sunnah? Mohon jawaban yang memadai. Wallahu waliyyut taufiq.

الإجابــة

Jawaban:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه، أما بعد:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau, amma ba’du:

فإن الحديث من ناحية الصحة صحيح، فقد صححه الشيخ الألباني والإمام النووي وغيرهما.

Hadits ini dari sisi keshahihan adalah shahih. Hadits ini telah disahkan oleh Syaikh al-Albani, Imam an-Nawawi, dan selain keduanya.

وأما إثبات هذا من الإعجاز العلمي فإن الإعجاز العلمي قد ذكرنا في الفتوى  الأخرى هنا ، 

Adapun menetapkan hal ini sebagai bentuk i’jaz ‘ilmi (kemukjizatan ilmiah), maka sebagaimana telah kami sebutkan dalam fatwa lain disini,

أنه يعني به تأكيد الكشوف العلمية الحديثة للحقائق الواردة في القرآن والسنة، ولا سبيل لإثبات هذا الأمر في الشرع إذا كان المقصود أنه يكشف قبور الأنبياء حتى يطلع عليهم وترى أجسادهم على حالها.

maksudnya adalah penguatan temuan-temuan ilmiah modern terhadap kebenaran yang telah disebutkan dalam Al Quran dan Sunnah. Namun, tidak ada jalan dalam syariat untuk membuktikan hal ini apabila yang dimaksud adalah membuka kubur para nabi agar bisa melihat jasad mereka tetap utuh.

والله أعلم.

Wallahu a’lam.

Sumber: IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.