Fiqh Muyassar 018 : Buang Hajat dan Adabnya (2) : Menghadap dan Membelakangi Kiblat saat Buang Hajat



[الباب الثالث: في قضاء الحاجة وآدابها، وفيه عدة مسائل]

Bab Ketiga : Dalam Permasalahan Buang Hajat dan Adab-adabnya

padanya ada beberapa pembahasan

[المسألة الثانية: استقبال القبلة واستدبارها حال قضاء الحاجة]

Permasalahan Kedua : Menghadap dan Membelakangi Kiblat saat Buang Hajat

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

لا يجوز استقبال القبلة ولا استدبارها حال قضاء الحاجة في الصحراء بلا حائل؛ لحديث أبي أيوب الأنصاري – رضي الله عنه -: قال رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -:

Tidak boleh menghadap dan membelakangi kiblat saat membuang hajat di lapangan yang tidak ada penghalangnya. Berdasarkan Abu Ayyub Al Anshori radhiyallahu anhu : Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :

 (إذا أتيتم الغائط فلا تستقبلوا القبلة، ولا تستدبروها، ولكن شَرِّقوا أو غَرِّبوا) قال أبو أيوب: فقدمنا الشام، فوجدنا مراحيض قد بُنيت نحو الكعبة، فننحرف عنها، ونستغفر الله 

“Jika engkau buang hajat, maka janganlah menghadap ke arah kiblat, dan jangan pula membelakanginya, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat”

Abu Ayyub berkata : kami datang ke Syam dan melihat tempat buang hajat dibangun menghadap kiblat, kemudian kami memalingkannya (merubah arah tempat buang hajat tersebut) dan kami meminta ampun kepada Allah. 1

أما إن كان في بنيان، أو كان بينه وبين القبلة شيء يستره، فلا بأس بذلك؛ لحديث ابن عمر رضي الله عنهما:

Adapun jika buang hajat di dalam bangunan, atau antara pelaku dengan kiblat ada penghalang, maka hal tersebut tidak mengapa. Berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma :

(أنه رأى رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يبول في بيته مستقبل الشام مستدبر الكعبة) 

Bahwa beliau melihat Rasulullah shalallahu alaihi wa salam – buang air kecil di rumahnya dengan menghadap ke Syam dan membelakangi kiblat 2

ولحديث مروان الأصغر قال:

Dan berdasarkan hadits Marwan Al Asghar, beliau berkata :

(أناخ ابن عمر بعيره مستقبل القبلة، ثم جلس يبول إليه، فقلت: أبا عبد الرحمن، أليس قد نُهي عن هذا؟ قال: بلى إنما نهي عن هذا في الفضاء، أما إذا كان بينك وبين القبلة شيء يسترك فلا بأس) (2).

Aku melihat Ibnu Umar menambatkan untanya menghadap kiblat, kemudian duduk buang air kecil menghadap unta itu. Maka aku berkata “Wahai Abu Abdurrahman, bukankah yang demikian itu dilarang ?”, beliau menjawab,”Benar, hal tersebut dilarang jika di tempat terbuka, adapun jika antara engkau dan kiblat terdapat suatu penghalang, maka tidak mengapa” 3

والأفضل ترك ذلك حتى في البنيان، والله أعلم.

Dan yang lebih utama adalah menghindarinya meskipun berada di dalam bangunan. Allahu ‘A’lam

Catatan Kaki

  1. Karena posisi Madinah di utara Kota Madinah, maka Nabi memerintahkan jika buang hajat menghadap ke timur atau barat
  2. Muttafaq ‘alaihi. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari Nomor 148 dan Imam Muslim nomor 266
  3. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud Hadits Nomor 11, Imam Ad Daruquthni Hadits nomor 158, Imam Al Hakim 1/154, dishahihkan oleh Ad Daraquthni dan Al Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.