Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah (8) : Pengenalan Kitab (5)



Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah (Bagian 8)

Oleh : Prof. DR. Muhammad Ibnu Abdir Rahman Al Khumais

Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Semua Syarh ar Risalah at Tadmuriyyah kami tempatkan dibawah kategori Syarh Tadmuriyah DR. Al Khumais

w

هـ ـ منهج المؤلف في الكتاب:

Metode Penulis dalam Buku Ini:

كما هو معلوم فإن الكتاب عبارة عن جواب لسؤال ورد على شيخ الإسلام من طلاب العلم في (تدمر) لذا خلا من الأبواب، ويمكن استخلاص منهج المؤلف فيما يلي:

Seperti yang diketahui, buku ini merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada Syekh al-Islam oleh para pelajar ilmu di (Tadmur), sehingga buku ini tidak memiliki bab-bab khusus. Adapun metode penulis dapat disarikan sebagai berikut:

١ ـ الاستدلال بالأدلة النقلية من الكتاب والسنة والآثار عن السلف.

1. Menggunakan dalil-dalil dari al-Qur’an, hadits, dan atsar dari para salaf.

٢ ـ الاستدلال بالأدلة العقلية التي تؤيد الأدلة النقلية.

2. Menggunakan dalil-dalil rasional yang mendukung dalil-dalil naqli.

٣ ـ الاحتجاج على المخالفين من المتكلمين والصوفية بمصطلحاتهم المنطقية الكلامية.

3. Mengkritik lawan-lawan dari kalangan para ahli kalam dan sufi dengan istilah-istilah logika mereka.

٤ ـ استخدام الأساليب الجدلية في بعض الأحيان حينما يعرض المقدمات ويستخلص النتائج منها. ومن أمثلة استخدامه لأسلوب المتكلمين: تقريره أن الله منزه عن كل نقص؛ فيمتنع عليه العدم والفناء؛ لأنه واجب الوجود بخلاف المحدَث، وهو مفتقر إلى محدِث، واجب الوجود.

4. Menggunakan metode dialektika pada beberapa kesempatan saat mengemukakan premis-premis dan menarik kesimpulan darinya. Salah satu contoh penggunaan metode ahli kalam adalah penegasan bahwa Allah Mahasuci dari segala kekurangan; maka mustahil bagi-Nya untuk tidak ada atau binasa, karena Allah adalah Wajib al-Wujud, berbeda dengan makhluk yang membutuhkan pencipta dan adalah wujud yang mungkin.

٥ ـ العدالة في الحكم على الأقوال وذلك ظاهر من قوله: “وغلت طائفة منهم” فلم يعمم هذا الغلو عليهم جميعاً.

5. Keadilan dalam menilai pendapat-pendapat, yang terlihat dari ucapannya: “Dan sebagian mereka melampaui batas,” yang berarti dia tidak menggeneralisir sikap berlebihan tersebut kepada mereka semua.

٦ ـ التوسع والإطالة في بعض المواضيع، كتوسعه عند ضرب المثل الثاني بالروح، فذكر اضطراب الناس في ماهية الروح، وسبب هذا الاضطراب وأقوال الناس في لفظ الجسم وغير ذلك.

6. Memperluas dan merinci pembahasan pada beberapa topik, seperti ketika beliau memperluas pembahasan contoh kedua mengenai ruh, menyebutkan kebingungannya orang-orang mengenai hakikat ruh, penyebab kebingungannya, pendapat-pendapat orang tentang istilah tubuh, dan lainnya.

٧ ـ حكاية الأقوال للمخالفين لأهل السنة والجماعة على وجه يعرف منه بطلانها مع العدالة في الحكم على الأقوال كما تقدم.

7. Menyampaikan pendapat-pendapat dari pihak yang menentang Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah dengan cara yang memperlihatkan kebatilan mereka, dengan tetap berlaku adil dalam menilai pendapat-pendapat tersebut seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

٨ ـ استعماله لبعض الألفاظ المنطقية في بعض مواضع الكتاب، حيث أن خصوم شيخ الإسلام المردود عليهم في هذا الكتاب هم أهل الفلسفة والكلام.

8. Menggunakan beberapa istilah logis pada beberapa bagian dalam buku ini, karena lawan-lawan Syekh al-Islam yang dibantah dalam buku ini adalah para filosof dan ahli kalam.

٩ ـ التكرار في بعض المسائل مثل: تقريره لمذهب الباطنية في الأصل الأول ورد عليهم بالأصل الأول، وأعاد ذلك في الأصل الثاني، وكذلك شبهة التقابل ذكرت في القاعدة السابعة، وقد تقدمت قبل ذلك.

9. Pengulangan dalam beberapa masalah, seperti penegasannya terhadap paham al-Batiniyah pada pokok pertama dan bantahan terhadap mereka pada pokok pertama itu pula, yang diulang pada pokok kedua. Begitu juga dengan keraguan tentang kontradiksi, yang disebutkan pada kaidah ketujuh dan telah dibahas sebelumnya.

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

 



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.