Fiqh Muyassar 034 : Wudhu (4) : Fardhu Wudhu



[الباب الخامس: في الوضوء، وفيه مسائل]

Bab Kelima : Dalam Hal Wudhu

padanya ada beberapa pembahasan

[المسألة الرابعة: فروضه -أي أعضاؤه-]

Pembahasan Keempat : Fardhu Wudhu – yakni anggota-anggota wudhu

w

وهي ستة:

Yakni ada 6 (enam)

١ – غسل الوجه بكامله؛ لقوله تعالى: 

1. Mencuci Wajah secara sempurna – berdasarkan Firman Allah Ta’ala

(إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ) [المائدة: ٦]،

Jika kalian hendak sholat maka basuhlah wajah kalian (Surah Al Maaidah ayat 6)

ومنه المضمضة والاستنشاق؛ لأن الفم والأنف من الوجه.

Termasuk berkumur dan Al Istinsyaaq, karena mulut dan hidung adalah bagian dari wajah)

٢ – غسل اليدين إلى المرفقين؛ لقوله تعالى:

2. Mencuci kedua tangan sampai siku, berdasarkan Firman Allah Ta’ala :

(وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ) [المائدة: ٦].

“… dan tangan kalian hingga ke siku … ” (Surah Al Maaidah ayat 6)

٣ – مسح الرأس كله مع الأذنين؛ لقوله تعالى:

3. Mengusap kepada seluruhnya beserta kedua telinga, berdasarkan Firman Allah Ta’ala

(وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ) [المائدة: ٦].

” … dan sapulah kepala-kepala kalian …” (Surah Al Maaidah ayat 6)

وقوله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -:

Serta sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam :

(الأذنان من الرأس)

“Dan kedua telinga adalah termasuk bagian kepala” 1

. فلا يُجزئ مسح بعض الرأس دون بعضه.

Sehingga tidak sah mengusap sebagian kepala saja, tanpa mengusap sebagian yang lain

٤ – غسل الرجلين إلى الكعبين؛ لقوله تعالى:

4. Mengusap kedua kaki hingga mata kaki, berdasarkan Firman Allah Ta’ala :

 (وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ) [المائدة: ٦].

“… dan kedua kaki kalian sampai ke mata kaki … ” (Surah Al Maaidah ayat 6)

٥ – الترتيب: لأن الله تعالى ذكره مرتباً؛ وتوضأ رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – مرتباً على حسب ما ذكر الله سبحانه: الوجه، فاليدين، فالرأس، فالرجلين، كما ورد ذلك في صفة وضوئه – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – في حديث عبد الله بن زيد (١) وغيره.

5. Tertib, karena Allah Ta’ala menyebutkan anggota-anggota wudhu dalam ayat tadi dengan berurutan, dan juga Rasulullah shalallahu alaihi wa salam berwudhu dengan berurutan sesuatu yang disebutkan Allah Ta’ala : Wajah, Kedua Tangan, Kepala, Kedua Kaki, sebagaimana disebutkan yang demikian sebagai tata cara wudhu Nabi shalallahu alaihi wa salam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Zaid 2

٦ – الموالاة: بأن يكون غسل العضو عقب الذي قبله مباشرة بدون تأخير،

6. Al Muwalah (berkesinambungan) yakni membasuh anggota wudhu segera/langsung setelah anggota wudhu sebelumnya tanpa menundanya.

فقد كان النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يتوضأ متوالياً،  ولحديث خالد بن معدان: 

Sebagaimana Nabi shalallahu alaihi wa sallam berwudhu dengan berkesinambungan, dan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Khalid ibn Ma’daan :

(أن النبي – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – رأى رجلاً يصلي وفي ظهر قدمه لُمعَةٌ قدر الدرهم لم يصبها الماء، فأمره أن يعيد الوضوء)

Bahwa Nabi shalallahu alaihi wa salam melihat seorang laki-laki sholat sementara di punggung telapak kakinya ada daerah seluas koin dirham yang tidak tersentuh air wudhu, maka Nabi memerintahkan agar lelaki tersebut mengulang wudhunya 3

فلو لم تكن الموالاة شرطاً لأمره بغسل ما فاته، ولم يأمره بإعادة الوضوء كله.

Jika muwalah bukanlah syarat, niscaya Nabi akan memerintahkan membasuh bagian yang tidak terkena air itu saja, akan tetapi beliau menyuruh mengulang wudhu seluruhnya.

واللُّمْعَة: الموضع الذي لم يصبه الماء في الوضوء أو الغسل.

Kata Al Lu’mah : Tempat yang belum terkena air pada saat wudhu atau mandi

Allahu Ta’ala ‘A’lam

 

Catatan Kaki

  1. Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi hadits nomor 37, Imam Ibnu Majah hadits nomor 443
  2. Diriwayatkan oleh Imam Muslim Hadits No. 235
  3. Hadits Riwayat Imam Ahmad 2/424 dan Imam Abu Dawud nomor 175


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.