[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 7 (2) : khatama Allahu ‘alaa quluubihim



xr:d:DAFiDKqc2UM:17,j:46630644069,t:23050713

البقرة  ٧

[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 7 (2) : khatama Allahu ‘alaa quluubihim

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Baqarah ayat 7 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

وَالْمُرَادُ بِالْخَتْمِ وَالْغِشَاوَةِ هُنَا هُمَا الْمَعْنَوِيَّانِ لَا الْحِسِّيَّانِ أَيْ لَمَّا كَانَتْ قُلُوبُهُمْ غَيْرَ وَاعِيَةٍ لِمَا وَصَلَ إِلَيْهَا، وَالْأَسْمَاعُ غَيْرَ مُؤَدِّيَةٍ لِمَا يَطْرُقُهَا مِنَ الْآيَاتِ الْبَيِّنَاتِ إِلَى الْعَقْلِ عَلَى وَجْهٍ مَفْهُومٍ، وَالْأَبْصَارُ غَيْرَ مَهْدِيَّةٍ لِلنَّظَرِ فِي مَخْلُوقَاتِهِ وَعَجَائِبِ مَصْنُوعَاتِهِ 

Yang dimaksud dengan al khatmu dan al ghisyawah pada ayat ini adalah sesuatu yang abstrak bukan benda nyata, yakni hati mereka tidak sadar dengan apa yang sampai kepadanya, pendengaran mereka tidak dapat menangkap makna dari ayat-ayat yang diterangkan dan tidak dapat mengantarkan ke akal mereka untuk sampai kepada pemahaman, penglihatan mereka tidak terbuka untuk  melihat makhluk-makhluk Allah Ta’ala dan keajaiban-keajaiban ciptaanNya.

جُعِلَتْ بِمَنْزِلَةِ الْأَشْيَاءِ الْمَخْتُومِ عَلَيْهَا خَتْمًا حِسِّيًّا، وَالْمُسْتَوْثَقِ مِنْهَا اسْتِيثَاقًا حَقِيقِيًّا, وَالْمُغَطَّاةِ بِغِطَاءٍ مُدْرَكٍ اسْتِعَارَةً أَوْ تَمْثِيلًا،

Hal itu membuat segel / kunci mati yang ada pada hati, pendengaran dan penglihatan mereka itu seperti segel dalam bentuk fisik yang nyata. Pengungkapan “menutup” dengan kata “tutup” dalam bentuk fisik, merupakan bentuk isti’arah atau perumpamaan.

Apa itu Isti’arah dapat dibaca di Artikel Berseri pada link Berikut ini 

Al Baqarah ayat 7 : Bantahan Terhadap Tafsir Mu’tazilah

Imam Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala menuliskan :

 قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: وَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّمَا معنى قوله تعالى: 

Ibnu Jarir ath Thabari mengatakan bahwa sebagian ulama mengatakan bahwa makna Firman Allah :

خَتَمَ اللَّهُ عَلى قُلُوبِهِمْ

adalah :

إِخْبَارٌ مِنَ اللَّهِ عَنْ تَكَبُّرِهِمْ وَإِعْرَاضِهِمْ عَنْ الِاسْتِمَاعِ لِمَا دُعُوا إِلَيْهِ مِنَ الْحَقِّ

berita dari Allah tentang kesombongan orang-orang kafir dan berpalingnya mereka, tidak mau mendengar kebenaran yang disampaikan.

كَمَا يُقَالُ إِنَّ فُلَانًا أصم عَنْ هَذَا الْكَلَامِ إِذَا امْتَنَعَ مِنْ سَمَاعِهِ وَرَفَعَ نَفْسَهُ عَنْ تَفَهُّمِهِ تَكَبُّرًا. 

Ini seperti berkata bahwa Fulan tuli terhadap perkataan ini jika dia menolak untuk mendengarnya dan meninggikan dirinya karena sombong sehingga tidak memahami perkataan tersebut.

قَالَ: وَهَذَا لا يصح لأن الله تعالى قَدْ أَخْبَرَ أَنَّهُ هُوَ الَّذِي خَتَمَ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَأَسْمَاعِهِمْ

Maka Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat itu tidak benar, karena Allah Ta’ala sungguh telah mengabarkan bahwa Dia Azza wa Jalla yang mengunci mati hati orang-orang kafir dan pendengaran mereka.

(قُلْتُ) وَقَدْ أَطْنَبَ الزَّمَخْشَرِيُّ فِي تَقْرِيرِ مَا رَدَّهُ ابْنُ جَرِيرٍ هَاهُنَا وَتَأَوَّلَ الْآيَةَ مِنْ خَمْسَةِ أَوْجُهٍ وَكُلُّهَا ضَعِيفَةٌ جَدًّا، وَمَا جَرَّأَهُ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا اعْتِزَالُهُ، لِأَنَّ الْخَتْمَ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَمَنْعَهَا مِنْ وُصُولِ الْحَقِّ إليها قبيح عنده يتعالى اللَّهُ عَنْهُ فِي اعْتِقَادِهِ،

Imam Ibnu Katsir mengatakan : az Zamakhsyari mengulas dengan pembahasan panjang lebar untuk membantah apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir tadi dan mentakwilkan ayat tersebut dengan lima cara, semua pendapatnya itu sangat lemah, dan tidaklah dia mengatakan pendapat yang sedemikian melainkan karena aliran mu’tazilah yang dia anut. Alasan yang dia kemukakan adalah bahwa “mengunci mati hati orang-orang kafir dan menolak sampainya kebenaran kepadanya” adalah sifat yang buruk bagi Allah Ta’ala berdasarkan aqidah yang dia anut.

وَلَوْ فُهِمَ قَوْلَهُ تَعَالَى: فَلَمَّا زاغُوا أَزاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ  

Akan tetapi, seandainya az Zamakhsyari memahami Firman Allah Ta’ala :

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (Surah as Shaaf ayat 5)

Dan Firman Allah :

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (Surah al An’aam ayat 110)
وما أشبه مِنَ الْآيَاتِ الدَّالَّةِ عَلَى أَنَّهُ تَعَالَى إِنَّمَا خَتَمَ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَحَالَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْهُدَى جَزَاءً وِفَاقًا عَلَى تَمَادِيهِمْ فِي الْبَاطِلِ وَتَرْكِهِمُ الْحَقَّ، وَهَذَا عَدْلٌ مِنْهُ تَعَالَى حَسَنٌ وَلَيْسَ بِقَبِيحٍ، فَلَوْ أَحَاطَ عِلْمًا بِهَذَا لَمَا قَالَ مَا قَالَ وَاللَّهُ أَعْلَمُ.

Dan ayat-ayat serupa yang menunjukkan bahwa Allah ta’ala mengunci mati hati orang-orang kafir dan menghalangi mereka dari hidayah, sebagai balasan yang setimpal atas perbuatan mereka terus-menerus tenggelam dalam kebatilan dan meninggalkan kebenaran. Hal ini merupakan keadilan dari Allah Ta’ala sebagai sikap yang baik bukanlah sifat yang buruk. Seandainya az Zamakhsyari menyadari hal ini, niscaya dia tidak akan mengatakan pendapatnya tersebut.

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Bersambung in sya Allah.



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.