البقرة ٨
[Ensiklopedi Al Quran] Al Baqarah ayat 8 (2) : wa maa hum bi mu’miniin
Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu
بسم الله الرحمن الرحيم
Al Baqarah ayat 8 adalah lanjutan serial Ensiklopedi Al Quran
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
وحال المنافقين في ثلاث عشرة آية، نعى عليهم فيها خبثهم ومكرهم، وفضحهم، واستهزأ بهم، وتهكم بفعلهم، ودعاهم صمّا بكما عميا، وضرب لهم الأمثال، فهم أشدّ خطرا على الإسلام من الكفار صراحة.
Pembahasan terkait kaum munafik ada dalam tiga belas ayat. Dalam ayat-ayat tersebut Allah Ta’ala menyebutkan keburukan mereka, makar (tipu muslihat) mereka, Allah Ta’ala bongkar aib mereka, hina mereka serta Allah cela perbuatan mereka. Allah Ta’ala menyebut mereka tuli, bisu dan buta. Allah Ta’ala buat juga permisalan bagi mereka. Orang-orang munafik ini lebih besar bahayanya bagi Islam dibandingkan orang yang kafir secara terang-terangan.
ولا تقتصر أوصاف المنافقين على المعاصرين للنّبي صلّى الله عليه وسلّم فقط، بل في كل عصر إذا وجدت صفاتهم.
Sifat-sifat orang-orang munafik tidak terbatas pada masa Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam saja. Tetapi ciri-ciri / sifat-sifat mereka ada pada setiap zaman.
وأول هذه الصفات النطق بالإيمان باللسان، وامتلاء القلب بالكفر والضلال.
Sifat pertama orang munafik adalah mengucapkan keimanan mereka dengan lisan, akan tetapi hati mereka berlawanan, penuh dengan kekafiran dan kesesatan.
وكان عبد الله بن أبيّ بن سلول زعيم المنافقين في عصر النّبوة، وكان أكثر أصحابه من اليهود،
Abdullah bin Ubay bin Salul adalah pentolan orang munafik pada masa Nabi shalallahu alaihi wa salam, begitu juga kebanyakan temannya dari kalangan kaum Yahudi
وكانوا يدّعون الإيمان، فردّ الله عليهم دعواهم، وأنهم في الحقيقة ليسوا بمؤمنين، وإن تظاهروا به،
Mereka mengaku beriman, tetapi Allah Ta’ala membantah pengakuan mereka tersebut, karena mereka sesungguhnya bukanlah termasuk ke dalam golongan orang-orang beriman, meskipun mereka menampakkan diri seperti orang-orang yang beriman.
ولا شكّ أنهم بهذا في صورة المخادعين لله، والله يعلم عنهم ذلك، فهم أشد ضررا من الكفار، ولهم في الآخرة عذاب أليم بسبب كذبهم في دعواهم الإيمان بالله واليوم الآخر.
Dengan gambaran seperti itu, tidak diragukan bahwa mereka hendak menipu Allah dan Allah Ta’ala mengetahui hal itu. Mereka lebih bahaya daripada orang-orang kafir. Dan bagi mereka di akhirat ada adzab yang pedih disebabkan kebohongan mereka dalam seruan keimanan mereka kepada Allah dan Hari Akhir.
وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ : الواو حالية. وما النّافية تنفي الحال وأقوى في النفي من ليس.
wa maa hum bi mu’miniin (dan tidaklah mereka termasuk orang-orang yang beriman) : Huruf wawu disini adalah wawu haaliyah (wawu yang menunjukkan keadaan) dan huruf maa adalah huruf nafi’ / negasi yang memiliki kondisi lebih kuat daripada nafi’ / negasi yang dilakukan dengan kata laisa
هُم : ضمير منفصل يفيد التوكيد.
Hum (mereka) : Dhomir Munfashil / Kata Ganti yang terpisah yang memberikan faidah at Taukid (Penguatan makna)
بِمُؤْمِنِينَ : الباء تفيد توكيد نفي الإيمان عنهم بكونهم غير مؤمنين.
bi mu’minin (termasuk golongan orang-orang beriman). Huruf ba disini memberikan faidah taukid (penguatan) penolakan / bantahan tentang keimanan mereka, disebabkan mereka bukanlah termasuk golongan orang-orang beriman
Al Baqarah ayat 8 : Tinjauan Balaghah
{وَما هُمْ بِمُؤْمِنِينَ} المتبادر أن يقال: «وما آمنوا» ليطابق قوله {مَنْ يَقُولُ آمَنّا} ولكنه عدل عن الفعل إلى الاسم، لإخراجهم من عداد المؤمنين، وأكده بالباء مبالغة في تكذيبهم.
wa maa hum bi mu’miniin terlihat lebih cocok menggunakan bentuk wa maa aamanu (dalam bentuk fi’il aamanuu) untuk menyesuaikan dengan man yaquulu aamannaa (yaquulu dalam bentuk fi’il). Akan tetapi bentuk fi’il diganti ke bentuk ism untuk mengeluarkan orang-orang munafik itu dari golongan orang-orang yang beriman. Kemudian dikuatkan dengan huruf Ba untuk menegaskan kebohongan mereka 1
Allahu Ta’ala ‘A’lam
Leave a Reply