Perang Arab – Israel 1948 (Bagian 2)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Perang Arab – Israel 1948 ini adalah salah satu artikel di Kategori Tarikh
Serial Lengkap dapat dilihat di Kategori Sejarah Palestina
في هذه المرحلة خضع الاستيطان لاعتبارات سياسية، فأقيمت مستوطنات في مناطق إستراتيجية، وكانت على شكل مجتمعات مغلقة “غيتوهات”.
Pada tahap ini, permukiman tunduk pada pertimbangan politik, sehingga permukiman didirikan di daerah-daerah strategis, dan berbentuk komunitas tertutup “ghetto”.
ومع صدور الكتاب الأبيض سنة ١٩٣٩، الذي أقر تقسيم الدولتين، وحدد أعداد اليهود المسموح لهم بالهجرة خلال السنوات الأربع اللاحقة، قررت المنظمات الصهيونية الإسراع في عمليات الاستيطان في المناطق التي لم يسكنها اليهود، لتشمل أوسع مساحة جغرافية ممكنة في حالة حصول تقسيم لفلسطين.
Dengan terbitnya Buku Putih pada tahun 1939, yang menetapkan pembagian dua negara dan menentukan jumlah orang Yahudi yang diizinkan untuk berimigrasi selama empat tahun berikutnya, organisasi-organisasi Zionis memutuskan untuk mempercepat proses pemukiman di daerah-daerah yang belum dihuni oleh orang Yahudi, agar mencakup wilayah geografis seluas mungkin jika terjadi pembagian Palestina.
وتميزت السياسة الاستيطانية خلال فترة الانتداب بتوزيع المستوطنات الزراعية توزيعا إستراتيجيا على حدود الدول العربية المتاخمة لفلسطين، حيث أقيمت ١٢ مستوطنة على حدود الأردن، ومثلها على حدود لبنان، وأقيمت ثماني مستوطنات على حدود مصر، وسبعة على حدود سوريا.
Kebijakan pemukiman selama masa mandat ditandai dengan distribusi strategis pemukiman-pemukiman pertanian di sepanjang perbatasan dengan negara-negara Arab yang berbatasan dengan Palestina. Sebanyak 12 pemukiman didirikan di perbatasan dengan Yordania, sebanyak itu pula di perbatasan dengan Lebanon, delapan pemukiman didirikan di perbatasan dengan Mesir, dan tujuh pemukiman di perbatasan dengan Suriah.
وكثفت المنظمات الصهيونية في السنوات السابقة لقيام إسرائيل الاستيطان في السهل الساحلي بين حيفا (شمال غرب القدس) ويافا (غربا)، كما تملكت مساحات كبيرة في القسم الشمالي من فلسطين وخاصة في سهل الحولة، وإلى الجنوب من بحيرة طبريا على طول نهر الأردن وعند مصبه.
Organisasi-organisasi Zionis memperbanyak pemukiman di dataran pesisir antara Haifa (barat laut Yerusalem) dan Jaffa (barat) pada tahun-tahun sebelum berdirinya Israel. Mereka juga menguasai lahan-lahan luas di bagian utara Palestina, terutama di Dataran Hula, serta di selatan Danau Tiberias sepanjang Sungai Yordan dan di muaranya.
وتوسعت أملاك اليهود في منطقة القدس، وفى ضواحي بئر السبع، والنقب الشمالي وقطاع غزة، ففي الفترة ما بين ١٩٣٩- ١٩٤٨ أقيمت ٧٩ مستوطنة على مساحة تجاوزت مليونا دونم.
Kepemilikan lahan oleh orang Yahudi meluas di wilayah Yerusalem, pinggiran Beersheba, Negev utara, dan Jalur Gaza. Dalam periode antara tahun 1939-1948, sebanyak 79 pemukiman didirikan di atas lahan yang luasnya melebihi satu juta dunam.
أدرك الفلسطينيون والعرب مخاطر الاستيطان وهجرة اليهود، وسعوا لمواجهة هذا المخطط في وقت مبكر، فأسسوا عدد من الأحزاب والجماعات، لمقاومة الهجرة اليهودية، وتأسست في بيروت جمعية تحت مسمى “الشبيبة النابلسية”، شكلت بدورها جمعية “الفاروق” التي اتخذت من القدس مقر لها، وهدفت إلى الكشف عن الخطر الصهيوني بالمنطقة ومجابهته.
Orang-orang Palestina dan Arab menyadari bahaya pemukiman dan imigrasi Yahudi, dan mereka berupaya untuk menghadapi rencana ini sejak awal. Mereka mendirikan sejumlah partai dan kelompok untuk melawan imigrasi Yahudi. Di Beirut, didirikan sebuah asosiasi dengan nama “Asosiasi Pemuda Nablus”, yang kemudian membentuk “Asosiasi Al-Faruq” yang berbasis di Yerusalem, dengan tujuan untuk mengungkap dan menghadapi bahaya Zionis di wilayah tersebut.
لكن اليقظة الفلسطينية والعربية لم تمنع تزايد الهجرة، لأن موقف الحركة الوطنية في حينه، كان يراهن على إمكانية تغير موقف الحكومة البريطانية الداعم للمشروع الصهيوني من جهة، كما أن الأحزاب السياسية الفلسطينية كانت تعيش صراعا على القيادة أضعف دورها في مواجهة مخطط التهويد.
Namun, kesadaran Palestina dan Arab tidak dapat mencegah peningkatan imigrasi, karena posisi gerakan nasional pada waktu itu bertaruh pada kemungkinan perubahan sikap pemerintah Inggris yang mendukung proyek Zionis. Selain itu, partai-partai politik Palestina mengalami persaingan kepemimpinan yang melemahkan peran mereka dalam menghadapi rencana Yahudisasi.
Bersambung in sya Allah
Leave a Reply