Syarh Syudzuruz Dzahab Lil Jaujariy
Bab Marfu’aati ‘Asyarah
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Syarh Syudzuruz Dzahab Lil Jaujariy dapat dibaca selengkapnya di Kategori Syarh Syudzuruz Dzahab Lil Jaujariy
ص: باب المرفوعات عشرة.
Matan : Bab Marfu’aat ada 10 (Sepuluh)
ش: لما ذكر فيما سبق الإعراب ومحالَّه١ إجمالا أخذ يذكرها تفصيلا.
Syarah : Setelah sebelumnya disebutkan tentang i‘rāb dan tempat-tempatnya secara umum, penulis mulai menjelaskan secara rinci.
وبدأ بالمرفوعات لكون المرفوعات عمدة الكلام، كالفاعل والمبتدأ والخبر،
Penulis memulai dengan pembahasan tentang kata-kata yang berstatus marfū‘ (terangkat) karena kata-kata yang berstatus marfū‘ merupakan inti dalam kalimat, seperti fā‘il (subjek dalam jumlah fi’liyah), mubtada’ (subjek dalam jumlah ismiyah), dan khabar (predikat dalam jumlah ismiyah).
والمنصوب في الأصل فضلة،
Sementara itu, kata-kata yang berstatus manshūb pada dasarnya merupakan pelengkap,
وإن وقع النصب في بعض العُمَد تشبيها له بالفضلات، كاسم (إن) وخبر (كان) ونحوه، والفضلة مؤخرة عن العمدة.
meskipun dalam beberapa kasus kata-kata yang berstatus manshūb juga berperan sebagai inti kalimat karena kemiripannya dengan pelengkap, seperti isim Inna dan khabar Kaana serta yang serupa dengannya. Pelengkap biasanya berada di belakang inti kalimat.
والمجرورات في الأصل منصوبة المحل، فهي أحط رتبة من المنصوبات في اللفظ والمحل فأخرت عنها.
Sedangkan kata-kata yang berstatus majrūr pada dasarnya berada pada posisi manshūb (manshuubat al Mahall), sehingga statusnya lebih rendah daripada kata-kata yang berstatus manshūb, baik secara lafazh maupun posisinya. Karena itulahu kata-kata yang berstatus majrūr diletakkan setelah kata-kata yang berstatus manshūb (dalam struktur pembahasan di Syudzuruz Dzahab)
Leave a Reply