Wilayah Sinnar: Tempat Lahirnya Negara Islam Pertama di Sudan (3)



Wilayah Sinnar: Tempat Lahirnya Negara Islam Pertama di Sudan (Bagian 3)

Artikel Wilayah Sinnar: Tempat Lahirnya Negara Islam Pertama di Sudan bagian dari Kategori Negeri-negeri Islam

Serial Lengkap dapat Dibaca di Kategori : Wilayah Sinnar

دولة سنّار

Negara Sinnar

بدأ الإسلام ينتشر في وسط السودان، بفضل العرب الذين أخذوا يستقرون في المنطقة، ويرتبطون بأهلها عبر وشائج المصاهرة والنسب.

Islam mulai menyebar di wilayah tengah Sudan melalui orang-orang Arab yang mulai menetap di daerah tersebut dan menjalin hubungan dengan penduduk setempat melalui ikatan perkawinan dan kekerabatan.

وبحلول مطلع القرن السادس عشر، كون العرب في وسط وشمال السودان بقيادة عبد الله جماع، رئيس قبيلة العبدلاب، تحالفا مع الفونج من مناطق النيل الأزرق، بقيادة عمارة بن الملك عدلان، المعروف بـ”عمارة دنقس”، واستطاع التحالف إسقاط مملكة علوة المسيحية، وإقامة مملكة سنار في عام ١٥٠٤.

Pada awal abad ke-16, orang-orang Arab di wilayah tengah dan utara Sudan, yang dipimpin oleh Abdullah Jamal – kepala suku Abdallab – membentuk aliansi dengan suku Funj dari wilayah Sungai Nil Biru yang dipimpin oleh Amara bin Al Malik Adlan – yang dikenal sebagai “Amara Dunqas”. Aliansi ini berhasil menggulingkan Kerajaan Alwa yang beragama Kristen dan mendirikan Kerajaan Sinnar pada tahun 1504.

وكانت مملكة سنّار أول دولة إسلامية في السودان، استمرت أكثر من ٣ قرون. واعتُبرت النموذج الذي قامت عليه الدولة السودانية الحديثة، وكانت أراضيها تغطي مساحة جمهورية السودان، عدا بعض الأجزاء من دارفور، واعتمدت المملكة نظام الحكم اللامركزي في بعض فتراتها.

Kerajaan Sinnar adalah negara Islam pertama di Sudan dan bertahan lebih dari tiga abad. Kerajaan ini dianggap sebagai model bagi negara Sudan modern, dengan wilayahnya mencakup sebagian besar Sudan saat ini, kecuali beberapa bagian dari Darfur. Kerajaan ini menerapkan sistem pemerintahan desentralisasi pada beberapa periodenya.

وقد أُطلق على المملكة أيضا اسم سلطنة الفونج أو السلطنة السنارية أو السلطنة الزرقاء، لسواد بشرة سكانها، وهو سواد أشبه بالأزرق. وكان أهلها يعرفون بالسنَّارية وربما وصفوا بالسنانير.

Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kesultanan Funj, Kesultanan Sinnar, atau Kesultanan Biru, karena warna kulit penduduknya yang gelap, yang menyerupai warna biru. Penduduknya dikenal sebagai “Sanariyah” dan mungkin juga disebut “Sananiir”.

Sinnar : Wilayah Kesultanan Funj pada puncak kejayaannya
Sinnar : Wilayah Kesultanan Funj pada puncak kejayaannya

وقد انصهرت الأعراق والأجناس والثقافات المختلفة التي تألف منها المجتمع في بوتقة واحدة، لتكوين نسيج متآلف يجمع معظمه الانتماء للإسلام، واستطاعت المملكة تقديم إسهامات حضارية وثقافية، وازدهرت البلاد اقتصاديا وتجاريا، وبلغ التطور ذروته في عهد الملك بادي الرابع، حيث امتدت قوافل سنّار التجارية إلى الهند، ووصلت إلى أجزاء واسعة من الجزيرة العربية وأفريقيا.

Berbagai ras, etnis, dan budaya yang berbeda-beda membentuk masyarakat yang menyatu dalam satu wadah, menciptakan jalinan yang harmonis. Sebagian besar kelompok masyarakat berafiliasi dengan Islam. Kerajaan ini berhasil memberikan kontribusi peradaban dan budaya, serta mengalami kemajuan ekonomi dan perdagangan. Puncak perkembangannya terjadi pada masa pemerintahan Raja Badi IV, di mana kabilah dagang Sinnar mencapai India, dan mencapai banyak wilayah di Semenanjung Arab dan Afrika.

وعلاوة على ذلك، أصبحت المملكة منارة للعلم والثقافة، ومركزا لنشر الإسلام وتعليم اللغة العربية. وخلال العصر السنّاري ازدهرت الصوفية، وانتشرت “الكتاتيب” التي أقامتها الجماعات الصوفية لتدريس القرآن الكريم وتعليم اللغة العربية.

Selain itu, kerajaan ini menjadi pusat ilmu pengetahuan dan budaya, serta pusat penyebaran Islam dan pengajaran bahasa Arab. Selama era Sinnar, tarekat sufi berkembang pesat, dan “kutab” (sekolah-sekolah Quran) yang didirikan oleh kelompok-kelompok sufi untuk mengajarkan Al Quran dan bahasa Arab menyebar luas.

وفي أواخر عهد الدولة، بدأت الخلافات والفتن الداخلية تدب بين القبائل، وتصاعد النزاع، وبرزت بعض التمردات، مما أدى إلى إضعاف الحكم. وفي عام ١٨٢١، انهارت الدولة تماما على يد محمد علي باشا حاكم مصر، الموكل من قبل الدولة العثمانية، وباتت المنطقة تابعة للدولة المصرية. وفي هذه الحقبة أصبحت الخرطوم عاصمة السودان بدلا من مدينة سنّار.

Pada akhir masa pemerintahan Raja Badi IV, perpecahan dan perselisihan internal mulai timbul di antara suku-suku, memunculkan pemberontakan yang melemahkan kekuasaan. Sehingga akhirnya pada tahun 1821, kerajaan ini runtuh sepenuhnya oleh serangan Muhammad Ali Pasha, penguasa Mesir yang ditunjuk oleh Kekhalifahan Utsmaniyah Maka wilayah tersebut kemudian menjadi bagian dari Mesir. Pada periode ini, Khartoum menjadi ibu kota Sudan menggantikan kota Sinnar.

Sinnar : Pada saat invasi Mesir, Istana Sinnar sudah runtuh
Sinnar : Pada saat invasi Mesir, Istana Sinnar sudah runtuh

الدولة المهدية والحكم الثنائي

Negara Mahdiyah dan Pemerintahan Ganda

قامت الثورة المهدية في السودان عام ١٨٢١، وبقيت في صراع مع السلطات حتى استطاعت إسقاط الحكم المصري في البلاد عام ١٨٨٥، وفي عام ١٨٨٧، قامت قبائل رفاعة الهوي بحركة تمرد ضد الحكم المهدي، الذي قمع التمرد وأخضع المنطقة من جديد.

Revolusi Mahdiyah terjadi di Sudan pada tahun 1821. Konflik terus berlangsung dengan penguasa setempat hingga berhasil menggulingkan pemerintahan Mesir pada tahun 1885. Pada tahun 1887, suku Rufa’a Al Hawy memberontak melawan pemerintahan Mahdi, namun pemberontakan itu berhasil ditumpas dan wilayah tersebut dikuasai kembali oleh pemerintahan Mahdi.

Sinnar : Gambaran Kondisi Sinnar pada tahun 1821
Sinnar : Gambaran Kondisi Sinnar pada tahun 1821

وفي عام ١٨٩٩ أسقطت مصر ـ بالاتفاق مع بريطانياـ الدولة المهدية، وأصبح السودان تحت إدارة الحكم الثنائي المصري-البريطاني. وفي هذه الفترة انتعشت منطقة سنّار، وشملتها العديد من التحسينات.

Pada tahun 1899, Mesir — dalam perjanjian dengan Inggris — berhasil menggulingkan negara Mahdiyah, dan Sudan kemudian berada di bawah kendali pemerintahan ganda Mesir – Inggris. Selama periode ini, wilayah Sinnar mengalami revitalisasi dan banyak dilakukan perbaikan.

وكان بناء خزان سنّار عام ١٩٢٥ من أهم الإنجازات، حيث تم تشييد سد على مجرى النيل الأزرق، يعمل على خدمة المشاريع الزراعية. ومن المشاريع المهمة أيضا إقامة خطوط السكك الحديدية، التي تربط مواقع الإنتاج بميناء بورتسودان، وهو ما أسهم في جعل المنطقة مركزا زراعيا وتجاريا حيويا.

Pembangunan Bendungan Sinnar pada tahun 1925 adalah salah satu pencapaian terpenting, dengan pembangunan bendungan di aliran Sungai Nil Biru untuk mendukung proyek-proyek pertanian. Proyek penting lainnya adalah pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan lokasi-lokasi produksi dengan pelabuhan Pelabuhan Sudan, yang berkontribusi menjadikan wilayah ini sebagai pusat pertanian dan perdagangan yang vital.

كما شهدت المنطقة في الأربعينيات والخمسينيات نهضة عمرانية، وشُيدت المرافق العامة والمنشآت الخدمية والتعليمية والصحية، وأصبحت سنّار مركزا للعديد من المصالح الحكومية.

Pada tahun 1940-an dan 1950-an, wilayah ini mengalami kebangkitan arsitektur, dengan dibangunnya fasilitas umum, infrastruktur layanan, pendidikan, dan kesehatan. Sennar menjadi pusat bagi banyak kepentingan pemerintahan.

Sumber : aljazeera dan beragam sumber lainnya.



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.