Lafazh “Ash Shadd” di Al Quran al Kariim



Lafazh “Ash Shadd” di Al Quran al Kariim

Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Lafazh “Ash Shadd” di Al Quran al Kariim ini masuk dalam Kategori Tadabbur al Quran

w

لفظ (صدد) في اللغة يأتي على وجهين: 

Lafaz shadada dalam bahasa Arab memiliki dua makna :

أحدهما: الإعراض،

Pertama, bermakna al I’raadh (berpaling, pergi meninggalkan).

يقال: صد فلان عن فعل كذا، 

Dikatakan: “Fulan berpaling dari melakukan sesuatu,”

أي: أعرض عن الفعل. 

yang berarti dia menolak melakukannya.

الثاني: المنع،

Kedua, bermakna al Man’u (mencegah, menghalangi).

يقال: صد فلان فلاناً عن كذا، أي: منعه. 

Dikatakan: “Fulan mencegah Fulan dari melakukan sesuatu,” yang berarti dia melarangnya.

ويقال من هذين الوجهين: صد يصُد بضم الصاد من يصُد. فأما صد يصِد بكسرها فمعناه: ضج. 

Kedua makna ini diungkapkan dengan : shadda – yashuddu dengan shad berharakat dhammah. Adapun shadda – yashiddu shad berharakat kasrah, berarti dhajja (berteriak, meraung, ribut, bersorak, hiruk-pikuk)

والصدان: جانبا الوادي، الواحد صَدٌّ

“Ash shadaan” berarti kedua sisi lembah, bentuk tunggal katanya adalah “shaddun”.

وقولهم: هذه الدار صدد هذه، أي: مقابلتها. والصدد أيضاً: القرب. 

Ungkapan hadzihi ad daaru shadada hadzihi (rumah ini berhadapan dengan rumah itu) bermakna muqabalatuhuaa (saling berhadapan), yang juga berarti dekat.

والصديد: ما حال بين اللحم والجلد من القيح، وضُرِبَ مثلاً لمطعم أهل النار.

“Ash shadid” adalah cairan nanah yang berada di antara daging dan kulit, yang digunakan sebagai perumpamaan untuk makanan penghuni neraka.

ومادة (صدد) وردت في القرآن الكريم في ثمانية وثلاثين موضعاً، جاءت في سبعة وثلاثين موضعاً بصيغة الفعل، من ذلك قوله تعالى: 

Kata shadada muncul dalam Al Quran sebanyak tiga puluh delapan kali, terdiri dari tiga puluh tujuh kali dalam bentuk fi’il, seperti dalam Firman Allah Ta’ala :

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُم بِالْآخِرَةِ كَافِرُونَ (الأعراف: ٤٥)

(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat”. (Surah Al A’raf ayat 45),

وجاءت في موضع واحد بصيغة الاسم، وذلك قوله تعالى: 

dan sekali dalam bentuk ism, yaitu dalam Firman Allah Ta’ala :

مِّن وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَىٰ مِن مَّاءٍ صَدِيدٍ (إبراهيم : ١٦)

di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, (Surah Al Hajj ayat 16).

ومادة (صدد) وردت في القرآن الكريم على معنيين رئيسين:

Kata shadada dalam Al Quran mengandung dua makna utama:

الأول: الصد بمعنى المنع، من ذلك قوله تعالى: 

Pertama: “ash shadd” yang berarti al man’u (mencegah, menghalangi), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُم بِالْآخِرَةِ كَافِرُونَ (الأعراف: ٤٥)

(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat”. (Surah Al A’raf ayat 45),

أي: يمنعون الناس من الإيمان. 

yang berarti mereka mencegah manusia untuk beriman.

ونحو هذا قوله سبحانه: 

Demikian pula firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ (الحج : ٢٥).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam  (Surah Al Hajj ayat 25).

ومن هذا الباب قوله عز وجل: 

Masuk juga dalam Bab ini, Firman Allah Ta’ala :

وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعْبُدُ مِن دُونِ اللَّهِ ۖ إِنَّهَا كَانَتْ مِن قَوْمٍ كَافِرِينَ (النمل : ٤٣)

Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. (Surah An Naml ayat 43),

أي: منعها من أن تعبد الله ما كانت تعبد من الشمس والقمر. وأكثر ما جاء لفظ (الصد) في القرآن على هذا المعنى.

yang berarti mencegahnya dari menyembah Allah karena ia dulu menyembah matahari dan bulan. Kebanyakan kata “ash shadd” dalam Al Quran memiliki makna ini.

الثاني: الصد بمعنى الإعراض، من ذلك قوله تعالى: 

Kedua: “ash shadd” yang bermakna al I’raadh (berpaling, pergi meninggalkan), seperti dalam Firman Allah Ta’ala :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا (النساء : ٦١)

Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (Surah An Nisa ayat 61),

أي: يعرضون ويتولون عما يدعوهم الرسول إليه من الحق والهدى. 

yang berarti mereka berpaling dan menolak ajakan Rasul untuk menerima kebenaran dan petunjuk.

ومنه أيضاً قوله سبحانه: 

Demikian pula firman-Nya:

فَمِنْهُم مَّنْ آمَنَ بِهِ وَمِنْهُم مَّن صَدَّ عَنْهُ ۚ وَكَفَىٰ بِجَهَنَّمَ سَعِيرًا (النساء : ٥٥)

Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya. (Surah An Nisa ayat 55)

أي: أعرض. 

yang berarti mereka berpaling.

ونحو هذا قوله عز وجل في حق المنافقين: 

Masuk juga dalam contoh ini Firman Allah Ta’ala tentang orang-orang munafik :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُم مُّسْتَكْبِرُونَ (المنافقون : ٥)

Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. (Surah Al Munafiqun ayat 5)

أي: رأيت المنافقين يُعْرِضون عما يدعوهم إليه الرسول صلى الله عليه وسلم.

yang berarti mereka berpaling dari ajakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam

فأما قوله تعالى: 

Adapun Firman Allah Ta’ala :

وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ (الزخرف : ٥٧) 

Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamnaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. (Surah Az Zukhruf ayat 57),

بكسر الصاد من قوله سبحانه {يصدون} فمعناه: يضجون، ويفزعون.

yang dibaca dengan kasrah pada huruf shad dalam kata yashiddun, artinya adalah mereka bersorak dan terkejut.

وأما قوله عز وجل: 

Sementara itu Firman Allah:

مِّن وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَىٰ مِن مَّاءٍ صَدِيدٍ(إبراهيم : ١٦)

di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, (Surah Ibrahim ayat 16),

الصديد: هو القيح والدم. قاله مجاهد، وغيره. وقال قتادة: هو ما يسيل من لحمه وجلده. وفي رواية عنه: الصديد: ما يخرج من جوف الكافر، قد خالط القيح والدم.

“ash shadid” adalah nanah dan darah. Ini menurut Mujahid dan lainnya. Menurut Qatadah, “ash shadid” adalah cairan yang mengalir dari daging dan kulit. Dalam riwayat lain dari Qatadah, “ash shadid” adalah cairan yang keluar dari tubuh orang kafir, bercampur dengan nanah dan darah.

وقوله سبحانه في خطاب نبيه محمد صلى الله عليه وسلم: 

Firman Allah kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam :

فَأَنتَ لَهُ تَصَدَّىٰ (عبس : ٦)

maka kamu melayaninya dengan sungguh-sungguh (Surah Abasa ayat 6)

فمعناه: أي تعرَّض له، وتصغي لكلامه. والتصدي: الإصغاء. أي: أما الغني فأنت تتعرض له؛ لعله يهتدي.

artinya adalah kamu menghadapinya dan mendengarkan perkataannya. “At tashadda” berarti memperhatikan. Jadi, terhadap orang kaya, kamu menghadapi dan memperhatikannya agar ia mendapatkan petunjuk.

وقوله عز وجل: 

Firman Allah Ta’ala :

وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ (الأنفال : ٣٥)

Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.(Surah Al Anfal ayat 35),

التصدية: التصفيق، يقال منه: صدَّى يصدِّي تصدية، أي: لم يكونوا يصلون، ولكنهم كانوا يصفرون، ويصفقون مكان الصلاة.

“at tashdiyah” berarti at tashfiq (tepuk tangan, applause). Dikatakan: “shada yushaddi tashdiyah,” artinya mereka tidak sedang shalat, tetapi hanya bersiul dan bertepuk tangan sebagai ganti shalat.

والمتحصل: أن لفظ (الصد) ورد في القرآن الكريم على معنيين رئيسين -كما هو الحال في أصل معناه اللغوي- جاء بمعنى (المنع) وهو الأكثر وروداً في القرآن الكريم، وجاء بمعنى (الإعراض). وجاء على معان ثانوية، وهي معنى الضج، والتصفيق، والقيح والدم.

Kesimpulannya, lafazh ash shadd dalam Al Quran memiliki dua makna utama, sebagaimana makna asalnya dalam bahasa Arab. Makna pertama adalah al man’u (mencegah). Makna ini adalah yang lebih sering muncul dalam Al Quran, dan makna kedua adalah al I’raadh (berpaling). Selain itu, lafazh ini juga memiliki makna tambahan yaitu bersorak, bertepuk tangan, serta nanah dan darah.

والله اعلم

Sumber Utama : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.