ضابط اللباس الذي لا يشبه لباس الرجال والكفار
Aturan Pakaian Wanita Tidak Mirip Laki-laki dan Orang Kafir
Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Aturan Pakaian Wanita yang Tidak Mirip Laki-laki dan Orang Kafir ini, masuk dalam Kategori Tanya Jawab dan Kategori Adab
السؤال
Pertanyaan
يا شيخ أنا أسمع أن المرأة لا يجوز لها أن تلبس ألبسة الرجال أو التشبه بالكافرات أو بالرجال, ولا أستطيع أن أفهم ذلك
Wahai Syaikh, saya mendengar bahwa seorang wanita tidak boleh memakai pakaian pria atau meniru pakaian orang kafir atau pria, namun saya sulit memahaminya.
فهل هنك ضابط صريح صحيح واضح بالدليل نفهم كيف لا نتشبه بألبسة الكافرات وأن لا نتشبه بألبسة الرجال مع التنبيه بأن هذين الشرطين من شروط لباس المرأة المسلمة لحجابها وشكرا ً
Adakah aturan yang jelas dan benar dengan dalil yang membantu kita memahami bagaimana agar kita tidak menyerupai pakaian orang kafir dan tidak menyerupai pakaian pria, dengan catatan bahwa kedua syarat ini adalah bagian dari syarat pakaian seorang wanita muslimah untuk hijabnya? Terima kasih.
الإجابــة
Jawaban
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فإن من شروط لباس المرأة المسلمة كما ذكر السائل ألا يشبه لباس الرجال، لقوله صلى الله عليه وسلم:
Di antara syarat pakaian wanita muslimah, sebagaimana disebutkan dalam pertanyaan, adalah tidak menyerupai pakaian pria, berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ :
ليس منا من تشبه بالرجال من النساء، ولا من تشبه بالنساء من الرجال. رواه أحمد.
“Bukan dari golongan kami orang yang menyerupai pria dari kalangan wanita, dan bukan dari golongan kami orang yang menyerupai wanita dari kalangan pria.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad).
وأن لا يشبه لباس نساء الكفار، لما ثبت أن مخالفة أهل الكفر وترك التشبه بهم من مقاصد الشريعة، قال صلى الله عليه وسلم:
Selain itu, pakaian wanita juga tidak boleh menyerupai pakaian wanita kafir, karena telah ditegaskan bahwa menyelisihi orang kafir dan tidak menyerupai mereka adalah tujuan dari syariat. Rasulullah ﷺ bersabda :
ومن تشبه بقوم فهو منهم. رواه أحمد وأبو داود.
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud).
وضابط التشبه -كما ذكر أهل العلم- أن يفعل المتشبه ما يختص به المتشبه به، فما كان من الألبسة خاصا بالرجال أو بالكافرات فلا يجوز للمسلمة لبسه،
Aturan umum tentang menyerupai, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, adalah bahwa orang yang menyerupai itu melakukan hal yang khusus bagi orang yang diserupai. Jadi, pakaian yang khusus bagi pria atau wanita kafir tidak boleh dipakai oleh wanita muslimah.
أما ما انتشر بين المسلمين وصار لا يتميز به الكفار فإن لبسه لا يعد تشبهاً إلا أن يكون محرما من جهة أخرى، كأن يكون غير ساتر للعورة، أو مجسدا لها.
Namun, pakaian yang telah tersebar di kalangan muslimin dan tidak lagi menjadi ciri khas orang kafir, maka memakainya tidak dianggap menyerupai, kecuali jika pakaian itu haram karena alasan lain, seperti tidak menutup aurat atau memperlihatkan bentuk tubuh.
قال الحافظ ابن حجر في الفتح: وإن قلنا: النهي عنها (أي عن المياثر الأرجوان) من أجل التشبه بالأعاجم فهو لمصلحة دينية، لكن كان ذلك شعارهم حينئذ وهم كفار، ثم لما لم يصر الآن يختص بشعارهم زال ذلك المعنى فتزول الكراهة. انتهى.
Al Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menyatakan, “Jika kita katakan bahwa larangan terhadap (pakaian tertentu) disebabkan oleh penyerupaan dengan orang non-Arab, maka itu adalah karena alasan agama. Tetapi itu berlaku ketika dulu saat pakaian tersebut menjadi simbol khas saat mereka masih kafir. Ketika tidak lagi menjadi simbol khas mereka, maka alasan tersebut hilang dan larangan pun hilang.” (selesai kutipan).
فالتشبه المذموم إنما يحصل فيما هو من خصائص الكفار، وفيه الوعيد المذكور في قوله صلى الله عليه وسلم:
Penyerupaan/peniruan yang tercela adalah jika terkait dengan hal-hal yang merupakan kekhususan orang kafir, dan ada ancaman dalam sabda Nabi ﷺ :
من تشبه بقوم فهو منهم.
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka
وما كان من خصائص الرجال ففيه الوعيد واللعن، فعن ابن عباس رضي الله عنهما قال:
Begitu juga jika penyerupaan tersebut dalam hal-hal yang merupakan kekhususan pria, maka berlaku pula ancaman dan kecaman, sebagaimana dalam hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma :
لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم المتشبهين من الرجال بالنساء، والمتشبهات من النساء بالرجال. رواه البخاري.
“Rasulullah ﷺ melaknat orang-orang yang meniru wanita dari kalangan pria, dan wanita-wanita yang meniru pria dari kalangan wanita.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari).
وهناك ألبسة قد صارت عادة لدى كثير من المسلمين، وخرجت عن حد الخصوصية بالكفار وعن التشبه بهم، إلا إذا لبسها المرء لا يلبسها إلا لأن الكفار يلبسونها، فعندئذ يدخل هذا في قول النبي صلى الله عليه وسلم:
Ada juga beberapa pakaian yang telah menjadi kebiasaan di kalangan banyak muslimin dan tidak lagi dianggap sebagai kekhususan orang kafir, kecuali jika seseorang mengenakannya karena (ingin meniru) orang kafir memakainya. Maka jika ia melakukan hal tersebut (menggunakan pakaian tersebut karena orang kafir menggunakannya), masuklah ia dalam sabda Nabi ﷺ:
ومن تشبه بقوم فهو منهم.
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.”
على أن الأولى للمسلم تركها على كل حال.
Namun, sebaiknya seorang muslim meninggalkannya dalam segala keadaan.
والله أعلم.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply