الرسالة الثامنة: رسالة في الفرق بين النعت والبدل وعطف البيان
Perbedaan Na’at, Badal dan Athaf Bayan (Bagian Pertama)
Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Perbedaan Na’at, Badal dan Athaf Bayan ini, masuk dalam Kategori Nahwu
بسم الله الرحمن الرحيم
صلى الله على محمد النبي الكريم وآله وسلم
جواب الفقيه الأستاذ أبي محمد بن السيد البطليوسي- رحمه الله- على سؤال من سأل عن الفرق بين النعت وعطف البيان والبدل// وتمييز كل واحد منهم من صاحبه بخواصه اللازمة له،
Jawaban dari Faqih dan Guru Abu Muhammad bin Sayyid al-Bathliyusi – semoga Allah merahmatinya – atas pertanyaan seseorang mengenai perbedaan antara na‘at, ‘athf al-bayān, dan badal, serta perbedaan karakteristik khusus dari masing-masingnya.
ولِمَ لمْ يجز في النعت أن توصف النكرة بالمعرفة ولا المعرفة بالنكرة، وجاز ذلك في البدل؟
Mengapa tidak diperbolehkan dalam na‘at untuk mendeskripsikan isim nakirah dengan isim ma‘rifah dan sebaliknya, sedangkan hal itu diperbolehkan dalam badal ?
وهل هو جائز في عطف البيان أم لا؟
Apakah hal ini juga diperbolehkan dalam ‘athf al-bayān atau tidak ?
ولِمَ لمْ يجز أيضًا وصف المضمر وجاز البدل منه ؟
Mengapa tidak diperbolehkan juga untuk mendeskripsikan isim dhamir (kata ganti) dalam na‘at, namun diperbolehkan dalam badal?
وهل يجوز أن يُعطف على المضمر عطف بيان أم لا ؟
Apakah boleh melakukan ‘athf al-bayān pada isim dhamir atau tidak ?
ولِمَ لمْ يجز في المعارف أن توصف المعرفة بما هو أخص منها وأكثر تعريفًا، وجاز ذلك في نعت النكرة، نحو: مررت برجل كاتب
Dan mengapa dalam isim ma‘rifah tidak diperbolehkan mendeskripsikan dengan yang lebih khusus dan lebih pasti, sedangkan hal itu diperbolehkan dalam na‘at dari isim nakirah ? Misalnya, “Saya berpapasan dengan seorang laki-laki yang penulis”
بين لنا- يرحمك الله- وجه الحقيقة فما سألتك عنه تبيين من بلغ في العلم مبلغك، يُعظم الله أجرك،
Mohon jelaskan, semoga Allah merahmatimu, maksud dari hal ini agar dapat dipahami dengan jelas sebagaimana layaknya orang yang memiliki ilmu seperti engkau; semoga Allah membalasmu dengan pahala yang besar
Jawaban :
ويُجْزِل عليه ذخرك، فأجاب: وقفت على سؤالك- وفقنا الله وإياك لما يُرضيه، وجعلنا ممن يتحرى الصواب فيما يقوله ويأتيه. وقد أجبتك على كل فصل بما رأيت أنه يوافق مرادك ويطابق اعتقادك. وستقف من جوابي هذا على أشياء لا تجدها في كتب أصحاب هذه الصناعة، وإن كنت إنما سلكت على منهجهم، واهتديت بأمثلتهم، وأنا أحمد الله على ما منح من آلائه، وأسأله العون على شكر ما خول من نعمائه، لا رب غيره.
Semoga Allah melimpahkan padamu pahala yang besar atas jawaban ini, dan saya telah menjawab setiap bagian sesuai dengan apa yang saya percaya sesuai dengan keinginan Anda dan sesuai dengan keyakinan Anda. Anda akan menemukan dalam jawaban ini hal-hal yang mungkin tidak Anda temukan dalam buku-buku mereka yang terampil dalam bidang ini, meskipun saya hanya mengikuti metode mereka dan dipandu oleh contoh-contoh mereka. Dan saya memuji Allah atas anugerah yang Dia berikan dan meminta bantuan-Nya untuk bersyukur atas nikmat yang Dia anugerahkan. Tidak ada Tuhan selain Dia.
أما سؤالك عن الفرق بين النعت وعطف البيان والبدل، وتمييز كل واحد منهم من صاحبيه، فإن هذه التوابع الثلاثة يمتاز كل واحد منها من صاحبيه بفضول تخصه، وهي مع ذلك مشتركة في أشياء تعملها، وأنا أذكر ما تنفصل به وما تشترك فيه، وبالله أستعين.
Adapun pertanyaanmu tentang perbedaan antara na‘at, ‘athf al-bayan, dan badal, serta cara membedakan masing-masing dari yang lain, ketiganya memiliki ciri khas yang membedakannya dari yang lain, namun masih ada kesamaan dalam beberapa fungsi yang mereka lakukan. Saya akan menjelaskan apa yang membedakan dan apa yang mereka miliki bersama, dan dengan bantuan Allah saya melakukannya.
أما النعت والبدل فإنهما ينفصلان من سبعة أوجه: أحدها: أن النعت سبيله أن يكون بالصفات المشتقة من الأفعال، أو ما هو في حكم المشتق، جارية كانت الصفات على أفعالها أو غير جارية، والبدل حكمه أن يكون بالأسماء الجامدة والمصادر.
Na‘at dan badal berbeda dalam tujuh hal: Pertama, na‘at menggunakan sifat-sifat yang berasal dari af’al (musytaqah minal af’al) atau yang ada dalam hukum musytaq, apakah sifat itu konsekuen dengan af’alnya maupun tidak, sedangkan badal menggunakan ism jaamid dan bentuk mashdar.
والثاني: أن النعت يجري على المنعوت في تعريفه وتنكيره، والبدل لا يلزم فيه ذلك
Kedua, na‘at dapat diterapkan pada man’ut yang ma’rifah maupun nakirah, sedangkan dalam badal, hal tersebut tidak diperlukan.
[و] الثالث: أن النعت جزء من المنعوت؛ أعني أنه صفة من جملة صفاته التي يوصف بها، والبدل ليس بجزء في كل موضع، بل قد يكون جزءًا منه، كقولك:
Ketiga, na‘at adalah bagian dari man’ut; yaitu sifat dari sekumpulan sifat yang digunakan untuk mendeskripsikannya, sedangkan badal tidak selalu menjadi bagian darinya.
Badal bisa saja merupakan bagian dari mubdal minhu. Misalnya, dalam :
ضرب زيد رأسه
“Zaid memukul kepalanya,”
وقد يكون هو إياه، كقولك:
bisa Juga itu adalah dirinya sendiri, seperti dalam :
جاءني أخوك زيد
“Kakakmu Zaid datang,”
وقد يكون حدثًا من أحداثه، كقولك:
atau bisa jadi sebuah peristiwa yang melibatkannya, seperti dalam
أعجبني زيد حسنه
“Saya terkesan dengan kebaikan Zaid,”
وقد يكون اسمًا مصاحبًا له صحبة عرضية، يمكن زوالها وانفصالها منه كقوله:
atau bisa jadi nama yang secara kebetulan berhubungan dengannya, yang bisa terpisah darinya, seperti dalam
سلب زيد ثوبه
“Zaid kehilangan bajunya.”
Bersambung ke seri kedua in sya Allah
Leave a Reply