Shalahuddin al Ayyubi, Sejarah Hidupnya (4)



Shalahuddin al Ayyubi, Sejarah Hidupnya (Bagian Keempat)

Oleh : DR. Ali Muhammad ash Shallabiy

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Shalahuddin al Ayyubi, Sejarah Hidupnya ini masuk dalam Kategori Tarikh dan Sejarah Palestina

Seluruh Rangkaian Serial ini dapat anda baca di link ini

ونستنتج من ذلك، واستناداً إلى ما تقدم: أنَّ المرحلة التي عاش فيها صلاح الدين في الشام، وقبل أن يتبوَّأ منصباً عسكرياً مهمَّاً كان يراقب التطورات السياسية، والعسكرية الموجودة على الساحة الإسلامية، وأبرزها الصراع مع الصليبيين، واعتماد نور الدين على والده، وعمِّه شيركوه، وكان لا بدَّ أن يتأثَّر بهذه الأحداث؛ وإن لم يشارك فيها، ولا بدَّ أيضاً أن ينمو لديه شعور يحتمَّ عليه أن يعدَّ نفسه للمستقبل، ولا سيما للمناصب المتقدِّمة في الدولة.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada masa Shalahuddin tinggal di Syam, sebelum mendapatkan jabatan militer penting, ia memperhatikan perkembangan politik dan militer di dunia Islam. Fokus utamanya adalah konflik dengan kaum Salib dan kepercayaan Nuruddin kepada ayahnya, Najmuddin, serta pamannya, Shirkuh. Peristiwa-peristiwa ini tentu memengaruhi Shalahuddin, meskipun ia tidak terlibat langsung. Peristiwa tersebut juga membangkitkan rasa tanggung jawab untuk mempersiapkan dirinya bagi masa depan, terutama untuk jabatan-jabatan tinggi di pemerintahan.

ويمكن القول: إنَّ صلاح الدين نشأ، وتربَّى بين أحضان أسرته، وأخذ عن أبيه نجم الدين براعته في السياسة، واكتسب من عمِّه شيركوه شجاعته في الحروب، فنشأ متشبعاً بالدَّهاء السياسي، والروح الحربية، كما تعلَّم علوم عصره، فحفظ القران، ودرس الفقه، والحديث، وتتلمذ على أيدي كبار العلماء، واساتذة منطقة الشام، والجزيرة، منهم: الشيخ قطب الدين النيسابوري.

Dapat dikatakan bahwa Shalahuddin tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarganya. Dari ayahnya, Najmuddin, ia mewarisi kecerdasan politik, sementara dari pamannya, Shirkuh, ia memperoleh keberanian dalam perang. Shalahuddin tumbuh dengan kecakapan politik yang tajam dan semangat militer yang kuat. Ia juga mempelajari ilmu-ilmu zamannya, menghafal Al-Qur’an, mempelajari fiqih dan hadis, serta berguru kepada ulama-ulama besar di wilayah Syam dan Jazirah, termasuk Syaikh Quthbuddin An-Naisaburi.

وقد تأثر صلاح الدين بالسُّلطان نور الدين محمود؛ الذي قدَّم النموذج الرائع للإخلاص المتفاني، والشعور الحادّ بالمسؤولية الدينية، وتعلَّم منه الإخلاص، والفداء، وكيف كان يناجي ربَّه في صلواتٍ خاصَّة في محرابه، يأخذ منها زاده القوي على الجهاد، وورث عنه قيادة المشروع الإسلامي، وتعلَّم منه كيفية التصدِّي للمدِّ الشيعي الرافضي، والغزو الصليبي.

Shalahuddin sangat terpengaruh oleh Sultan Nuruddin Mahmud, yang menjadi teladan sempurna dalam pengabdian yang tulus dan tanggung jawab agama. Dari Nuruddin, ia belajar keikhlasan, pengorbanan, dan cara mendekatkan diri kepada Allah melalui doa-doa khusus di mihrab. Dari sana, Nuruddin mendapatkan kekuatan untuk berjihad. Shalahuddin mewarisi kepemimpinan proyek Islam dari Nuruddin, serta mempelajari cara menghadapi ideologi Syiah Rafidhah dan invasi Salib.

لقد درج صلاح الدين على طريق العز، ونشأ على الفروسية، وتدرَّب على الحرب، والجهاد، ومارس السياسة، وتدبير الأمور، وكما يقول الشاعر:

Shalahuddin terbiasa menjalani kehidupan penuh kehormatan. Ia tumbuh dalam lingkungan kesatria, berlatih perang dan jihad, serta mempraktikkan seni politik dan manajemen pemerintahan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah syair :

وينشأ ناشئ الفتيان فينا على ما كان عوَّده أبوه

“Seorang anak muda tumbuh di antara kami Sesuai dengan kebiasaan yang diajarkan ayahnya.”

وفي المدَّة التي قضاها في دمشق بعد استيلاء نور الدين بن عماد الدين زنكي عليها؛ ظهرت شخصية صلاح الدين الفذَّة، فكان محلَّ احترام، وتقدير، بل كان له من الاعتبار، والمكانة ما لابن حاكم دمشق نفسه، وقد ظهر أمام المجتمع بمظهر الشاب الهادئ المهذب المتدين، المتقد غيرةً على الإسلام، والمسلمين بما طبع في نفسه من أخلاق نور الدين؛ الذي أنزله لديه منزلةً خاصةً.

Selama tinggal di Damaskus setelah Nuruddin bin Imaduddin Zangi menguasainya, karakter luar biasa Shalahuddin mulai terlihat. Ia dihormati dan dihargai, bahkan memiliki kedudukan yang setara dengan anak penguasa Damaskus sendiri. Ia dikenal di masyarakat sebagai pemuda yang tenang, sopan, religius, dan penuh semangat dalam membela Islam dan kaum Muslimin. Hal ini berkat pengaruh akhlak mulia dari Nuruddin, yang memperlakukannya dengan sangat istimewa.

ومن المناصب التي أسندت إليه في دمشق ـ في عهد نور الدين ـ منصب رئاسة الشرطة، وقد قام بهذا المنصب أحسن قيام، واستطاع أن يطهِّر دمشق من عبث اللصوص، ومن شرور المفسدين، فأعاد الأمن، والاستقرار في ربوع الشام، وبات الناس يأمنون على أنفسهم، وأموالهم، وينعمون بنعمة الحياة الهادئة المطمئنة الكريمة.

Salah satu jabatan yang diberikan kepada Shalahuddin di Damaskus pada masa Nuruddin adalah Kepala Polisi. Ia menjalankan tugas ini dengan sangat baik. Shalahuddin berhasil membersihkan Damaskus dari para pencuri dan penjahat, serta memulihkan keamanan dan stabilitas di seluruh Syam. Penduduk merasa aman atas diri dan harta mereka, serta menikmati kehidupan yang damai dan sejahtera.

وأما المدة التي قضاها صلاح الدين في مصر؛ فتعدُّ من أعظم الأيام التي أظهرت بطولته الفائقة، وحنكته الحربية النادرة، فقد لازم عمَّه أسد الدين شيركوه في حملاته الثلاثة على مصر، وكان من ضمن رجاله الأفذاذ.

Adapun masa yang dihabiskan Shalahuddin di Mesir merupakan salah satu periode paling luar biasa yang menunjukkan keberaniannya yang luar biasa dan keahliannya yang langka dalam perang. Ia menemani pamannya, Asaduddin Shirkuh, dalam tiga ekspedisi militer ke Mesir, dan menjadi salah satu anggota terbaik dalam pasukannya.

وتلخَّص ممَّا تقدَّم: أنَّ صلاح الدين نشأ في السنين الأولى من طفولته، وفي العقد الثاني، والثالث من شبابه على الفضائل الكريمة، والخصال الحميدة، واكتسب في مجالسته للأمراء، ومن مصاحبته للقادة العادات الأصيلة، والمهارة الحربية، والغيرة الإسلامية، والشجاعة المادية، والأدبية، وهذا ما أهَّلَهُ ـ باستحقاقٍ، وجدارةٍـ لأن يكون من الشخصيات الفذَّة التي هزَّت الدنيا، وساهمت في صناعة حِقْبَةٍ مهمَّةٍ من التاريخ الإسلامي العظيم.

Dapat disimpulkan bahwa Shalahuddin, sejak masa kecilnya hingga dekade kedua dan ketiga masa mudanya, dibesarkan dengan nilai-nilai luhur dan karakter yang mulia. Dari interaksinya dengan para pangeran dan pemimpin, ia memperoleh kebiasaan yang baik, keterampilan perang, semangat keislaman, keberanian fisik, dan moral. Hal ini membuatnya, dengan penuh kelayakan, menjadi salah satu tokoh luar biasa yang mengguncang dunia dan berkontribusi dalam menciptakan era penting dalam sejarah Islam yang agung.

Bersambung ke seri berikutnya In sya Allah

Sumber Utama : aljazeera



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.