زِرُّ بْنُ حُبَيْشٍ ( ع )
Zirru Ibnu Hubasyi (Bagian Pertama)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Biografi Zirru Ibnu Hubasyi ini masuk dalam Kategori Ilmu Qiroaat
ابْنُ حُبَاشَةَ بْنِ أَوْسٍ ، الْإِمَامُ الْقُدْوَةُ ، مُقْرِئُ الْكُوفَةِ مَعَ السُّلَمِيِّ ، أَبُو مَرْيَمَ الْأَسَدُ الْكُوفِيُّ ، وَيُكْنَى أَيْضًا أَبَا مُطَرِّفٍ ، أَدْرَكَ أَيَّامَ الْجَاهِلِيَّةِ .
Ibnu Hubasyah bin Aws, seorang imam teladan, ahli qira’ah di Kufah bersama dengan As-Sulami, dikenal dengan nama kunyah Abu Maryam Al-Asadi Al-Kufi. Ia juga memiliki kunyah lain, yaitu Abu Mutarrif. Ia sempat mengalami masa jahiliah.
وَحَدَّثَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ، وَعُثْمَانَ ، وَعَلِيٍّ ، وَعَبْدِ اللَّهِ ، وَعَمَّارٍ ، وَالْعَبَّاسِ ، وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ ، وَحُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ ، وَصَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ ، وَقَرَأَ عَلَى ابْنِ مَسْعُودٍ وَعَلِيٍّ .
Beliau meriwayatkan hadits dari sejumlah sahabat besar, di antaranya Umar bin Al Khaththab, Ubay bin Ka’ab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Ammar bin Yasir, Al-Abbas bin Abdul Muththalib, Abdurrahman bin Auf, Hudzaifah bin Al-Yaman, dan Shafwan bin ‘Assal. Beliau juga belajar qira’ah dari Ibnu Mas’ud dan Ali bin Abi Thalib.
وَتَصَدَّرَ لِلْإِقْرَاءِ ، فَقَرَأَ عَلَيْهِ يَحْيَى بْنُ وَثَّابٍ ، وَعَاصِمُ بْنُ بَهْدَلَةَ ، وَأَبُو إِسْحَاقَ ، وَالْأَعْمَشُ ، وَغَيْرُهُمْ .
Sebagai seorang ahli qira’ah, beliau mengajarkan Al-Qur’an kepada banyak murid, di antaranya Yahya bin Watsab, Ashim bin Bahdalah, Abu Ishaq, Al-A’masy, dan lain-lain.
وَحَدَّثُوا عَنْهُ ، هُمْ وَالْمِنْهَالُ بْنُ عَمْرٍو ، وَعَبْدَةُ بْنُ أَبِي لُبَابَةَ ، وَعَدِيُّ بْنُ ثَابِتٍ ، وَأَبُو إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيُّ ، وَأَبُو بُرْدَةَ بْنُ أَبِي مُوسَى ، وَإِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ ، وَآخَرُونَ .
Banyak pula yang meriwayatkan hadits darinya, seperti murid-muridnya tersebut, Al-Minhali bin Amr, Abdah bin Abi Lubabah, Adi bin Tsabit, Abu Ishaq Asy-Syaibani, Abu Burdah bin Abi Musa, Isma’il bin Abi Khalid, dan lainnya.
قَالَ ابْنُ سَعْدٍ كَانَ ثِقَةً ، كَثِيرَ الْحَدِيثِ .
Ibnu Sa’d berkata: “Ia adalah seorang yang terpercaya (tsiqah) dan banyak meriwayatkan hadits.”
وَقَالَ عَاصِمٌ : كَانَ زِرٌّ مِنْ أَعْرَبِ النَّاسِ ، كَانَ ابْنُ مَسْعُودٍ يَسْأَلُهُ عَنِ الْعَرَبِيَّةِ .
Ashim berkata: “Zirr adalah salah satu orang Arab yang paling fasih. Bahkan, Ibnu Mas’ud sering bertanya kepadanya tentang bahasa Arab.”
وَقَالَ هَمَّامٌ : حَدَّثَنَا عَاصِمٌ عَنْ زِرٍّ ، قَالَ : وَفَدْتُ إِلَى الْمَدِينَةِ فِي خِلَافَةِ عُثْمَانَ ; وَإِنَّمَا حَمَلَنِي عَلَى ذَلِكَ الْحِرْصُ عَلَى لُقِيِّ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَلَقِيتُ صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ ، فَقُلْتُ لَهُ : هَلْ رَأَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : نَعَمْ ، وَغَزَوْتُ مَعَهُ ثِنْتَي عَشْرَةَ غَزْوَةً .
Hammam meriwayatkan dari Ashim dari Zirr, yang berkata : “Aku pernah mengunjungi Madinah pada masa kekhalifahan Utsman. Tujuanku adalah bertemu dengan para sahabat Rasulullah ﷺ. Aku bertemu dengan Shafwan bin ‘Assal, lalu bertanya kepadanya, ‘Apakah engkau pernah melihat Rasulullah?’ Dia menjawab, ‘Ya, aku pernah melihatnya dan ikut dalam dua belas peperangan bersamanya.’”
شَيَّبَانُ النَّحْوِيُّ : عَنْ عَاصِمٍ ، عَنْ زِرٍّ ، قَالَ : خَرَجْتُ فِي وَفْدٍ مِنْ أَهْلِ الْكُوفَةِ ، وَايْمُ اللَّهِ ، إِنْ حَرَّضَنِي عَلَى الْوِفَادَةِ إِلَّا لُقِيُّ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَلَمَّا قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ ، أَتَيْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ ، وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ ، فَكَانَا جَلِيسَيَّ وَصَاحِبَيَّ ، فَقَالَ أُبَيٌّ : يَا زِرُّ ، مَا تُرِيدُ أَنْ تَدَعَ مِنَ الْقُرْآنِ آيَةً إِلَّا سَأَلْتَنِي عَنْهَا؟ .
Syaiban An-Nahwi meriwayatkan dari Ashim dari Zirr, yang berkata : “Aku berangkat bersama rombongan dari Kufah. Demi Allah, tidak ada yang mendorongku untuk berangkat kecuali keinginan bertemu dengan para sahabat Rasulullah ﷺ. Ketika aku tiba di Madinah, aku mendatangi Ubay bin Ka’ab dan Abdurrahman bin Auf. Mereka menjadi sahabat dan teman dudukku. Lalu Ubay berkata kepadaku: ‘Wahai Zirr, apakah engkau tidak meninggalkan satu pun ayat Al-Qur’an kecuali engkau bertanya kepadaku tentangnya?’”
شُعْبَةُ : عَنْ عَاصِمٍ ، عَنْ زِرٍّ ، قَالَ : كُنْتُ بِالْمَدِينَةِ فِي يَوْمِ عِيدٍ ، فَإِذَا عُمَرُ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- ضَخْمٌ أَصْلَعُ ، كَأَنَّهُ عَلَى دَابَّةٍ مُشْرِفٌ .
Syu’bah meriwayatkan dari Ashim dari Zirr, yang berkata : “Aku berada di Madinah pada hari raya, lalu aku melihat Umar – semoga Allah meridainya – seorang lelaki bertubuh besar dan botak, seolah-olah ia sedang berada di atas hewan tunggangan yang tinggi.”
حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ : عَنْ عَاصِمٍ ، عَنْ زِرٍّ ، قَالَ : لَزِمْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ وَأُبَيًّا . ثُمَّ قَالَ عَاصِمٌ : أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانُوا يَتَّخِذُونَ هَذَا اللَّيْلَ جُمَلًا ، يَلْبَسُونَ الْمُعَصْفَرَ ، وَيَشْرَبُونَ نَبِيذَ الْجَرِّ ، لَا يَرَوْنَ بِهِ بَأْسًا ، مِنْهُمْ زِرٌّ وَأَبُو وَائِلٍ .
Hammad bin Zaid meriwayatkan dari Ashim dari Zirr, yang berkata : “Aku senantiasa mendampingi Abdurrahman bin Auf dan Ubay bin Ka’ab.” Kemudian Ashim berkata : “Aku mendapati orang-orang yang memanfaatkan waktu malam untuk beribadah. Namun, mereka mengenakan pakaian berwarna kuning cerah (mu’ashfar) dan meminum nabidz yang disimpan dalam wadah (gerabah), mereka tidak melihat ada masalah dengan hal itu. Di antara mereka adalah Zirr dan Abu Wa’il.”
Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah
Teks Arab disalin dari : shamela
Leave a Reply