زِرُّ بْنُ حُبَيْشٍ ( ع )
Zirru Ibnu Hubasyi (Bagian Kedua)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Biografi Zirru Ibnu Hubasyi ini masuk dalam Kategori Ilmu Qiroaat
قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ عَاصِمٍ : كَانَ أَبُو وَائِلٍ عُثْمَانِيًّا ، وَكَانَ زِرُّ بْنُ حُبَيْشٍ عَلَوِيًّا ، وَمَا رَأَيْتُ وَاحِدًا مِنْهُمَا قَطُّ تَكَلَّمَ فِي صَاحِبِهِ حَتَّى مَاتَا ، وَكَانَ زِرٌّ أَكْبَرَ مِنْ أَبِي وَائِلٍ ، فَكَانَا إِذَا جَلَسَا جَمِيعًا ، لَمْ يُحَدِّثْ أَبُو وَائِلٍ مَعَ زِرٍّ – يَعْنِي : يَتَأَدَّبُ مَعَهُ لِسِنِّهِ .
Abu Bakr bin Ayyasy meriwayatkan dari Ashim : “Abu Wa’il adalah seorang pendukung Utsman (Utsmani), sedangkan Zirr bin Hubaysh adalah seorang pendukung Ali (Alawi). Namun, aku tidak pernah melihat salah satu dari mereka berbicara buruk tentang yang lainnya hingga keduanya wafat. Zirr lebih tua daripada Abu Wa’il. Maka ketika keduanya duduk bersama, Abu Wa’il tidak berbicara di hadapan Zirr sebagai bentuk penghormatan kepada usia beliau.”
قَالَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ : رَأَيْتُ زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍ وَإِنَّ لِحْيَيْهِ لَيَضْطَرِبَانِ مِنَ الْكِبَرِ ، وَقَدْ أَتَى عَلَيْهِ عِشْرُونَ وَمِائَةُ سَنَةٍ .
Isma’il bin Abi Khalid berkata: “Aku melihat Zirr bin Hubaysh, dan kedua janggutnya bergetar karena usia tua. Dia telah mencapai umur seratus dua puluh tahun.”
وَعَنْ عَاصِمٍ قَالَ : مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَقْرَأَ مِنْ زِرٍّ .
Diriwayatkan dari Ashim, dia berkata: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih ahli dalam membaca Al-Qur’an daripada Zirr.”
قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ : مَاتَ زِرٌّ سَنَةَ إِحْدَى وَثَمَانِينَ .
Abu Ubaid berkata: “Zirr wafat pada tahun 81 H.”
قَالَ خَلِيفَةُ وَالْفَلَّاسُ : مَاتَ سَنَةَ اثْنَتَيْنِ وَثَمَانِينَ .
Khalifah dan Al-Fallas berkata: “Beliau wafat pada tahun 82 H.”
قَالَ إِسْحَاقُ الْكَوْسَجُ عَنْ يَحْيَى بْنِ مَعِينٍ : زِرٌّ ثِقَةٌ .
Ishaq Al-Kawsaj meriwayatkan dari Yahya bin Ma’in: “Zirr adalah seorang yang terpercaya (tsiqah).”
وَقَالَ لَنَا الْحَافِظُ أَبُو الْحَجَّاجِ فِي ” تَهْذِيبِهِ ” زِرُّ بْنُ حُبَيْشِ بْنِ حُبَاشَةَ بْنِ أَوْسِ بْنِ بِلَالٍ -وَقِيلَ : هِلَالٌ بَدَلَ بِلَالٍ- ابْنِ سَعْدِ بْنِ حِبَالِ بْنِ نَصْرِ بْنِ غَاضِرَةَ بْنِ مَالِكِ بْنِ ثَعْلَبَةَ بْنِ غَنْمِ بْنِ دُودَانَ بْنِ أَسَدِ بْنِ خُزَيْمَةَ الْأَسَدِيُّ ، مُخَضْرَمٌ أَدْرَكَ الْجَاهِلِيَّةَ .
Al-Hafizh Abu Al-Hajjaj menyebutkan dalam kitab Tahdzib-nya:
Zirr bin Hubaysh bin Hubasyah bin Aws bin Bilal – atau ada yang mengatakan Hilal sebagai pengganti Bilal – bin Sa’d bin Hibaal bin Nashr bin Ghadhirah bin Malik bin Ts’alabah bin Ghanm bin Dudaan bin Asad bin Khuzaimah Al-Asadi. Beliau adalah seorang mukhadram, yang sempat hidup pada masa jahiliah.
وَرَوَى عَنْ . . . فَسَمَّى الْمَذْكُورِينَ ، وَسَعِيدَ بْنَ زَيْدٍ ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، وَأَبِي ذَرٍّ ، وَعَائِشَةَ ، وَعَنْ أَبِي وَائِلٍ ، وَهُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ .
Beliau meriwayatkan hadits dari banyak sahabat besar, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk Said bin Zaid, Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abu Dzar, dan Aisyah. Beliau juga meriwayatkan dari Abu Wa’il, yang sejajar dengannya dalam keilmuan.
رَوَى عَنْهُ بِسَرْدِ الْمَذْكُورِينَ ، وَإِبْرَاهِيمُ النَّخَعِيُّ ، وَحَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ ، وَزُبَيْدٌ الْيَامِيُّ ، وَطَلْحَةُ بْنُ مُصَرِّفٍ ، وَشِمْرُ بْنُ عَطِيَّةَ ، وَالشَّعْبِيُّ ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَرْزُوقٍ الدِّمَشْقِيُّ ، وَعُثْمَانُ بْنُ الْجَهْمِ ، وَعَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ ، وَعِيسَى بْنُ عَاصِمٍ الْأَسَدِيُّ ، وَعِيسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى ، وَأَبُو رَزِينٍ مَسْعُودُ بْنُ مَالِكٍ .
Murid-murid beliau di antaranya adalah Ibrahim An-Nakha’i, Habib bin Abi Tsabit, Zubaid Al-Yami, Thalhah bin Musharraf, Syamr bin Atiyyah, Asy-Sya’bi, Abdurrahman bin Marzuq Ad-Dimasyqi, Utsman bin Al-Jahm, Alqamah bin Martsad, Isa bin Asim Al-Asadi, Isa bin Abdurrahman bin Abi Laila, dan Abu Razin Mas’ud bin Malik.
شَيْبَانَ : عَنْ عَاصِمٍ ، عَنْ زِرٍّ ، قُلْتُ لِأَبِي : يَا أَبَا الْمُنْذِرِ ، اخْفِضْ لِي جَنَاحَكَ; فَإِنَّمَا أَتَمَتَّعُ مِنْكَ تَمَتُّعًا .
Syaiban meriwayatkan dari Ashim, dari Zirr, yang berkata: “Aku berkata kepada ayahku: ‘Wahai Abu Al-Mundzir, rendahkanlah sayapmu untukku, karena aku hanya mengambil manfaat darimu selama waktu yang tersisa.'”
مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ : عَنِ الْأَعْمَشِ قَالَ : أَدْرَكْتُ أَشْيَاخَنَا زِرًّا وَأَبَا وَائِلٍ ، فَمِنْهُمْ مَنْ عُثْمَانُ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ عَلِيٍّ ، وَمِنْهُمْ مَنْ عَلِيٌّ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ عُثْمَانَ . وَكَانُوا أَشَدَّ شَيْءٍ تَحَابًّا وَتَوَادًّا .
Muhammad bin Thalhah meriwayatkan dari Al-A’masy: “Aku mendapati para ulama kami seperti Zirr dan Abu Wa’il. Di antara mereka, ada yang lebih menyukai Utsman daripada Ali, dan ada yang lebih menyukai Ali daripada Utsman. Namun, mereka sangat saling mencintai dan menghormati satu sama lain.”
قَيْسُ بْنُ الرَّبِيعِ : عَنْ عَاصِمٍ ، قَالَ : مَرَّ رَجُلٌ عَلَى زِرٍّ وَهُوَ يُؤَذِّنُ ، فَقَالَ : يَا أَبَا مَرْيَمَ قَدْ كُنْتُ أُكْرِمُكَ عَنْ ذَا . قَالَ : إذًا لَا أُكَلِّمُكَ كَلِمَةً حَتَّى تَلْحَقَ بِاللَّهِ .
Qais bin Ar-Rabi’ meriwayatkan dari Ashim, yang berkata: “Seorang laki-laki melewati Zirr ketika beliau sedang mengumandangkan adzan, lalu berkata: ‘Wahai Abu Maryam, aku sebelumnya menghormati dirimu dari melakukan ini.’ Maka beliau menjawab: ‘Kalau begitu, aku tidak akan berbicara sepatah kata pun denganmu sampai engkau bertemu Allah.'”
ابْنُ عُيَيْنَةَ : عَنْ إِسْمَاعِيلَ ، قُلْتُ لِزِرٍّ : كَمْ أَتَى عَلَيْكَ؟ قَالَ : أَنَا ابْنُ مِائَةٍ وَعِشْرِينَ سَنَةً . وَقَالَ هُشَيْمٌ : بَلَغَ زِرٌّ مِائَةً وَاثْنَتَيْنِ وَعِشْرِينَ سَنَةً . وَقَالَ الْهَيْثَمُ : مَاتَ قَبْلَ الْجَمَاجِمِ . وَقَالَ أَبُو نُعَيْمٍ : مَاتَ ابْنَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَمِائَةٍ .
Ibnu ‘Uyainah meriwayatkan dari Isma’il, yang berkata: “Aku bertanya kepada Zirr: ‘Berapa usia Anda?’ Dia menjawab: ‘Aku berumur seratus dua puluh tahun.'” Husyaim berkata: “Beliau mencapai usia seratus dua puluh dua tahun.” Al-Haytsam berkata: “Beliau wafat sebelum Perang Al-Jamajim.” Abu Nu’aim menyebutkan: “Beliau wafat pada usia seratus dua puluh tujuh tahun.”
وَرَوَى زَكَرِيَّا بْنُ حَكِيمٍ الْحَبَطِيُّ عَنِ الشَّعْبِيِّ : أَنَّ زِرًّا كَتَبَ إِلَى عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَرْوَانَ كِتَابًا يَعِظُهُ .
Zakariya bin Hakim Al-Habthi meriwayatkan dari Asy-Sya’bi: “Bahwa Zirr pernah menulis surat kepada Abdul Malik bin Marwan untuk menasihatinya.”
— Alhamdulillah Selesai 2 (dua) Serial Tulisan —
Leave a Reply