الحديث رقم (٣٤١)
Syarah Riyadhus Shalihin : Hadits ke-341 (Bagian Pertama)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Syarah Riyadhus Shalihin kami kumpulkan dalam Kategori Kunuuz Riyaadhus Shalihiin
حَرَّمَ عَلَيْكُمْ: عُقُوقَ الأُمَّهَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ، وَوَأْدِ البَنَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ: قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الَالِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Diharamkan atas kalian: durhaka kepada ibu, menahan dan meminta, mengubur anak perempuan hidup-hidup, dan dibenci bagi kalian: berbicara tanpa makna, banyak bertanya, dan membuang-buang harta. Disepakati oleh keduanya (Bukhari dan Muslim).
قوله: (مَنْعًا) مَعْنَاهُ: مَنْعُ مَا وَجَبَ عَلَيْهِ،
Kata “menahan” artinya menahan apa yang wajib diberikan,
وَ(هَاتٍ): طَلَبُ مَا لَيْسَ لَهُ.
meminta” artinya meminta sesuatu yang tidak menjadi haknya
وَ(وَأْدُ البَنَاتِ) مَعْنَاهُ: دَفْنُهُنَّ فِي الحَيَاةِ،
Mengubur anak perempuan hidup-hidup” artinya menguburkan mereka dalam keadaan hidup.
وَ(قِيلَ وَقَالَ) مَعْنَاهُ: الحَديثُ بِكُلِّ مَا يَسْمَعُهُ، فَيَقُولُ: قِيلَ كَذَا، وَقَالَ فُلَانٌ كَذَا مِمَّا لَا يَعْلَمُ صِحَّتَهُ، وَلَا يَظُنُّهَا، وَكَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ.
“Berbicara tanpa makna” artinya berbicara tentang segala yang didengar tanpa mengetahui kebenarannya atau tanpa memastikan kebenarannya, dan cukup bagi seseorang dikatakan berdusta jika ia menyampaikan segala yang ia dengar.
وَ(إِضَاعَةُ الَالِ): تَبْذِيرُهُ وَصَرْفُهُ فِي غَيْرِ الوُجُوهِ المَأذُونِ فِيهَا مِنْ مَقَاصِدِ الآخِرَةِ وَالدُّنْيَا، وَتَرْكُ حِفْظِهِ مَعَ إِمْكَانِ الحِفْظِ.
Membuang-buang harta” artinya membelanjakannya untuk hal-hal yang tidak dibenarkan dalam tujuan akhirat dan dunia, serta meninggalkan upaya untuk menjaga harta jika itu memungkinkan untuk dijaga.
وَ(كَثْرَةُ السُّؤَالِ): الإِلْحَاحُ فِيمَا لَا حَاجَةَ إِلَيْهِ.
“Banyak bertanya” artinya mendesak untuk hal-hal yang tidak ada keperluan untuk menanyakannya.
وَفِي البابِ أَحَادِيثُ سَبَقَتْ فِي البابِ قَبْلِهِ: كَحَدِيثِ: ((وَأَقْطَعُ مَنْ قَطَعَكَ)) وَحَدِيثِ: ((مَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ)).
Dalam bab ini terdapat hadits-hadits yang telah disebutkan sebelumnya dalam bab sebelumnya: seperti hadits: “Dan potonglah orang yang memotongmu,” dan hadits: “Barangsiapa memutuskan hubungannya denganku, maka Allah akan memutuskan hubungannya dengannya.”
ترجمة الراوي:
Biodata Perawi
المغيرة بن شعبة: تقدمت ترجمته في الحديث رقم (٩٨).
Al Mughirah bin Syu’bah: Telah disebutkan biografinya dalam hadits nomor (98).
الشرح الأدبي
Penjelasan Dari Sisi Gaya Bahasa
الحديث يتناول بعض الأمور التي حرمها الله على المؤمنين، وقد بدأ الحديث بأسلوب خبري مؤكد بعدة مؤكدات منها أداة التوكيد (إن) واسمية الجملة، مع تصدير الجملة بلفظ الجلالة الذي يوحي بالهيبة، والجلال،
Hadits ini membahas beberapa hal yang diharamkan oleh Allah untuk orang-orang beriman. Hadits dimulai dengan gaya kalimat yang tegas yang menggunakan beberapa penguatan, di antaranya adalah kata penegas inna dan kalimat nominal (isimiyyah), dengan awalan kalimat menggunakan lafazh Allah yang memberikan kesan kehormatan dan kebesaran.
ثم الجملة التنزيهية (تعالى) التي تصعد هذا الشعور ، وقوله (حرم عليكم يشير إلى أن مسألة التحريم والتحليل من عند الله، والفعل الماضي يشير إلى التحقق، وإضافة كاف الخطاب، وميم الجمع إلى حرف الجر يفيد عموم الحكم،
Kemudian diikuti dengan kalimat penegasan (ta’ala) yang semakin memperkuat perasaan tersebut. Kata Harrama ‘alaykum menunjukkan bahwa masalah pengharaman dan penghalalan berasal dari Allah. Penggunaan fi’il madi (kata kerja lampau) menunjukkan kepastian, sementara penambahan kaaf (huruf kata ganti untuk orang kedua) dan miim (huruf jamak) pada kata kerja memperlihatkan generalisasi keputusan ini.
وإضافة العقوق للأمهات؛ لأن حقهن أوجب لما يلاقين من عناء، ولحاجتهن إلى الرعاية أكثر،
Penambahan ‘uquuq pada ibu-ibu menunjukkan bahwa hak mereka lebih wajib karena beban yang mereka tanggung dan kebutuhan mereka untuk mendapatkan perhatian yang lebih.
وبين قوله منع، وهات طباق يؤكد المعنى، ويقرر حرمة منع ما يجب إخراجه، وحرمة سؤال ما ليس له، وما لا حاجة إليه،
Kata man’a dan haat adalah kata-kata yang berlawanan (tibaq) yang menegaskan makna, yaitu haramnya menahan apa yang wajib dikeluarkan dan haramnya meminta sesuatu yang bukan haknya, serta yang tidak diperlukan.
ووأد البنات أي دفتهن أحياء،
Wa’ad dalam konteks ini berarti mengubur anak perempuan hidup-hidup.
وبناء الفعل ( قيل) يشير إلى نقل كلام الغير (وقال) يشير إلى إذاعة ما سمع ولعله يشير إلى الغيبة والنميمة، ونشر ما يحدث الفتن بين المسلمين
Penggunaan bentuk kata kerja qila menunjukkan menyampaikan perkataan orang lain, sedangkan qaal mengindikasikan penyebaran apa yang didengar, yang mungkin merujuk pada ghibah dan namimah, serta menyebarkan hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah di antara umat Islam.
وفي الحديث سجع بين الجمل الثلاث الأولى بتكرار الألف، والتاء، وبين الجمل الثلاث الأخيرة بتكرار الألف واللام، وهذا السجع يعين على الحفظ والنقل ويساعد على الانتشار، مع ما يحققه من ثبات المعنى، وقبول النفس، وفيه جناس بين قيل، وقال أكد معنى التسمع على الناس، وإذاعة أسرارهم مما يحدث الفرقة، والشحناء بين الناس.
Hadits ini juga mengandung sya’ (rima) pada tiga kalimat pertama dengan pengulangan huruf alif dan ta, serta pada tiga kalimat terakhir dengan pengulangan alif dan lam. Rima ini membantu dalam menghafal dan menyebarkan serta memberikan kestabilan pada makna dan penerimaan hati. Selain itu, terdapat pula jinas (kesamaan bunyi) antara qila dan qaala yang semakin menegaskan makna mendengarkan orang lain dan menyebarkan rahasia mereka yang dapat menimbulkan perpecahan dan kebencian di antara mereka.
Allahu Ta’ala A’lam
Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah
Leave a Reply