Imam al Awza’i, Faqih Syam (2)



الأوزاعي فقيه أهل الشام

Imam al Awza’i, Faqih Syam (Bagian Kedua)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Imam al Awza’i, Faqih Syam ini masuk dalam Kategori Tokoh

تحوله من الكتابة إلى الحديث والفقه

Peralihannya dari menulis ke hadis dan fikih

خرج الأوزاعي يومًا إلى اليمامة مع أحد الجيوش كاتبًا، فتفرّس فيه العلم والنبوغ أحد أعلام تلك الفترة الزمنية وهو يحيي بن أبي كثير حينما حين رآه في مسجد باليمامة، وكان يحيي بن كثير قريبا منه فجعل ينظر صلاته فأعجبته، ثمّ جلس إليه وسأله عن بلده وغير ذلك فأعجبته شخصيته وعلمه، ونصحه بالبقاء لأخذ العلم،

Suatu hari, al Awza’i pergi ke Yamamah bersama salah satu pasukan sebagai seorang penulis. Di sana, salah satu ulama besar pada masa itu, yaitu Yahya bin Abi Katsir, memperhatikan tanda-tanda kecerdasan dan potensi ilmu pada dirinya ketika melihatnya di sebuah masjid di Yamamah. Yahya bin Abi Katsir yang berada dekat dengannya mulai mengamati shalatnya dan merasa kagum. Kemudian ia mendekatinya, berbicara dengannya, bertanya tentang asal-usulnya, dan hal-hal lain. Yahya bin Abi Katsir terkesan dengan kepribadian dan ilmunya, lalu menasihatinya untuk tetap tinggal guna mendalami ilmu.

فترك ديوان الجند، وأقام الأوزاعي عنده مدّة يكتب عنه، حتى عدّ الأوزاعي من أروى الناس عن يحيى بن أبي كثير وأكثرهم أخذًا عنه، كما سمع من غيره من مشايخ أهل اليمامة.

Al Awza’i pun meninggalkan tugasnya di administrasi militer (Diwanul Jund) dan menetap di Yamamah bersama Yahya bin Abi Katsir selama beberapa waktu, mencatat ilmu darinya. Hingga akhirnya al-Awza’i menjadi salah satu orang yang paling banyak meriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir dan paling banyak mengambil ilmu darinya. Selain itu, ia juga mendengarkan ilmu dari ulama-ulama lain di kalangan ahli Yamamah.

ونظرا لرغبة يحيى بن أبي كثير في أن يزداد الأوزاعي علما نصحه أن يرحل إلى مواطن أخرى يأخذ العلم، وأرشده إلى الرحلة نحو البصرة ليسمع من الحسن البصري، ومحمد بن سيرين فسار إليهما ولكنه وجد الحسن قد مات منذ شهرين، وابن سيرين مريضا، فبقي يتردد عليه إلى أن مات ولم يسمع منه شيئا، غير أنه سمع من قتادة بن دعامة وغيره من علماء البصرة.

Mengingat keinginan Yahya bin Abi Katsir agar al Awza’i semakin mendalami ilmu, ia menasihatinya untuk bepergian ke tempat-tempat lain guna menimba ilmu. Yahya mengarahkannya untuk melakukan perjalanan ke Basrah agar bisa belajar dari al Hasan al Bashri dan Muhammad bin Sirin. Maka, al Awza’i pun berangkat ke sana, tetapi ia mendapati bahwa al Hasan telah meninggal dua bulan sebelumnya, sementara Ibn Sirin sedang sakit. Al Awza’i tetap berusaha mengunjunginya hingga Ibn Sirin wafat, sehingga ia tidak sempat mendengar satu hadits pun darinya. Namun, ia berhasil belajar dari Qatadah bin Di’amah dan beberapa ulama Basrah lainnya.

قام الأوزاعي منذ صباه بعدة رحلات زادت من علمه وحلمه وصبره، فسافر إلى اليمامة ثم البصرة، فالكوفة والعراق عامة ثمّ إلى الحجاز حيث الحج ومقابلة العلماء أمثال الثوري ومالك، وعاد إلى دمشق بعد هذه الجولة للدرس، فحدّث بها وصار يزار من قبل طلاب العلم.

Sejak masa mudanya, al Awza’i telah melakukan banyak perjalanan yang memperkaya ilmu, kebijaksanaan, dan kesabarannya. Ia pergi ke Yamamah, kemudian ke Basrah, lalu Kufah dan wilayah Irak secara umum, kemudian ke Hijaz untuk menunaikan haji dan bertemu para ulama seperti ats Tsauri dan Malik. Setelah menyelesaikan perjalanan tersebut, ia kembali ke Damaskus untuk mengajar. Di sana, ia mulai mengajarkan ilmunya, dan para pelajar dari berbagai tempat datang untuk belajar darinya.

ومن المعلوم أن رحلة العلماء في طلب العلم كان تهدف إلى تحقيق عدة أغراض أهمها طلب العلم، وتوثيق الحديث وتحصيله والتثبت منه وطلب العلو في السند والبحث عن أحوال الرواة ومذاكرة العلماء في نقد الحديث.

Perlu diketahui bahwa perjalanan para ulama dalam menuntut ilmu bertujuan untuk mencapai beberapa hal penting, di antaranya menuntut ilmu, mengumpulkan dan memastikan keabsahan hadits, memastikan ketinggian sanad, memeriksa keadaan para perawi, serta berdiskusi dengan para ulama dalam mengkritisi hadits.

مذهب ا لأوزاعي:

Madzhab al-Awza’i :

كان الأوزاعي من كبار الأئمَّة المُدافعين عن الإسلام والسُنَّة النبويَّة، لا سيَّما في فترة تزايد البدع والجدل والانحراف عن القُرآن والسُنَّة، كما كان حريصًا على الجهاد والرباط والدفاع عن المظلومين وعن الحق،

Al Awza’i adalah salah satu imam besar yang menjadi pembela utama Islam dan Sunnah Nabi, terutama pada masa meningkatnya bid’ah, perdebatan, dan penyimpangan dari Al Quran dan Sunnah. Ia sangat peduli terhadap jihad, menjaga perbatasan (ribath), membela kaum yang terzalimi, dan memperjuangkan kebenaran.

وكان استقراره في ثغر بيروت بدافع الرباط ورد الاعتداءات عن ديار الإسلام، وكانت الفترة التي قضاها في بيروت أكثر سني حياته المُنتجة والغزيرة، ففيها طوَّر مذهبه، وانتشر في كافَّة أنحاء الشَّام وانتقل إلى المغرب والأندلُس،

Dan ia menetap di perbatasan Beirut dengan tujuan berjaga di jalan Allah (ribat) serta melindungi wilayah Islam dari serangan musuh. Masa yang dihabiskannya di Beirut merupakan periode paling produktif dan kaya karya dalam hidupnya. Di sana, ia mengembangkan mazhabnya, yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru wilayah Syam, serta sampai ke Maghrib dan Andalusia.

لكن لم يُكتب لمذهبه البقاء، فاندثر بعد أن لم يهتم تلامذته بتدوينه والحفاظ عليه، فحل مكانه المذهب الحنفي والشافعي في الشَّام والمالكي في المغرب والأندلس

Namun, mazhabnya tidak bertahan lama karena para muridnya tidak memberikan perhatian yang memadai untuk mencatat dan menjaga ajaran tersebut. Akibatnya, mazhab al-Awza’i perlahan hilang dan digantikan oleh mazhab Hanafi dan Syafi’i di wilayah Syam, serta mazhab Maliki di Maghrib dan Andalusia.

يقولُ القاضي عياض :

Al Qadhi Iyadh berkata :

“غَلَبَ ‌مذهبُ ‌الأوزاعي على الشامِ، وعلى جزيرةِ الأندلس أولًا، إلى أنْ غَلَبَ عليها مذهبُ مالكٍ بعد المائتين، فانقطعَ منها”.

“Madzhab al Awza’i mendominasi wilayah Syam dan pulau Andalusia pada awalnya, hingga madzhab Maliki menguasai wilayah tersebut setelah tahun 200 H, dan akhirnya madzhab al Awza’i pun hilang.”

ويقول بن تيمية:

Ibn Taimiyyah juga menyatakan :

“ما زالوا – أيْ: أهل الشام – على مذهبِه – أي: ‌مذهب ‌الأوزاعي – إلى المائةِ الرابعة، بلْ أهلُ المغربِ كانوا على مذهبِه قبلَ أنْ يدخلَ إليهم مذهبُ مالكٍ”.

“Penduduk Syam terus berada di atas mazhab al Awza’i hingga abad keempat Hijriah. Bahkan, penduduk Maghrib pun pada awalnya mengikuti madzhab al Awza’i sebelum madzhab Maliki masuk ke wilayah mereka.”

ويقولُ الحافظ الذهبي :

Al Hafizh adz Dzahabi menambahkan:

“كان أهلُ الشامِ، ثمَّ أهلُ الأندلسِ على ‌مذهب ‌الأوزاعي مدةً مِن الدهرِ، ثمَّ فَنِيَ العارفون به، وبقي منه ما يُوجدُ في كتَبِ الخلافِ”.

“Penduduk Syam, dan kemudian penduduk Andalusia, mengikuti madzhab al Awza’i untuk waktu yang cukup lama. Namun, para ahli yang memahami madzhab ini punah, dan yang tersisa hanyalah apa yang ditemukan dalam kitab-kitab perbandingan madzhab.”

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.