تطور دراسة الإعجاز القرآني على مر العصور
Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (Bagian Ketiga)
أ.د / عبد الغني محمد بركة
Prof. Dr. Abdul Ghani Muhammad Barakah
(Profesor di Fakultas Bahasa Arab dan Mantan Dekan Fakultas tersebut di Universitas Al-Azhar)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman ini kami masukkan ke Kategori Ilmu al Quran
ومن هنا كان لا بد أن تكون معجزته شيئاً باقياً ثابتاً أبد الدهر، لتكون حجة الله القائمة على خلقه في كل زمان ومكان.
Dari sini, mukjizat Nabi Muhammad ﷺ haruslah sesuatu yang abadi dan tetap sepanjang masa, sehingga menjadi hujjah Allah yang berkesinambungan atas makhluk-Nya di setiap waktu dan tempat.
ولتظل الدعوة محروسة بمعجزتها، مقرونة بدليل صدقها إلى قيام الساعة، فكانت المعجزة المحمدية قرآناً يتلى، ويتعهد الله بحفظه وصيانته من أن يبدل أو يحرف
Mukjizat ini juga menjaga dakwah agar tetap terlindungi, disertai bukti kebenarannya hingga hari kiamat. Mukjizat tersebut adalah Al-Qur’an, kitab yang dibacakan, dan Allah telah berjanji untuk menjaganya dari perubahan dan penyimpangan:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Surah Al Hijr ayat 9).
ولقد أشار النبي صلى الله عليه وسلم إلى ذلك، فيما يروى عنه أنه قال:
Nabi Muhammad ﷺ juga menunjukkan hal ini dalam sabdanya :
ما من نبي إلا أوتي ما على مثله آمن البشر، وإنما كان الذي أوتيته وحياً أوحاه الله إلي، فأرجو أن أكون أكثرهم تابعاً يوم القيامة (متفق عليه)
“Tidak ada nabi kecuali diberi mukjizat yang membuat manusia percaya, dan apa yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku. Maka aku berharap akulah yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat” (Muttafaqun ‘Alaih).
والعجيب: أن العرب ظلوا يطالبون الرسول عليه السلام بمعجزات مادية، من جنس معجزات الأنبياء السابقين، ويحكي القرآن الكريم عنهم ذلك :
Yang mengherankan adalah bahwa kaum Arab tetap meminta Rasulullah ﷺ untuk menunjukkan mukjizat-mukjizat material, serupa dengan mukjizat para nabi sebelumnya. Al-Qur’an menceritakan permintaan mereka:
وَقَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الأرْضِ يَنْبُوعاً (٩٠) أَوْ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الأنْهَارَ خِلالَهَا تَفْجِيراً (٩١) أَوْ تُسْقِطَ السَّمَاءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفاً أَوْ تَأْتِيَ بِاللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ قَبِيلاً (92) أَوْ يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِنْ زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَى فِي السَّمَاءِ وَلَنْ نُؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّى تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَاباً نَقْرَؤُهُ قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلا بَشَراً رَسُولاً (٩٣) )[سورة الإسراء].
Dan mereka berkata, ‘Kami tidak akan percaya kepadamu sebelum kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami (90), atau kamu memiliki sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu mengalirkan sungai-sungai di antara kebun itu secara deras (91), atau kamu menjatuhkan langit seperti yang kamu katakan atas kami secara bertahap, atau kamu mendatangkan Allah dan para malaikat berhadapan langsung dengan kami (92), atau kamu memiliki rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami tidak akan percaya pada kenaikanmu itu hingga kamu menurunkan kepada kami sebuah kitab yang dapat kami baca.’ Katakanlah (Muhammad), ‘Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?’” (Surah Al Isra ayat 90 sampai 93).
ولكن الله تعالى بين لهم أنهم إذا كانوا صادقين حقاً، وفي أنهم سيستجيبون للمعجزات، فإن القرآن أكبرها جميعاً وأعلى شأناً مما يطلبون
Namun, Allah menjelaskan kepada mereka bahwa jika mereka benar-benar tulus dalam keinginan mereka untuk menerima mukjizat, maka Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang jauh lebih mulia daripada apa yang mereka minta :
وَقَالُوا لَوْلا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آَيَاتٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّمَا الآيات عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ (٥٠) أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٥١))[سورة العنكبوت].
“Dan mereka berkata, ‘Mengapa tidak diturunkan kepadanya tanda-tanda (mukjizat) dari Tuhannya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya tanda-tanda itu ada pada Allah. Aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.’ Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya di dalamnya terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (Surah Al Ankabut ayat 50 sampai 51).
هذا، وقضية الإعجاز القرآني من أولى القضايا التي اتجه العلماء إلى دراستها، وبذلوا جهوداً هائلة في تحقيقها، والكشف عن أدلتها، وتتبع أوجهها، إذ هي الأساس الذي يقوم عليه البناء الإيماني للمسلم، فالذي يطمئن عقله وقلبه، ويصل إلى اليقين بأن القرآن الكريم معجز للبشر وأنه من المستحيل أن يتمكن البشر مجتمعين أو متفرقين أن يأتوا بمثله.
Masalah mukjizat Al-Qur’an adalah salah satu topik utama yang menarik perhatian para ulama sejak awal. Mereka mencurahkan upaya besar untuk menelitinya, mengungkap bukti-buktinya, dan mengeksplorasi berbagai aspeknya. Sebab, mukjizat Al-Qur’an adalah dasar yang menopang bangunan keimanan seorang Muslim. Seseorang yang yakin dengan hati dan akalnya bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat yang tidak mungkin ditiru oleh manusia, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, akan mencapai keyakinan yang tak tergoyahkan akan keilahian kitab ini.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : Quran-M
Leave a Reply