Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (4)

تطور دراسة الإعجاز القرآني على مر العصور

Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (Bagian Keempat)

أ.د / عبد الغني محمد بركة

Prof. Dr. Abdul Ghani Muhammad Barakah

(Profesor di Fakultas Bahasa Arab dan Mantan Dekan Fakultas tersebut di Universitas Al-Azhar)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman ini kami masukkan ke Kategori Ilmu al Quran

أقول: إن الإنسان الذي يصل يقينه إلى هذا الحد، ليس أمامه إلا أن يسلم بأن القرآن الكريم من عند الله وما دام القرآن من عند الله فكل ما تضمنه حق خالص، لا سبيل لباطل إليه، ويكون ذلك موجباً للإيمان بما فيه، والانقياد لتعاليمه، والسير على هداه.

Saya katakan: Sesungguhnya manusia yang telah mencapai keyakinan seperti ini, tidak ada pilihan lain selain menerima bahwa Al-Qur’an itu berasal dari Allah. Dan selama Al-Qur’an berasal dari Allah, maka segala yang terkandung di dalamnya adalah kebenaran mutlak, tidak ada ruang untuk kebatilan di dalamnya. Hal ini mendorong untuk beriman dengan apa yang terkandung di dalamnya, tunduk pada ajaran-ajarannya, dan mengikuti petunjuk-petunjuknya.

ولنبدأ بالقضية في مراحلها الأولى، منذ بدء الدعوة، فلا خلاف في أن للعرب الذين نزل فيهم القرآن الكريم قدم راسخة في البيان والبلاغة، وقدرة فائقة في تذوق الكلام والتمييز بين جيده ورديئه، فقد امتازوا من بين معاصريهم من الأمم بالنزوع إلى الكلام الطيب،

Mari kita mulai dengan masalah ini dari tahap-tahap awalnya, sejak dimulainya dakwah. Tidak ada perdebatan bahwa bangsa Arab, yang menjadi tempat turunnya Al-Qur’an, memiliki kedudukan yang sangat kuat dalam hal ekspresi bahasa dan retorika, serta kemampuan luar biasa dalam menikmati kata-kata dan membedakan antara yang baik dan buruk. Mereka menonjol di antara bangsa-bangsa sezaman mereka karena kecenderungannya terhadap kata-kata yang indah.

وأقاموا الأسواق الأدبية، يعرض فيها كل بليغ ما تجود به قريحته من شعر أو خطبة أو حكمة، كانوا يتبارون في التجويد، ويحتكمون إلى نقاد شهدوا لهم بالقدرة على النقد والتمييز بين الكلام، فيقدم هذا ويؤخر ذلك تبعاً لما تضمنه كلام كل منهم من بلاغة وقوة.

Mereka mendirikan pasar sastra, di mana setiap orator dapat menunjukkan kemampuan berbahasanya dalam bentuk puisi, pidato, atau hikmah. Mereka bersaing dalam kesempurnaan berbahasa, dan menyerahkan penilaian kepada para kritikus yang diakui kemampuannya dalam menilai dan membedakan kualitas kata-kata. Dengan demikian, orang-orang yang berbicara dengan keindahan dan kekuatan bahasa akan lebih dihargai daripada yang lainnya.

ومما تجدر الإشارة إليه في هذا المقام، أنه قد حدثت قبل البعثة المحمدية أحداث كانت توطئة وتمهيداً لما سيحدث بعد البعثة من تحد للعرب جميعاً ببلاغة القرآن وإعجازه، فوجود الكعبة المشرفة في مكة وتوافد العرب من أنحاء الجزيرة العربية عليها في مواسم الحج، ووقوعها أيضاً في منتصف الطريق بين اليمن جنوباً والشام شمالاً، وهي طريق ممهدة مسلوكة لقوافل التجارة،

Penting untuk dicatat bahwa sebelum kerasulan Muhammad ﷺ, terjadi beberapa peristiwa yang mempersiapkan jalan untuk tantangan bagi seluruh bangsa Arab dengan keindahan dan mukjizat Al-Qur’an. Keberadaan Ka’bah yang mulia di Mekkah, dengan banyaknya orang Arab yang datang dari seluruh jazirah Arab untuk menunaikan ibadah haji, serta lokasinya yang strategis di tengah perjalanan antara Yaman di selatan dan Syam di utara, merupakan jalur utama bagi kafilah-kafilah perdagangan.

هذا الوضع الفريد أحدث تقارباً بين اللهجات العربية، وجعل لهجة قريش هي السائدة بين العرب، ففي مكة تختلط القبائل وتتلاقح اللهجات العربية وتتقارب، وتصفي مما بها من وعورة وغرابة، فتتماذج لتصبح لهجة سائدة يتكلمها الجميع، ويبدعون بها آثارهم الأدبية، وقد أدى ذلك كله إلى أن يصبح العرب جميعاً في ربوع الجزيرة العربية، وأنحائها مؤهلين لتذوق بلاغة الكلام في راقي مدارجه.

Kondisi ini telah mendekatkan berbagai dialek Arab dan menjadikan dialek Quraisy sebagai dialek yang dominan di kalangan bangsa Arab. Di Mekkah, suku-suku Arab bercampur dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga dialek yang ada menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami, lalu berkembang menjadi dialek yang digunakan oleh seluruh masyarakat. Mereka menciptakan karya-karya sastra yang mengagumkan dengan menggunakan dialek tersebut, yang membuat seluruh bangsa Arab di berbagai penjuru jazirah Arab siap untuk menghargai keindahan kata-kata yang lebih tinggi.

وفي هؤلاء القوم الذين يعتزون بالبيان، ويتناقلون شوارده ودرره، وتهنأ القبيلة بالشاعر ينبغ بين أبنائها، لأنه سيكون الصوت المدافع عنها، والمذيع لمفاخرها.

Di tengah-tengah kaum yang sangat membanggakan keindahan bahasa ini, yang saling berbagi karya-karya unik dan permata-permata sastra mereka, sebuah suku akan merasa terhormat jika salah satu putranya menjadi seorang penyair yang unggul. Penyair tersebut dianggap sebagai suara pembela suku, sekaligus penyebar kebanggaan dan kejayaan mereka.

في هؤلاء القوم نزول القرآن الكريم، وتلا عليهم المصطفى صلى الله عليه وسلم ما يتلقاه من ربه، وتتابعت نجوم القرآن الكريم على قلب رسول الله، وعلى الفور أدرك العرب أنهم أمام شيء لا عهد لهم به، وأن ما يسمعونه إنما هو كلام معجز لا يستطيعه بشر.

Di tengah kaum seperti itulah Al-Qur’an diturunkan. Nabi Muhammad ﷺ membacakan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Tuhannya. Wahyu-wahyu Al-Qur’an turun bertahap ke dalam hati Rasulullah ﷺ seperti bintang-bintang yang menyinari malam. Seketika, bangsa Arab menyadari bahwa apa yang mereka dengar adalah sesuatu yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Mereka menyadari bahwa kata-kata ini adalah mukjizat, sesuatu yang tidak mungkin bisa dihasilkan oleh manusia.

وقد أتضح هذا بجلاء فيما رواه التاريخ الصحيح عنهم، سواء في ذلك ما صدر عن بعضهم من أقوال، أو ما ثبت من أحوال حين تحداهم القرآن الكريم أن يأتوا بمثله أو بشيء من مثله.

Hal ini terlihat jelas dalam riwayat-riwayat sejarah yang shahih, baik melalui pernyataan-pernyataan yang keluar dari sebagian mereka, maupun melalui keadaan mereka ketika Al-Qur’an menantang mereka untuk mendatangkan sesuatu yang serupa atau bahkan sedikit saja yang menyerupainya.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Quran-M