Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (6)



تطور دراسة الإعجاز القرآني على مر العصور

Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (Bagian Keenam)

أ.د / عبد الغني محمد بركة

Prof. Dr. Abdul Ghani Muhammad Barakah

(Profesor di Fakultas Bahasa Arab dan Mantan Dekan Fakultas tersebut di Universitas Al-Azhar)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman ini kami masukkan ke Kategori Ilmu al Quran

ومما وعاه التاريخ أيضاً، أن الوليد عقبة سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ قوله تعالى :

Sejarah juga mencatat bahwa Al-Walid bin Al-Mughirah dan ‘Uqbah bin Abi Mu’ith pernah mendengar Rasulullah ﷺ membaca firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)[سورة النحل]

“Sesungguhnya Allah menyuruhmu untuk berbuat adil, berbuat kebaikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat, serta melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan kedzaliman. Dia memberi nasihat kepadamu agar kamu ingat.” (Surah An Nahl ayat 90).

فقال له: أعد، فأعاد. فقال الوليد ـ

Mendengar ayat ini, Al-Walid berkata, “Ulangi!” Rasulullah ﷺ pun mengulanginya. Al-Walid berkata,

والله إن له لحلاوة وإن عليه لطلاوة، وإن أسفله لمغدق وإن أعلاه لمثمر، وما هو بقول بشر.

“Demi Allah, sungguh ayat ini memiliki rasa manis, dan ia sangat menyentuh hati. Bagian bawahnya sangat menyegarkan, dan bagian atasnya sangat menyejukkan. Ini bukan perkataan manusia.”

ومن أحوالهم الدالة على تأثير القرآن فيهم، أنه ربما وصلت آيات منه إلى مسمع أشدهم عداوة للإسلام.

Di antara kondisi yang menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Al-Qur’an pada mereka adalah bahwa terkadang ayat-ayat Al-Qur’an mencapai telinga mereka yang paling keras permusuhannya terhadap Islam.

فإذا به يتحول إلى إنسان جديد، ويلقى وراء ظهره كل ما كان يكنه من عداوة وبغض للإسلام ونبيه، ويتقدم مبايعاً موقناً أن هذه الكلمات ليست من قول بشر.

Mereka yang awalnya sangat membenci Islam tiba-tiba berubah menjadi orang yang baru, melemparkan jauh-jauh kebencian dan permusuhan mereka terhadap Islam dan Nabi Muhammad ﷺ. Mereka kemudian datang untuk memberi baiat, meyakini bahwa kata-kata itu bukan berasal dari manusia.

حدت هذا لعمر بن الخطاب إذ خرج ذات مساء متوشحاً سيفه يريد رسول الله صلى الله عليه وسلم ورهطاً من أصحابه في بيت عند الصفا، سمع أنهم مجتمعون فيه.

Hal ini terjadi pada Umar bin Khattab. Suatu malam, Umar keluar dengan pedangnya terhunus, menuju tempat di mana Rasulullah ﷺ dan sekelompok sahabatnya berkumpul di sebuah rumah dekat bukit Shafa. Ia mendengar bahwa mereka sedang berkumpul di sana.

فقابله أحد أصحابه وعرف مقصده فقال له: غرتك نفسك يا عمر، أفلا رجعت إلى أهل بيتك فتقيم أمرهم، فسأله عمر وقد رابه ما سمع: أي أهل بيتي تعني، فأخبره أن صهره (وابن عمه) سعيد بن زيد قد أسلم، وكذلك أسلمت زوجته أخت عمر فاطمة بنت الخطاب. فذهب إليها عمر مغيظاً محنقاً.

Namun, salah seorang sahabat bertemu Umar dan mengetahui tujuannya, lalu berkata, “Wahai Umar, apakah engkau tidak kembali dulu ke rumahmu dan urus urusan keluargamu?” Umar pun merasa heran dan bertanya, “Siapakah anggota keluargaku yang kamu maksud?” Sahabat tersebut menjawab, “Saudaramu, Sa’id bin Zaid, telah masuk Islam, begitu juga istrimu, Fatimah binti Al Khaththab.” Umar pun bergegas pergi dengan marah menuju rumah saudara dan istrinya.

وهنا سمع خبايا يتلو عليهما القرآن، فاقتحم الباب وبطش بصهره وبأخته فاطمة ثم أخذ الصحيفة التي لمح أخته تخفيها عند دخوله فلما قرأ صدراً منها من سورة طه قال: ما أحسن هذه الكلام وأكرمه،

Setibanya di sana, ia mendengar suara seseorang yang sedang membaca Al-Qur’an. Umar langsung masuk dan menyerang saudara dan saudarinya, lalu mengambil lembaran-lembaran yang sedang disembunyikan oleh Fatimah. Ketika ia membaca sebagian dari Surah Thaha, ia berkata, “Betapa indah dan mulianya kata-kata ini.”

ثم ذهب من فوره إلى النبي صلى الله عليه وسلم فأعلن إسلامه فكبر النبي تكبيرة عرف أهل البيت من أصحابه أن عمر قد أسلم، وأعز الله به الإسلام.

Lalu Umar segera pergi menemui Nabi Muhammad ﷺ dan mengumumkan keislamannya. Rasulullah ﷺ pun mengucapkan takbir, dan para sahabat yang ada di rumah itu langsung mengetahui bahwa Umar telah masuk Islam. Allah mengagungkan Islam dengan keislaman Umar.

وعندما رأى المشركون تأثير القرآن فيمن يستمع إليه، كان طريقهم لمقاومته، هو الحيلولة بمختلف الوسائل بين القرآن والناس، مهما كلفهم ذلك من تضحية، 

Ketika orang-orang musyrik melihat pengaruh besar Al-Qur’an pada mereka yang mendengarkannya, mereka menyadari bahwa cara untuk melawan pengaruh tersebut adalah dengan menghalangi orang-orang dari mendengarkan Al-Qur’an dengan berbagai cara, tidak peduli berapa banyak pengorbanan yang harus mereka lakukan.

فتواصوا بعدم سماعه، وكانوا يلاقون القبائل الواردة إلى مكة في المواسم، يحذرونهم منه، ويحكي القرآن الكريم ذلك عنهم في قوله تعالى :

Mereka saling menasihati untuk tidak mendengarkan Al-Qur’an, dan mereka menemui kabilah-kabilah yang datang ke Mekkah pada musim haji, memperingatkan mereka agar tidak mendengarkan Al-Qur’an. Al-Qur’an menceritakan hal ini dalam firman-Nya:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

“Dan orang-orang yang kafir berkata, ‘Janganlah kamu mendengarkan Al-Qur’an ini dan buatlah keributan padanya, supaya kamu dapat mengalahkan (kaum Muslimin).'” (Surah  Fushshilat ayat 26).

وما ذلك إلا لأنهم أدركوا تأثير هذا القرآن فيهم وفي أتباعهم، وهم يرون هؤلاء الأتباع كأنهم يسحرون بين عشية وضحاها بالآيات يسمعون إليها، فتنقاد إليها النفوس، وتهوي إليها الأفئدة.

Hal ini tidak lain karena mereka menyadari betapa besar pengaruh Al-Qur’an terhadap diri mereka dan pengikut-pengikut mereka. Mereka melihat para pengikut Islam seolah-olah disihir dalam semalam oleh ayat-ayat yang mereka dengarkan. Ayat-ayat itu membuat jiwa mereka tunduk, dan hati mereka tertarik untuk mengikuti petunjuknya.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Quran-M



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.