Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (15)



تطور دراسة الإعجاز القرآني على مر العصور

Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (Bagian Kelima Belas)

أ.د / عبد الغني محمد بركة

Prof. Dr. Abdul Ghani Muhammad Barakah

(Profesor di Fakultas Bahasa Arab dan Mantan Dekan Fakultas tersebut di Universitas Al-Azhar)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman ini kami masukkan ke Kategori Ilmu al Quran

القسم الثاني:وهو المقابل للقسم الأول، ويضم هذا القسم من ليسوا من أصحاب اللسان العربي، على ثقافتهم وحضاراتهم، وهؤلاء يمكنهم إدراك الإعجاز القرآني عن طريق الاستدلال العقلي، بأن يعلموا عجز العرب ـ وهم أهل اللسان الذي نزل به أذن أشد عجزاً منهم.

Kelompok kedua: Berlawanan dengan kelompok pertama, kelompok ini mencakup mereka yang bukan penutur asli bahasa Arab, dengan latar belakang budaya dan peradaban mereka masing-masing. Kelompok ini dapat memahami mukjizat Al Quran melalui penalaran logis, yaitu dengan mengetahui bahwa bangsa Arab — sebagai ahli bahasa Arab tempat Al Quran diturunkan — tidak mampu menandingi Al Quran, sehingga mereka yang bukan penutur asli tentu lebih tidak mampu lagi.

كما يمكنهم إدراك الإعجاز القرآني من خلال معرفتهم بالوجوه الأخرى التي اقتضتها حكمة الله ورحمته، فغير العربي يجد في هذه الوجوه الأخرى إعجازاً يلزمه بالتصديق بأن هذا الكتاب من عند الله، وأن ما تضمنه هو شرع الله الواجب الإتباع.

Mereka juga dapat memahami mukjizat Al Quran melalui aspek-aspek lain yang telah ditentukan oleh hikmah dan rahmat Allah. Bagi mereka yang bukan Arab, aspek-aspek lain dari mukjizat ini menjadi bukti yang cukup untuk meyakini bahwa kitab ini berasal dari Allah dan bahwa isinya adalah syariat Allah yang wajib diikuti.

وهذه الوجوه في تعددها واختلاف طبيعتها وافية تماماً بالإلزام على مدى التاريخ، ولكل الأجناس والشعوب، وستظل كذلك ـ إن شاء الله ـ ما بقيت الحياة.

Aspek-aspek ini, dengan keanekaragaman dan perbedaan sifatnya, cukup untuk menjadi bukti atas kebenaran sepanjang sejarah, untuk segala bangsa dan umat, dan akan tetap demikian — insya Allah — selama kehidupan masih ada.

والعجيب في الأمر: أن إدراك الإعجاز في الوجوه التي تضمنها القرآن الكريم التي لم يتحد بها العرب الأوائل أمر ميسور لا يتطلب سوى صدق التوجه والاستعداد لقبول الحق.

Yang mengagumkan adalah bahwa memahami mukjizat dari aspek-aspek yang terkandung dalam Al Quran, yang tidak menjadi tantangan bagi bangsa Arab pada masa awal, adalah sesuatu yang mudah dan hanya memerlukan niat yang tulus dan kesiapan untuk menerima kebenaran.

لأن هذه الوجوه تعود إلى ضوابط موضوعية ملزمة لكل عاقل، وهل يجادل أحد في أن محمداً صلى الله عليه وسلم لا يستطيع كبشر أن يخترق حجب الغيب ويخبر عما كان وما سيكون منها، إذاً لا بد أنه يستمد ذلك من قوة أعلى من البشر، وهل يجادل أحد في أنه عليه السلام، لا يستطيع ـ كبشر ـ أن يأتي من العلوم الكونية والإنسانية ما لا يدرك البشر بعضه إلا بعد مرور قرون متطاولة.

Karena aspek-aspek ini didasarkan pada prinsip-prinsip objektif yang mengikat setiap orang yang berakal. Apakah ada yang membantah bahwa Muhammad ﷺ, sebagai manusia, tidak dapat menembus tabir ghaib dan mengabarkan tentang apa yang telah terjadi dan akan terjadi di masa depan, kecuali jika ia mendapatkan wahyu dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia? Apakah ada yang membantah bahwa beliau ﷺ, sebagai manusia, tidak mampu membawa ilmu-ilmu alam semesta dan kemanusiaan yang sebagian di antaranya baru dapat dipahami manusia setelah berabad-abad lamanya?

وقل مثل هذا في جميع الوجوه المعجزة التي تضمنها القرآن الكريم، ولم يتحد بها العرب الأوائل.

Hal yang sama dapat dikatakan tentang semua aspek mukjizat dalam Al Quran yang tidak menjadi tantangan bagi bangsa Arab pada masa awal.

القسم الثالث:من كان من أهل اللسان العربي، إلا أنه لم يبلغ في الفصاحة الحد الذي يتناهى إلى معرفة وجوه تصرف اللغة، وطرق الأساليب. وهؤلاء عليهم أن يأخذوا أنفسهم بدراسة الأساليب وحدود البلاغة ـ ومواقع البيان، إلى غير ذلك مما يؤهلهم لإدراك ما في القرآن الكريم من بلاغة معجزة، وإلا فليكتفوا بالاستدلال العقلي وبالوجوه الأخرى الدالة على الإعجاز، كما هو الشأن فيمن ليسوا من أهل العربية.

Kelompok ketiga: Mereka yang termasuk penutur bahasa Arab, tetapi tidak mencapai tingkat kefasihan yang memungkinkan mereka memahami seluk-beluk bahasa dan gaya ungkapan. Kelompok ini perlu mengembangkan diri mereka melalui studi tentang gaya bahasa, batas-batas kefasihan, dan teknik-teknik balaghah, serta hal-hal lain yang mempersiapkan mereka untuk memahami keajaiban balaghah dalam Al Quran. Jika tidak, mereka cukup menggunakan penalaran logis dan aspek-aspek lain dari mukjizat untuk memahami kebenaran, sebagaimana halnya dengan orang-orang yang bukan penutur bahasa Arab.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Quran-M



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.