تطور دراسة الإعجاز القرآني على مر العصور
Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (Bagian Ketujuh Belas)
أ.د / عبد الغني محمد بركة
Prof. Dr. Abdul Ghani Muhammad Barakah
(Profesor di Fakultas Bahasa Arab dan Mantan Dekan Fakultas tersebut di Universitas Al-Azhar)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman ini kami masukkan ke Kategori Ilmu al Quran
ولقد قام الباقلاني بعمل رائع حقاً ـ عندما عمد إلى قصيدتين من عيون الشعر العربي بالنقد، إحداهما: معلقة امرىء القيس، حامل لواء شعراء الجاهلية، والأخرى للبحتري، من أحب الحظوة والتقدم عند نقاد الكلام، والقيمة الحقيقة لما قام به الباقلاني، أنه أبرز هذه الحقيقة وأكدها.
Al-Baqillani benar-benar melakukan pekerjaan yang luar biasa ketika ia mengkritik dua puisi dari puncak sastra Arab. Salah satunya adalah Mu’allaqah karya Imru’ al-Qais, yang dianggap pemimpin para penyair era Jahiliyah. Puisi lainnya adalah karya Al-Buhturi, salah satu penyair yang sangat dihormati dan dikagumi oleh para kritikus sastra. Nilai sebenarnya dari apa yang dilakukan oleh Al-Baqillani adalah bahwa ia berhasil mengungkap dan menegaskan sebuah kebenaran penting.
وهي: أن البشر لا يمكن أن يصل بأدبه على الكمال، بل لا بد أن يعتريه التفاوت، ويعلو ويهبط، ويحلق ويهوي.
Kebenaran tersebut adalah: bahwa manusia tidak dapat mencapai kesempurnaan dalam kesusastraannya, melainkan pasti ada perbedaan, kadang lebih tinggi, kadang lebih rendah, kadang melonjak, dan kadang jatuh.
أما القرآن الكريم فأينما يممت لم تقع عينك منه إلا على الطريقة المثلى للتعبير، والمطابقة الكاملة لما يقتضيه الحال.
Adapun Al Quran, ke mana pun mata diarahkan, tidak akan ditemukan di dalamnya selain cara ekspresi terbaik, yang sepenuhnya sesuai dengan tuntutan konteksnya.
وسوف أورد ـ إن شاء الله ـ شواهد قرآنية في أغراض متفاوتة تؤكد هذا كله. عندما أجد السياق المناسب لذلك.
Saya akan, insya Allah, menyebutkan contoh-contoh dari ayat-ayat Al Quran yang mencakup berbagai tema untuk menegaskan semua ini, ketika saya menemukan konteks yang tepat untuk menyampaikannya.
ثالثاً :
Ketiga
تميز الكلمة من القرآن غيرها من سائر الكلام، بالرونق والفصاحة، ويتبين ذلك في القرآن ورجحان فصاحته، بأن تذكر منه الكلمة في تضاعيف الكلام، أو تقذف ما بين شعر، فتأخذ الأسماع، وتتشوق إليها النفوس، ويرى وجه رونقها بادياً، غامراً سائر ما تقرن به كالدرة التي ترى في سلك الخرز، وكالياقوتة وسط العقد.
Kata dalam Al Quran memiliki keistimewaan tersendiri yang membedakannya dari semua ucapan lainnya, dengan keindahan dan kefasihannya. Hal ini terlihat jelas dalam keunggulan kefasihan Al Quran, yang mana jika satu kata dari Al Quran disebutkan di tengah-tengah percakapan atau disisipkan di antara bait-bait puisi, ia langsung menarik pendengaran, memikat jiwa, dan memperlihatkan keindahan yang nyata. Keunggulan tersebut melampaui semua kata yang disandingkan dengannya, seperti mutiara yang bersinar di antara manik-manik, atau seperti batu permata di tengah kalung.
رابعاً :
Keempat :
إن اله تعالى قد سهل سبيل القرآن بجملته، فهو خارج عن الوحشي المستكره، والغريب المستنكر وعن الصنعة المتكلفة، وجعله سبحانه قريباً إلى الأفهام، ويبادر لفظه معناه إلى القلب، يساير المغزى منه عبارته إلى النفس، وهو مع ذلك ممتنع المطلب، غير نطمع مع قربه في نفسه، والموهبة مع دنوه أن يقدر عليه أو يظفر به.
Allah Ta’ala telah mempermudah Al Quran secara keseluruhan. Al Quran tidak mengandung kata-kata yang liar dan sukar dipahami, atau ungkapan yang aneh dan tidak lazim. Tidak pula ia terkesan dibuat-buat dengan susunan yang berlebihan. Allah menjadikannya dekat dengan pemahaman manusia, sehingga kata-katanya langsung membawa maknanya ke dalam hati, dan maknanya selaras dengan ungkapannya dalam jiwa. Namun, meskipun dekat dan mudah dipahami, Al Quran tetap sulit dicapai. Dengan segala kemudahannya, Al Quran tetap menjadi sesuatu yang tidak mungkin ditiru atau diungguli, bahkan oleh mereka yang berbakat sekalipun.
وهكذا مضى الباقلاني وغيره يعددون السمات التي انفرد بها الأسلوب القرآني وبوأه منزله الإعجاز.
Dengan cara ini, Al-Baqillani dan para ulama lainnya menguraikan berbagai ciri khas gaya bahasa Al Quran yang menjadikannya berada pada tingkat mukjizat.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : Quran-M
Leave a Reply