Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (18)



تطور دراسة الإعجاز القرآني على مر العصور

Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman (Bagian Kedelapan Belas)

أ.د / عبد الغني محمد بركة

Prof. Dr. Abdul Ghani Muhammad Barakah

(Profesor di Fakultas Bahasa Arab dan Mantan Dekan Fakultas tersebut di Universitas Al-Azhar)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Perkembangan Studi Mukjizat Al Quran Sepanjang Zaman ini kami masukkan ke Kategori Ilmu al Quran

ولننتقل على مرحلة جديدة يمكن أن نطلق عليها… ( مرحلة نضج قضية الإعجاز البلاغي ).

Sekarang kita beralih ke tahap baru yang dapat disebut sebagai “Tahap Kematangan Isu Mukjizat Balaghah.”

ويأتي على قمة الدارسين لقضية الإعجاز القرآني في هذه المرحلة، الإمام عبد القاهر الجرجاني ( المتوفى سنة 471 هـ )، فقد كانت دراساته البلاغية في مجملها، تنطلق من إحساس عميق، بأن قضية الإعجاز القرآني يجب أن تحتل المقام الأول في اهتمامات العلماء، وأن إدراك الإعجاز القرآني لا يتم إلا بدراسة متأنية واعية لخصائص التعبير، التي تجعل بعضه يعلو بعضاً، حتى يصل إلى درجة تنقطع عندها الآمال في معارضته، وهي درجة (الإعجاز ).

Pada tahap ini, di puncak para ulama yang mempelajari mukjizat Al Quran adalah Imam Abdul Qahir Al-Jurjani (wafat tahun 471 H). Seluruh studi balaghahnya didasarkan pada kesadaran mendalam bahwa isu mukjizat Al Quran harus menjadi prioritas utama perhatian para ulama. Ia meyakini bahwa pemahaman tentang mukjizat Al Quran hanya dapat dicapai melalui studi yang teliti dan sadar akan karakteristik ekspresi Al Quran, yang membuat sebagian ekspresi lebih unggul dari yang lain hingga mencapai tingkat yang tidak dapat ditandingi, yaitu tingkat mukjizat.

وآراء عبد القاهر حول الموضوع، موزعة في كتبه البلاغية، وأهمها: دلائل الإعجاز، والرسالة الشافية، وأسرار البلاغية.

Pendapat-pendapat Abdul Qahir tentang isu ini tersebar di berbagai kitab balaghahnya, yang terpenting adalah Dalaa-il al I’jaaz, Ar Risaalah asy Syaafiyah, dan Asraar al Balaaghah.

ويمكننا أن نختصر آراءه حول القضية في ثلاثة موضوعات أساسية تدور حولها دراساته في كتبه كلها.

Kita dapat merangkum pandangannya tentang isu ini ke dalam tiga tema utama yang menjadi inti pembahasannya di seluruh kitabnya:

أولها: أن القرآن معجز ببلاغته.

وثانيها: أن بلاغة القرآن في نظمه، فإعجازه في نظمه.

وثالثها: بيان طبيعة النظم وما هيته.

  • Bahwa Al Quran adalah mukjizat karena balaghahnya.
  • Bahwa balaghah Al Quran terletak pada susunan (nazhm)-nya, sehingga mukjizatnya juga berada pada susunan tersebut.
  • Penjelasan tentang sifat dan hakikat susunan (nazhm).

وسنحاول ـ إن شاء الله ـ أن نتتبع هذه الموضوعات الموزعة في كتبه، ونبرز جوانبها المتعددة، بما يجعلها صورة دقيقة لآرائه في القضية.

Kami akan mencoba, insya Allah, untuk menelusuri tema-tema ini sebagaimana yang tersebar dalam kitab-kitabnya, dan menyoroti berbagai aspeknya, sehingga memberikan gambaran yang rinci tentang pandangannya dalam isu ini.


أولاً: القرآن الكريم معجز ببلاغته:

Pertama: Al Quran adalah mukjizat karena balaghahnya

يمهد عبد القاهر لإثبات ذلك بذكر بعض الحقائق التي يؤدي التسليم بها إلى التسليم بأن القرآن الكريم معجز ببلاغته فيقول:

Abdul Qahir memulai pembuktian ini dengan menyebutkan beberapa fakta yang, jika diterima, akan mengarahkan pada penerimaan bahwa Al Quran adalah mukjizat karena balaghahnya. Ia berkata:

معلوم أن سبيل الكلام سبيل ما يدخله التفاضل، وأن للتفاضل فيه غايات ينأى بعضها عن بعض، ومنازل يعلو بعضها بعضاً، وأن علم ذلك علم يخص أهله، وأن الأصل والقدوة فيه للعرب، ومن عداهم تبع لهم، وقاصر عنهم فيه.

“Sudah diketahui bahwa kata-kata memiliki tingkatan yang berbeda-beda dalam kualitas, dan terdapat perbedaan yang besar antara tingkatan tersebut. Beberapa tingkatannya lebih tinggi dari yang lain, dan keunggulan dalam hal ini adalah sesuatu yang hanya dapat diketahui oleh mereka yang ahli dalam bidang tersebut. Adapun standar dan panutannya adalah bangsa Arab, sementara yang lainnya hanyalah pengikut mereka dan tidak dapat mencapai keunggulan mereka dalam hal ini.”

وأنه لا يجوز أن يدعى للمتأخرين من الخطباء والبلغاء عن زمن النبي ـ صلى الله عليه وسلم الذي نزل فيه الوحي، وكان فيه التحدي، أنهم زادوا على أولئك الأولين، أو كملوا في علم البلاغة أو تعاطيه ما لم يكملوا له… والأمر في ذلك أظهر من أن يخفى، أو ينكره جاهل أو معاند.

“Tidak dapat diterima klaim bahwa para ahli pidato dan balaghah setelah zaman Nabi ﷺ, yaitu setelah masa turunnya wahyu dan tantangan, telah melampaui orang-orang Arab terdahulu, atau bahwa mereka telah mencapai kesempurnaan dalam ilmu balaghah yang tidak dimiliki oleh orang-orang terdahulu. Hal ini sangat jelas sehingga tidak mungkin disembunyikan, atau diingkari oleh orang yang bodoh maupun yang keras kepala.”

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : Quran-M



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.