Jendela Masjidil Aqsha: Karya Seni Umayyah yang Dijaga Penduduk al Quds (1)



نوافذ الأقصى.. تحف فنية أدخلها الأمويون ويصونها المقدسيون

Jendela Masjidil Aqsha: Karya Seni Umayyah yang Dijaga Penduduk al Quds (Bagian Pertama)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Jendela Masjidil Aqsha : Dari Ummayah untuk Penduduk al Quds ini masuk dalam Kategori Negeri-negeri Islam

القدس المحتلة- تضيء نوافذ المسجد الأقصى في مدينة القدس المحتلة والمصنوعة من الجص والزجاج الملون العتمة في قلوب المصلين وتبث السكينة والطمأنينة في نفوسهم.

al Quds yang Terjajah – Jendela-jendela Masjid al Aqsha di Kota al Quds yang terjajah, terbuat dari gips dan kaca berwarna. Jendela-jendela ini tidak hanya menerangi kegelapan hati para jamaah, tetapi juga memberikan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa mereka.

وكانت النوافذ عرضة لاعتداءات الاحتلال كما كافة محتويات المسجد، وقد تجولت الجزيرة نت في المكان لتصوير جمال تلك النوافذ والإضاءة، لإبراز مهارة تصنيعها من خلال أحد الفنيين الذي عمل في ذلك لـ4 عقود.

Seperti seluruh isi masjid lainnya, jendela-jendela tersebut juga menjadi sasaran serangan penjajah. Tim Al Jazeera Net berkeliling tempat tersebut untuk memotret keindahan jendela-jendela itu dan pencahayaan yang mereka pancarkan, guna menyoroti keterampilan pembuatannya. Salah satu teknisi, Bashir al Mausus, yang telah bekerja di bidang ini selama empat dekade, memberikan wawasan tentang prosesnya.

Jendela Masjid al Aqsha yang Indah
Jendela Masjid al Aqsha yang Indah

وحملت عشرات نوافذ المسجد الأقصى توقيع الفني والحرفي بشير الموسوس بعدما انطلق في العمل بلجنة إعمار المسجد عام 1979 متدربا على أيدي من سبقوه في حرفة صناعة النوافذ، من بينهم والده الراحل موسى الموسوس.

Puluhan jendela Masjid al Aqsha menorehkan tanda tangan teknisi dan pengrajin Bashir al Mausus, yang mulai bekerja dengan Komite Pembangunan Masjid pada tahun 1979. Ia belajar langsung dari para pengrajin yang lebih berpengalaman, termasuk ayahnya, Musa al Mausus, yang telah wafat.

جهد جماعي

Upaya Bersama

بخبرة عميقة يتحدث الموسوس عن مهنته التي يقول إن أحد أسرار نجاحه فيها هو ارتباطه عاطفيا بالمقدس.

Dengan pengalaman yang mendalam, Bashir al Mausus menjelaskan profesinya. Ia menyebut bahwa salah satu rahasia keberhasilannya adalah keterikatan emosionalnya dengan tempat suci tersebut.

واستهل حديثه بلمحة تاريخية عن الانطلاقة قائلا إن الكثير من نوافذ المصلى القبلي تضررت بفعل الحريق عام 1969، وإنه خلال تفكيكها من أجل إعادة ترميمها عثر الموظفون على اسم حُفر على معظمها وهو داود عابدين أرناؤوط، وهو مقدسي كان يعمل على ترميم النوافذ قبل احتلال القدس عام 1967.

Ia memulai ceritanya dengan menggambarkan awal mula pekerjaannya, menyebutkan bahwa banyak jendela al Musalla al Qibli rusak akibat kebakaran pada tahun 1969. Saat membongkar jendela-jendela untuk restorasi, para pekerja menemukan nama yang terukir di sebagian besar jendela: Daud Abidin Arnout, seorang penduduk al Quds yang bekerja merestorasi jendela-jendela tersebut sebelum penjajahan al Quds pada tahun 1967.

لكن بعد الاحتلال تحول أرناؤوط إلى عمل آخر، ومع ذلك اُستدعي مجددا للعمل في الأقصى، وهذه المرة أحضر معه 3 من أصدقائه، بينهم والد محدثنا بشير.

Namun, setelah penjajahan, Arnout beralih ke pekerjaan lain. Tetapi kemudian, ia dipanggil kembali untuk bekerja di Masjid al Aqsha. Kali ini, ia membawa serta tiga rekannya, termasuk Musa al Mausus, ayah Bashir.

تتلمذ بشير على أيدي زملائه، وفي عام 1982 بعد تقاعدهم تحمّل مسؤولية أكبر، لكنه أشار إلى أن أحدا لا يمكنه ادعاء أن تصنيع نوافذ الأقصى هو عبارة عن عمل فردي، لأن سلسلة من الفنيين والحرفيين والمهندسين يتعاونون من أجل إخراج النوافذ بشكلها النهائي.

Bashir belajar dari rekan-rekannya, dan pada tahun 1982, setelah mereka pensiun, ia memikul tanggung jawab yang lebih besar. Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengklaim bahwa pembuatan jendela Masjid al Aqsha adalah pekerjaan individu. Ini adalah hasil kerja sama antara teknisi, pengrajin, dan insinyur yang berkolaborasi untuk menghasilkan jendela-jendela dalam bentuk akhirnya.

Pembuatan Jendela Masjidil Aqsha
Pembuatan Jendela Masjidil Aqsha

“نبدأ من مرحلة فك النافذة المراد ترميمها، ثم يُحضّر الإطار الخشبي والطينة للجص والزجاج للقص والرسومات التي نحرص على عدم تغييرها إما بأشكال هندسية أو نباتية أو الاثنين معا، ويلي ذلك صب الجص ضمن تصميم معين والتفريغ والنحت لتحرير المعالم الرئيسية للنافذة، ثم نرسم بشكل يدوي على النافذة بعد طباعة الرسمة عليها وننتقل لمرحلة قص الزجاج الملون وتطعيمه داخل الجص”، يقول الموسوس.

“Kami memulai dengan membongkar jendela yang akan direstorasi. Kemudian, kami mempersiapkan bingkai kayu, campuran gips, dan kaca untuk dipotong sesuai desain. Desain ini tetap kami jaga, baik berupa pola geometris, motif tumbuhan, atau gabungan keduanya. Selanjutnya, gips dituangkan dalam cetakan tertentu, kemudian dipahat untuk membentuk detail utama jendela. Setelah itu, kami melukis pola secara manual di jendela, mencetak desain di atasnya, dan melanjutkan ke tahap pemotongan kaca berwarna serta memasangnya dalam bingkai gips,” jelas al Mausus.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : al Jazeera



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.