نوافذ الأقصى.. تحف فنية أدخلها الأمويون ويصونها المقدسيون
Jendela Masjidil Aqsha: Karya Seni Umayyah yang Dijaga Penduduk al Quds (Bagian Ketiga)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Jendela Masjidil Aqsha : Dari Ummayah untuk Penduduk al Quds ini masuk dalam Kategori Negeri-negeri Islam
قبل أن نودعه سألناه عن شعوره عندما يرى نوافذ الأقصى مهشمة بسبب الرصاص والقنابل التي تلقيها قوات الاحتلال المقتحمة للمسجد في كل مرة، فأجاب بعد تنهيدة حسرة عميقة بالقول إن الاقتحام الذي تم للمسجد قبل 3 سنوات وخلّف أضرارا في 9 نوافذ في المصلى القبلي كان ٦ منها تحمل توقيعه.
Sebelum kami berpisah, kami menanyakan perasaannya ketika melihat jendela-jendela Masjid al Aqsha hancur akibat peluru dan bom yang dilemparkan oleh pasukan penjajah setiap kali mereka menyerbu masjid. Dengan helaan napas penuh kesedihan, ia menjawab bahwa serangan yang terjadi tiga tahun lalu telah merusak sembilan jendela di al Musalla al Qibli, enam di antaranya merupakan hasil karyanya.
“أرسلت كتابا للمهندس المسؤول بأنني على استعداد لترميم النوافذ الست دون مقابل كي تبقى حاملة اسمي، لكن للأسف لم يتم ذلك، ورغم تقاعدي أتوجه في تمام الساعة التاسعة من صباح كل يوم إلى الأقصى فأجلس في رحابه لقراءة القرآن ثم أداء صلاة الظهر، وقبل مغادرتي أنظم جولة لتفقّد النوافذ قبل المغادرة.. النوافذ التي باتت قطعة مني”.
“Saya mengirim surat kepada insinyur yang bertanggung jawab, menawarkan diri untuk memperbaiki keenam jendela itu tanpa bayaran agar mereka tetap membawa nama saya. Namun, sayangnya, hal itu tidak terjadi. Meski telah pensiun, setiap hari pada pukul sembilan pagi saya pergi ke Masjid al Aqsha, duduk di halamannya untuk membaca Al Quran, lalu melaksanakan salat Zاuhur. Sebelum pulang, saya berkeliling memeriksa keadaan jendela-jendela itu… jendela-jendela yang kini telah menjadi bagian dari diri saya.”
صناعة إسلامية عريقة
Seni Islam yang Agung
بدوره، يقول يوسف النتشة رئيس قسم السياحة والآثار في دائرة الأوقاف الإسلامية سابقا مدير مركز دراسات القدس التابع لجامعة القدس إن فلسطين اشتهرت بالزخارف الجصية في العصر الأموي وما تلاه من عصور، وخير شاهد على ذلك قصر هشام الأموي في أريحا ومبنى قبة الصخرة المشرفة الذي يضم ٥٦ نافذة، والجامع الأقصى، وكلاهما في القدس من ضمن عمارة المسجد الأقصى.
Yusuf an Natsyih, mantan Kepala Departemen Pariwisata dan Peninggalan Sejarah di Direktorat Wakaf Islam sekaligus Direktur Pusat Studi al Quds di Universitas al Quds, menjelaskan bahwa Palestina telah terkenal dengan seni dekorasi gips sejak era Umayyah hingga periode-periode selanjutnya. Salah satu buktinya adalah Istana Hisyam di Jericho dan Kubah Shakhrah yang mulia, yang memiliki 56 jendela, serta Masjid al Aqsha, keduanya merupakan bagian dari kompleks arsitektur Masjid al Aqsha di al Quds.
وأضاف النتشة في حديثه للجزيرة نت أن القدس تميزت بدقة صناعة النوافذ الجصية، وكان لنسق الشبابيك دور مهم في تخطيط المباني الإسلامية، واستخدمت للاستفادة من الإضاءة الطبيعية ولإدخال الهواء إلى المباني.
Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera Net, an Natsyih menambahkan bahwa al Quds dikenal akan keahlian luar biasa dalam pembuatan jendela berbahan gips. Desain jendela ini memainkan peran penting dalam tata letak bangunan Islam, yang dirancang untuk memanfaatkan pencahayaan alami sekaligus memungkinkan sirkulasi udara ke dalam bangunan.
وكانت النوافذ -وفقا للنتشة- تصمم بأشكال عدة، فمنها المستطيلة والمربعة والطولية والدائرية، وإذا كان ارتفاعها قريبا من مستوى الطريق تغطى بحماية معدنية، وإذا كانت مرتفعة تغطى بالزخارف الجصية الجميلة التي تطعّم بتشكيلات من الزجاج الملون الشفاف، واستمرت هذه الصناعة من الفترة الأموية مرورا بالمملوكية وصولا إلى العثمانية.
Menurut an Natsyih, jendela-jendela ini dibuat dalam berbagai bentuk, seperti persegi panjang, persegi, memanjang, dan bulat. Jika ketinggiannya dekat dengan permukaan jalan, jendela-jendela itu dilengkapi dengan pelindung logam. Namun, jika terletak di tempat yang lebih tinggi, jendela-jendela tersebut dihias dengan ornamen gips yang indah, dipadukan dengan kaca berwarna transparan. Tradisi pembuatan jendela ini berlangsung dari era Umayyah, melewati era Mamluk, hingga mencapai masa Kekhalifahan Utsmaniyah.
Alhamdulillah, selesai rangkaian Artikel 3 (Tiga) Seri
Sumber : al Jazeera
Leave a Reply