مقاومة الفن والكاريكاتير.. كيف يكون الإبداع سلاحا ضد الاحتلال؟
Perlawanan Palestina Melalui Seni dan Karikatur :
Bagaimana Kreativitas Menjadi Senjata Melawan Penjajahan Zionis
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Perlawanan Palestina Melalui Seni dan Karikatur ini kami masukkan dalam Kategori Sejarah Palestina
عبر عقود من النضال الفني لفلسطين في محطات من الإبداع الذي نقل الألم والصمود بأبهى ما يمكن، مستلهما دوره الإنساني كقوة ناعمة قادرة على التأثير ووضع الفن في مكانه الصحيح من المعركة، متحفّزا بأغاني المقاومة ورسومات الكاريكاتير ولوحات الفنانين في العالم كلَه.
Selama beberapa dekade perjuangan seni untuk Palestina, kreativitas telah menjadi sarana yang menyampaikan rasa sakit dan keteguhan dengan cara paling indah. Seni ini terinspirasi oleh perannya sebagai kekuatan lunak yang mampu memengaruhi dan menempatkan seni pada posisi yang tepat dalam pertempuran, didukung oleh lagu-lagu perlawanan, karikatur, dan lukisan seniman dari seluruh dunia.
في هذه الإضاءات نتوقّف مع 3 تجارب مع الفنان التشكيلي الأردني عمر بدور ورسام الكاريكاتير الفلسطيني علاء اللّقطة والفنان والمنشد السوري يحيى حوّى، تجارب عميقة ومتواصلة، عرفت عبر جغرافيا متنوعة أهمية فلسطين، وكيف يكون الفنان منتميا إلى قضيتها ورسالتها.
Dalam sorotan ini, kita berkaca pada tiga pengalaman yang mendalam dan berkelanjutan dari seniman rupa Yordania Omar Badur, kartunis Palestina Alaa al-Laqta, serta seniman dan penyanyi Suriah Yahya Hawwa. Ketiga pengalaman ini, yang menjelajahi berbagai wilayah geografis, menunjukkan pentingnya Palestina dan bagaimana seniman dapat menjadi bagian dari perjuangan dan misi Palestina.
ولأن الفن يعد أداة قوية في نقل معاناة الشعب الفلسطيني وصموده إلى العالم، متخطيا حواجز اللغة والثقافة. فهذه التجارب الثلاث تمثل نماذج حية لكيفية تفاعل الفنانين العرب مع القضية الفلسطينية، وكيفية استخدام أدواتهم الفنية المختلفة كالرسم التشكيلي، أو رسم الكاريكاتير، أو الإنشاد، لتوصيل رسالة فلسطين إلى جمهور أوسع.
Seni dianggap sebagai alat yang kuat untuk menyampaikan penderitaan dan keteguhan rakyat Palestina kepada dunia, melampaui hambatan bahasa dan perbedaan budaya. Ketiga pengalaman ini merupakan contoh nyata bagaimana para seniman Arab berinteraksi dengan isu Palestina dan menggunakan berbagai alat seni mereka, seperti seni rupa, karikatur, atau nyanyian dan seni vokal, untuk menyampaikan misi Palestina kepada khalayak yang lebih luas.
بطولة تمسح الهزائم
Kepahlawanan yang Menghapus Kekalahan
وقد وقفنا معهم أولا عند معركة طوفان الأقصى في عامها الأول، وكيف تتجدد في أنفسهم كفنانين، وما الانعكاسات التي يجدها كل منهم في وجدانه، وفي هذا يقول الفنان التشكيلي الأردني عمر بدور إنه يعايش أهل غزة ويقلب عقله وفكره وفنّه بين مشاعر عديدة تتلخص في حالتين
Kami memulai pembicaraan tentang Perang Badai al Aqsa di tahun pertamanya, dan bagaimana perang ini terus hidup di hati para seniman. Kami menggali bagaimana pengalaman itu tercermin dalam perasaan mereka masing-masing. Dalam hal ini, seniman rupa Yordania, Omar Badur, berbagi bahwa ia hidup dalam empati mendalam terhadap penduduk Gaza, merenungkan pikirannya dan menuangkannya ke dalam seni. Ia merasakan campuran emosi yang terwujud dalam dua keadaan utama.
أولهما: نشوة الانتصار التي لم يسبق أن عاشها في عمره الذي يزيد على نصف قرن، إذ كان يعيش الهزائم والخوف والذل على حد وصفه، إذ لم يصدق أنّ ساعات معدودة بثلة قليلة من أصحاب البطولة استطاعت أن تمسح من العقل هزائم أكثر من ٧٠ عاما عاشتها القضية.
Keadaan pertama adalah euforia kemenangan, sesuatu yang belum pernah ia rasakan selama hidupnya yang telah melewati setengah abad. Selama ini, ia terbiasa hidup dalam kekalahan, ketakutan, dan kehinaan, sebagaimana ia gambarkan. Ia bahkan tak percaya bahwa hanya dalam hitungan jam, sekelompok kecil pejuang keberanian mampu menghapus dari pikirannya kekalahan yang telah membayangi perjuangan Palestina selama lebih dari 70 tahun.
أمّا الحالة الثانية فهي “أنني أعيش مع النساء والأطفال والشيوخ وتدمير البيوت والحالة الوحشية التي يعيشها أهلنا في غزة مع المحتل الغاصب، من قصف للبيوت وتدمير للأحلام والنفوس، وتقطيع للأوصال من دون رحمة ولا وازع من شفقة من المحتل وأعوانه، ونعيش الألم الذي يعيشونه حتى بات الأمر يؤثر على نفسياتنا وأهل بيتي وأخص بالكلام عن نفسي، لقد كبرت ٥٠ عاما مرة واحدة”،
Keadaan kedua adalah empatinya terhadap penderitaan rakyat Gaza: “Saya hidup bersama para wanita, anak-anak, dan orang tua, menyaksikan kehancuran rumah-rumah dan kebrutalan yang dialami saudara-saudara kita di Gaza akibat pendudukan kejam. Serangan terhadap rumah-rumah, penghancuran mimpi dan jiwa, serta pemutusan hubungan manusia tanpa belas kasih sedikit pun dari pendudukan dan sekutunya. Rasa sakit mereka menjadi rasa sakit kami, hingga hal itu mulai memengaruhi psikologi saya dan keluarga saya. Saya pribadi merasa seperti bertambah tua 50 tahun dalam sekejap.”
ويضيف بدور أنّ هذا الألم لم يقف حائلا أمام دوره الفني “ففي كل يوم لي مع المقاومة لوحة وحكاية جديدة، أعيشها على أمل أن أرسم لوحة التحرير القادم”
Namun, Badur menegaskan bahwa rasa sakit ini tidak menghentikan perannya sebagai seniman: “Setiap hari saya menemukan cerita dan lukisan baru bersama perjuangan perlawanan, hidup dengan harapan untuk suatu hari menggambar lukisan tentang pembebasan yang akan datang.”
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : al Jazeera
Leave a Reply