Duduk Istirahat antara Sunnah dan Kebutuhan (1)



جلسة الاستراحة بين السنة والحاجة

Duduk Istirahat antara Sunnah dan Kebutuhan (Bagian Pertama)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Duduk Istirahat antara Sunnah dan Kebutuhan ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab

السؤال

Pertanyaan

ما الحكمة من الجلوس بعد السجدتين وبعدها النهوض للركعة الثانية أو الثالثة ؟

Apa hikmah dari duduk setelah dua sujud sebelum bangkit untuk rakaat kedua atau ketiga ?

الإجابــة

Jawaban

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:

ففي الصحيحين عن أبي قلابة عبد الله بن زيد الجرمي البصري قال : جاءنا مالك بن الحويرث في مسجدنا هذا , فقال : إني لأصلي بكم, وما أريد الصلاة , أصلي كيف رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي ,

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Abu Qilabah (Abdullah bin Zaid al Jarmi al Bashri) bahwa ia berkata: Malik bin al Huwairits datang kepada kami di masjid ini, lalu berkata, “Aku shalat bersama kalian bukan karena aku ingin shalat, melainkan untuk menunjukkan kepada kalian cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat.”

فقلت لأبي قلابة : كيف كان يصلي ؟ فقال: مثل صلاة شيخنا هذا, وكان يجلس إذا رفع رأسه من السجود قبل أن ينهض . 

Aku bertanya kepada Abu Qilabah, “Bagaimana beliau shalat?” Ia menjawab, “Seperti shalat yang dilakukan oleh guru kami ini. Beliau duduk ketika mengangkat kepala dari sujud sebelum bangkit.”

ففي هذا الحديث وغيره أيضا أن النبي عليه الصلاة والسلام كان يجلس إذا رفع رأسه من السجود قبل أن ينهض للركعة الثانية والرابعة، وتسمى هذه الجلسة بجلسة الاستراحة.

Dalam hadits ini dan hadits-hadits lainnya disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk ketika mengangkat kepala dari sujud sebelum bangkit ke rakaat kedua dan keempat. Duduk ini disebut dengan “duduk istirahat”.

وأما الجلوس بعد الركعة الثانية وقبل القيام إلى الثالثة فهو جلوس للتشهد الأوسط وهو مطلوب على وجه الاستنان أو الوجوب على خلاف بين أهل العلم،

Adapun duduk setelah rakaat kedua sebelum bangkit ke rakaat ketiga adalah duduk untuk tasyahud awal. Duduk ini disyariatkan sebagai sunnah atau wajib, tergantung pada perbedaan pendapat di kalangan ulama.

فإن لم يجلس له فإنه يجلس للاستراحة حينئذ كما نص عليه ابن حجر الهيتمي في تحفة المحتاج

Jika seseorang tidak duduk untuk tasyahud, maka ia duduk untuk istirahat. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Hajar al Haitami dalam kitab Tuhfatul Muhtaj.

واختلف العلماء في هذه الجلسة هل هي سنة مطلقا أم للحاجة ؟

Para ulama berbeda pendapat tentang duduk istirahat ini: Apakah ia sunnah secara mutlak atau hanya ketika ada kebutuhan?

والذين ذهبوا إلى سنيتها مطلقا جعلوا الحكمة منها التعبد كسائر أفعال الصلاة،

Ulama yang berpendapat bahwa duduk ini sunnah secara mutlak menganggap hikmahnya adalah ibadah semata, seperti halnya seluruh perbuatan dalam shalat.

والذين قالوا بمشروعيتها عند الحاجة جعلوا الحكمة منها التيسير على الضعيف لكبر أو مرض ونحو ذلك،

Adapun ulama yang berpendapat bahwa duduk ini hanya disyariatkan ketika ada kebutuhan, mereka menganggap hikmahnya adalah memudahkan orang yang lemah karena usia lanjut, sakit, atau alasan serupa.

وإلى القول الأول ذهب الشافعية وهو رواية عند الحنابلة اختارها الخلال كما في المغني لابن قدامة،

Madzhab Syafi’i dan salah satu riwayat dalam Mazhab Hanbali (yang dipilih oleh al Khallal sebagaimana disebutkan dalam al Mughni karya Ibnu Qudamah) mendukung pendapat pertama.

ونصر هذا القول الإمام النووي رحمه الله في المجموع،

Imam Nawawi rahimahullah mendukung pendapat ini dalam kitab al Majmu’.

وننقل لك كلامه وكلام الجمهور في هذه المسألة تتميما للفائدة فقال رحمه الله :

Kami akan mengutip penjelasan Imam Nawawi dan pendapat mayoritas ulama mengenai masalah ini sebagai tambahan manfaat. Beliau berkata, rahimahullah:

مذهبنا الصحيح المشهور: أنها مستحبة كما سبق ,

Madzhab kami yang shahih dan masyhur adalah bahwa duduk istirahat itu sunnah, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

وبه قال مالك بن الحويرث وأبو حميد وأبو قتادة وجماعة من الصحابة رضي الله عنهم, وأبو قلابة وغيره من التابعين,

Pendapat ini juga didukung oleh Malik bin al Huwairits, Abu Hamid, Abu Qatadah, dan sejumlah sahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum, serta Abu Qilabah dan ulama tabi’in lainnya.

قال الترمذي: وبه قال أصحابنا وهو مذهب داود ورواية عن أحمد.

Imam Tirmidzi berkata: Pendapat ini juga dianut oleh para ulama kami, dan merupakan pendapat Dawud (azh-Zhahiri) serta salah satu riwayat dari Imam Ahmad.

وقال كثيرون أو الأكثرون: لا يستحب, بل إذا رفع رأسه من السجود نهض,

Namun, banyak ulama lainnya, bahkan mayoritas, berpendapat bahwa duduk istirahat tidak disunnahkan. Menurut mereka, ketika seseorang mengangkat kepala dari sujud, ia langsung bangkit.

حكاه ابن المنذر عن ابن مسعود وابن عمر وابن عباس وأبي الزناد, ومالك والثوري وأصحاب الرأي وأحمد وإسحاق,

Ibnu Mundzir menyebutkan bahwa hal ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Abu az Zinad, Imam Malik, ats Tsauri, para ulama Hanafiyah, Imam Ahmad, dan Ishaq bin Rahawaih.

قال: قال النعمان بن أبي عياش: أدركت غير واحد من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يفعل هذا ,

An Nu’man bin Abi ‘Ayyasy berkata: “Aku mendapati lebih dari satu sahabat Nabi ﷺ melakukan hal ini.”

وقال أحمد بن حنبل: أكثر الأحاديث على هذا,

Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Mayoritas hadits mendukung pendapat ini.”

واحتج لهم بحديث { المسيء صلاته } ولا ذكر لها فيه, وبحديث وائل بن حجر المذكور في الكتاب,

Dalil mereka adalah hadits tentang orang yang shalatnya keliru (Hadits al Musi’ fi Shalatihi), di mana tidak disebutkan adanya duduk istirahat. Mereka juga berdalil dengan hadits Wa’il bin Hujr yang disebutkan dalam kitab ini.

وقال الطحاوي : ولأنه لا دلالة في حديث أبي حميد قال: ولأنها لو كانت مشروعة لسن لها ذكر كغيرها .

Adapun pendapat Imam ath Thahawi: “Tidak ada petunjuk dalam hadits Abu Hamid.” Beliau juga berkata: “Seandainya duduk istirahat itu disyariatkan, pasti akan ditetapkan dzikir tertentu sebagaimana bagian lain dari shalat.”

واحتج أصحابنا بحديث مالك بن الحويرث أنه رأى النبي صلى الله عليه وسلم يصلي, فإذا كان في وتر من صلاته لم ينهض حتى يستوي قاعدا .

Para pendukung sunnah duduk istirahat berdalil dengan hadits Malik bin al Huwairits, yang menyebutkan bahwa ia melihat Nabi ﷺ shalat. Jika berada pada rakaat ganjil, beliau tidak bangkit hingga duduk dengan tenang terlebih dahulu.

رواه البخاري بهذا اللفظ , ورواه أيضا من طرق كثيرة بمعناه عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال في حديث المسيء صلاته:

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafazh tersebut, dan juga diriwayatkan melalui banyak jalur dengan makna yang sama dari Abu Hurairah. Dalam hadits tentang orang yang shalatnya keliru, Nabi ﷺ bersabda:

اسجد حتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالسا ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالسا .

“Sujudlah hingga engkau merasa tenang dalam sujudmu, lalu angkatlah (kepalamu) hingga engkau merasa tenang dalam dudukmu, kemudian sujudlah kembali hingga engkau merasa tenang dalam sujudmu, lalu angkatlah kembali (kepalamu) hingga engkau merasa tenang dalam dudukmu.”

رواه البخاري في صحيحه بهذا اللفظ في كتاب السلام ,

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya dengan lafazh tersebut dalam Kitab As-Salam.

وعن أبي حميد وغيره من الصحابة رضي الله عنهم أنه وصف صلاة النبي صلى الله عليه وسلم فقال:

Dari Abu Hamid dan para sahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum, disebutkan bahwa mereka menggambarkan shalat Nabi ﷺ:

ثم هوى ساجدا ثم ثنى رجله وقعد حتى رجع كل عظم موضعه ثم نهض,

“Kemudian beliau turun untuk sujud, lalu melipat kakinya dan duduk hingga setiap tulang kembali ke tempatnya, kemudian beliau bangkit.”

وذكر الحديث فقالوا: صدقت .

Ketika hadits ini disebutkan, mereka berkata: “Engkau benar.”

رواه أبو داود والترمذي, وقال: حديث حسن صحيح, وإسناد أبي داود إسناد صحيح على شرط مسلم, وقد سبق بيان الحديث بطوله في الركوع .

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, yang mengatakan: “Hadits ini hasan shahih.” Sanad hadits ini dalam riwayat Abu Dawud adalah sanad yang shahih berdasarkan syarat Muslim. Penjelasan mengenai hadits ini telah dijabarkan secara lengkap pada bagian tentang rukuk.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.