Permusuhan Abu Jahal Terhadap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam (4)



عداوة أبي جهل للنبي ـ درس وعِبْرَة ـ

Permusuhan Abu Jahal Terhadap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam : Pelajaran dan Hikmah (Bagian Keempat)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Permusuhan Abu Jahal ini masuk dalam Kategori Sirah Nabawiyah

من صور العداء الشديد من أبي جهل للنبي صلى الله عليه وسلم، ما ذكره القرطبي عند تفسيره قول الله تعالى :

Salah satu bentuk permusuhan besar dari Abu Jahl terhadap Nabi Muhammad ﷺ disebutkan oleh Al Qurthubi dalam tafsirnya atas Firman Allah Ta’ala:

{وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ} (الجاثـية:٢٣)

“Dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya” (Al Jaatsiyah ayat 23).

قال: “قال مقاتل: نزلت في أبي جهل، وذلك أنه طاف بالبيت ذات ليلة ومعه الوليد بن المغيرة، فتحدثا في شأن النبي صلى الله عليه وسلم،

Ia berkata: “Maqatil menyebutkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abu Jahl. Suatu malam, ia melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersama Al-Walid bin Al-Mughirah, lalu mereka berbicara tentang Nabi Muhammad ﷺ

فقال أبو جهل: والله إني لأعلم أنه لصادق! فقال له: مه! وما دلك على ذلك؟! قال: يا أبا عبد شمس، كنا نسميه في صباه الصادق الأمين، فلما تم عقله وكمل رشده، نسميه الكذاب الخائن!! والله إني لأعلم إنه لصادق!

Abu Jahl berkata, ‘Demi Allah, aku tahu bahwa ia adalah seorang yang jujur!’ Maka Al Walid bertanya kepadanya, ‘Hentikan! Apa yang membuatmu berkata demikian?’ Abu Jahl menjawab, ‘Wahai Abu Abd Syams, dulu saat ia masih kecil kami menyebutnya dengan sebutan Ash Shadiq Al Amin (yang jujur dan terpercaya). Lalu, setelah ia dewasa dan mencapai kematangan akal, apakah kita akan menyebutnya pendusta dan pengkhianat? Demi Allah, aku tahu bahwa ia adalah seorang yang jujur!’

قال: فما يمنعك أن تصدقه وتؤمن به؟ قال: تتحدث عني بنات قريش أني قد اتبعت يتيم أبي طالب من أجل كسرة، واللات والعزى إِنِ اتَّبَعْتُهُ أبداً، فنزلت:

Al-Walid bertanya lagi, ‘Lalu apa yang menghalangimu untuk mempercayainya dan beriman kepadanya?’ Abu Jahl menjawab, ‘Apakah engkau ingin gadis-gadis Quraisy berbicara tentangku bahwa aku mengikuti seorang anak yatim dari Abu Thalib hanya demi mendapatkan makanan? Demi Al-Lat dan Al-Uzza, aku tidak akan pernah mengikutinya!’ Maka turunlah ayat :

{وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ}

‘Dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya.

وقال ابن القيم في كتابه “هداية الحيارى”: “سأل المسور بن مخرمة خاله أبا جهل عن حقيقة محمد صلى الله عليه وسلم، إذ قال: يا خالي! هل كنتم تتهمون محمداً بالكذب قبل أن يقول ما قال؟

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Hidayatul Hayara juga menyebutkan: “Al Miswar bin Makhramah bertanya kepada pamannya, Abu Jahl, tentang hakikat Nabi Muhammad ﷺ. Ia berkata, ‘Wahai paman, apakah kalian pernah menuduh Muhammad berdusta sebelum ia mengatakan apa yang ia katakan?’

فقال: يابن أختي، والله! لقد كان محمد فينا وهو شاب يدعى الأمين، فما جربنا عليه كذباً قط،

Abu Jahl menjawab, ‘Wahai keponakanku, demi Allah! Muhammad adalah seorang pemuda yang kami sebut Al Amin di tengah kami, dan kami tidak pernah mendapati ia berdusta sama sekali.’

قال: يا خال! فما لكم لا تتبعونه؟

Lalu Al Miswar bertanya, ‘Wahai paman, jika begitu, mengapa kalian tidak mengikutinya?’

قال: يابن أختي! تنازعنا نحن وبنو هاشم الشرف، فأطعموا وأطعمنا، وسقوا وسقينا، وأجاروا وأجرنا، حتى إذا تجاثينا على الركب (جلسنا على الركب للخصومة) كنا كفرسي رهان (متساويين في الفضل)، قالوا: منا نبي، فمتى ندرك مثل هذه؟!.

Abu Jahl menjawab, ‘Wahai keponakanku, kami bersaing dengan Bani Hasyim dalam hal kehormatan. Mereka memberi makan, maka kami pun memberi makan. Mereka memberi minum, maka kami pun memberi minum. Mereka melindungi orang-orang, maka kami pun melindungi. Sampai ketika kami bersaing dalam berbagai hal, kami hampir seimbang seperti dua kuda dalam perlombaan. Lalu mereka berkata, “Di antara kami ada seorang nabi.” Maka kapan kami dapat menandingi hal itu?'”

وقال الأخنس بن شريق يوم بدر لأبي جهل: يا أبا الحكم، أخبرني عن محمد، أصادق هو أم كاذب؟ فإنه ليس ها هنا من قريش أحد غيري وغيرك يسمع كلامنا؟ فقال أبو جهل: ويحك! والله إن محمداً لصادق، وما كذب محمد قط، ولكن إذا ذهبت بنو قصي باللواء والحجابة والسقاية والنبوة، فماذا يكون لسائر قريش؟”.

Juga disebutkan bahwa pada hari Perang Badar, Al Akhnas bin Syuraiq bertanya kepada Abu Jahl, “Wahai Abu Al Hakam, beritahu aku tentang Muhammad, apakah ia jujur atau pendusta? Tidak ada seorang pun dari Quraisy di sini yang dapat mendengar percakapan kita selain aku dan engkau.” Abu Jahl menjawab, “Celakalah engkau! Demi Allah, Muhammad adalah seorang yang jujur, dan ia tidak pernah berdusta sedikit pun. Namun, jika Bani Qushay mengambil panji, penjagaan Ka’bah, pemberian air zamzam, dan kenabian, maka apa yang tersisa bagi suku Quraisy lainnya?”

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.