
مذاهب العلماء في إخراج القيمة في الكفارة بدلا من الطعام، ومحل جوازها
Tentang Pembayaran Kafarat : Pendapat Para Ulama Tentang Mengeluarkan Nilai Uang dalam Kafarat sebagai Pengganti Makanan, dan Kapan Hal Itu Diperbolehkan
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Tentang Pembayaran Kafarat ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
شيخنا الفاضل بارك الله فيكم، ونفع بكم الأمة.
Syaikh kami yang mulia, semoga Allah memberkahi Anda dan menjadikan Anda bermanfaat bagi umat.
شيخنا: لدي صديق أفطر أياما من رمضان بعذر، فقد كان سائق شاحنة كبيرة، يسافر بها بين البلدان، ومشقة السفر تجعله يفطر بعض الأيام فكان في كل شهر من رمضان تمر عليه أيام لم يصمها.
Syaikh, saya memiliki seorang teman yang membatalkan puasa beberapa hari di bulan Ramadhan dengan uzur, karena ia adalah sopir truk besar yang bepergian antarnegara, dan kesulitan perjalanan membuatnya tidak berpuasa pada beberapa hari. Setiap Ramadhan ada saja hari-hari yang ia tinggalkan.
ولم يمنعه أي عذر عن القضاء، بل تكاسل حتى قدم عليه رمضان، ورمضان بعده. فهو يريد أن يكفر عن عمله هذا، ويسأل: ما الحكم الشرعي فيه وكيف يقضي تلك الأيام ؟ وإذا كان عليه الإطعام مع الصيام فهل يجوز له إخراج قيمة الطعام نقودا أو لا ؟
Ia sebenarnya tidak memiliki uzur yang menghalanginya untuk mengqadha, namun ia menunda-nunda hingga datang Ramadhan berikutnya, dan begitu seterusnya. Sekarang ia ingin menebus kesalahan tersebut dan bertanya: apa hukum syariat dalam hal ini dan bagaimana cara ia mengqadha hari-hari tersebut? Jika ia juga diwajibkan memberi makan (miskin), apakah boleh mengganti makanan itu dengan uang tunai atau tidak?
وَبَارك الله فيكم وسدد الله خطاكم.
Semoga Allah memberkahi Anda dan membimbing langkah Anda.
الإجابــة
Jawaban
الحمد لله والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن والاه، أما بعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka. Amma ba‘du :
فالواجب على صديقك أن يقضي جميع الأيام التي أفطرها؛ لأن ذمته ما زالت مشغولة بها, والأيام التي أخر قضاءها من غير عذر حتى دخل عليه رمضان آخر يجب عليه مع قضائها أن يطعم مسكينا عن كل يوم،
Wajib bagi teman Anda untuk mengqadha semua hari yang ia tinggalkan, karena tanggungannya belum gugur hingga ia melunasinya. Dan untuk hari-hari yang ditunda qadhanya tanpa uzur hingga masuk Ramadan berikutnya, maka ia wajib mengqadha dan juga memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya.
ويجوز أن يطعم قبل القضاء أو بعده على ما فصلناه في الفتوى الأخرى هنا عن كيفية الإطعام في فدية الصيام ومقداره, وأما إخراج القيمة في الكفارة بدلا من الطعام فقد أجازه بعض الفقهاء إذا كان في ذلك مصلحة للمسكين.
Ia boleh memberikan makanan sebelum atau sesudah mengqadha, sebagaimana telah kami rinci dalam fatwa lain disini mengenai cara memberi makan untuk fidyah puasa dan kadarnya :
- Cara Memberi Makan dalam Fidyah Puasa
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله:
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
وَأَمَّا إخْرَاجُ الْقِيمَةِ فِي الزَّكَاةِ وَالْكَفَّارَةِ وَنَحْوِ ذَلِكَ. فَالْمَعْرُوفُ مِنْ مَذْهَبِ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيِّ أَنَّهُ لَا يَجُوزُ، وَعِنْدَ أَبِي حَنِيفَةَ يَجُوزُ.
Adapun mengeluarkan sejumlah nilai uang dalam zakat, kafarat, dan semacamnya, maka pendapat yang masyhur dalam mazhab Malik dan Syafi‘i adalah bahwa hal itu tidak diperbolehkan. Sedangkan menurut Abu Hanifah, hal tersebut diperbolehkan.
وَأَحْمَد – رَحِمَهُ اللَّهُ – قَدْ مَنَعَ الْقِيمَةَ فِي مَوَاضِعَ، وَجَوَّزَهَا فِي مَوَاضِعَ. فَمِنْ أَصْحَابِهِ مَنْ أَقَرَّ النَّصَّ، وَمِنْهُمْ مَنْ جَعَلَهَا عَلَى رِوَايَتَيْنِ.
Imam Ahmad —rahimahullah— melarang penggunaan nilai uang (sebagai pengganti) dalam beberapa kasus, dan membolehkannya dalam kasus lain. Maka, di antara para pengikutnya ada yang mengikuti teks (larangan atau kebolehan) sebagaimana adanya, dan ada pula yang mengklasifikasikannya sebagai dua riwayat (dua pendapat yang berbeda) darinya.
وَالْأَظْهَرُ فِي هَذَا: أَنَّ إخْرَاجَ الْقِيمَةِ لِغَيْرِ حَاجَةٍ وَلَا مَصْلَحَةٍ رَاجِحَةٍ مَمْنُوعٌ مِنْهُ؛ وَلِهَذَا قَدَّرَ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجُبْرَانَ بِشَاتَيْنِ، أَوْ عِشْرِينَ دِرْهَمًا وَلَمْ يَعْدِلْ إلَى الْقِيمَةِ؛
“Dan pendapat yang lebih kuat dalam hal ini adalah bahwa mengeluarkan nilai uang (sebagai pengganti) tanpa adanya kebutuhan atau kemaslahatan yang nyata adalah tidak diperbolehkan. Karena itu pula, Nabi ﷺ menetapkan bentuk pengganti (kafarat) dengan dua ekor kambing atau dua puluh dirham, dan tidak menggantinya dengan nilai uang.”
وَلِأَنَّهُ مَتَى جَوَّزَ إخْرَاجَ الْقِيمَةِ مُطْلَقًا فَقَدْ يَعْدِلُ الْمَالِكُ إلَى أَنْوَاعٍ رَدِيئَةٍ، وَقَدْ يَقَعُ فِي التَّقْوِيمِ ضَرَرٌ؛
Karena apabila diperbolehkan mengeluarkan nilai uang secara mutlak, maka bisa jadi seorang pemilik harta mengalihkan zakatnya kepada jenis-jenis yang rendah mutunya, dan bisa juga terjadi kerugian atau ketidakadilan dalam penilaian nilai tersebut
وَلِأَنَّ الزَّكَاةَ مَبْنَاهَا عَلَى الْمُوَاسَاةِ، وَهَذَا مُعْتَبَرٌ فِي قَدْرِ الْمَالِ وَجِنْسِهِ.
Selain itu, zakat dibangun atas dasar prinsip solidaritas (muwaasaat), yang memperhatikan besaran dan jenis harta yang dikeluarkan.
وَأَمَّا إخْرَاجُ الْقِيمَةِ لِلْحَاجَةِ أَوْ الْمَصْلَحَةِ، أَوْ الْعَدْلِ فَلَا بَأْسَ بِهِ. اهــ.
Adapun jika mengeluarkan nilai uang dilakukan karena adanya kebutuhan, kemaslahatan, atau demi keadilan, maka hal itu tidak mengapa (diperbolehkan).
وراجع الفتوى الأخر هنا :
Lihat juga lain disini untuk pembahasan lebih lanjut :
- Beberapa Masalah Seputar Penundaan Qadha Puasa dan Apakah Diperbolehkan Membayar Uang sebagai Ganti Kafarat
- Tidak mengetahui jumlah hari yang ditinggalkan puasanya karena haid dalam lebih dari satu Ramadhan.
والله تعالى أعلم.
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply