Pengaruh Bacaan al Quran pada Orang Muslim dan Orang Kafir (Bagian 1)
Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Pengaruh Bacaan al Quran pada Orang Muslim dan Orang Kafir ini masuk dalam Kategori Tadabbur al Quran
السؤال
Pertanyaan
كيف تأثر كفار قريش بالقرآن وقد كانوا كافرين؟
Bagaimana orang-orang kafir Quraisy bisa terpengaruh oleh Al-Qur’an padahal mereka adalah orang-orang kafir ?
وكيف تأثر به خليفتنا عمر بن الخطاب -رضي الله عنه- عندما سمعه، فذهب كي يسلم، ونحن مسلمون- حمدا لله- لم لا نتأثر، مع أنه يبدو لي أن الأمر ليس له علاقة بقسوة القلب؟!
Dan bagaimana Khalifah kita, Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu bisa terpengaruh ketika mendengar bacaan al Quran, lalu beliau pergi untuk masuk Islam, sedangkan kita sebagai seorang Muslim – alhamdulillah – mengapa kita tidak terpengaruh ketika mendengar bacan al Quran, padahal menurut saya ini bukan karena kekerasan hati?
الإجابــة
Jawaban
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله، وصحبه، أما بعد:
فإن القرآن له تأثير قوي على من يفهم لغته، فيَوْجل قلبه، ويتأثر منه، كما وصفه الباري سبحانه بقوله تعالى:
Al Qur’an memiliki pengaruh yang kuat bagi siapa pun yang memahami bahasanya. Hatinya akan merasa takut dan terpengaruh oleh bacaan al Quran, sebagaimana Allah Ta’ala menggambarkannya dalam Firman Nya :
لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ {الحشر:٢١}.
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk dan terpecah belah karena takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (Surah Al Hasyr ayat 21).
فمن سمعه من الكفار غير معاند، ولا متكبر، فقد يحصل له التأثر به، ويسلم كما ثبت عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- قَالَ:
Maka dari itu, ketika orang kafir yang tidak keras kepala dan tidak sombong mendengarnya, mereka mungkin akan terpengaruh dan memeluk Islam. Hal ini telah terbukti dalam kisah Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ، فَلَمَّا بَلَغَ هَذِهِ الْآيَةَ: أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمْ الْخَالِقُونَ. أَمْ خَلَقُوا السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ. أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمْ الْمُسَيْطِرُونَ. قَالَ: كَادَ قَلْبِي أَنْ يَطِيرَ. رواه البخاري.
“Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah Ath Thur pada shalat Maghrib. Ketika beliau membaca ayat: ‘Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Tidak, sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).’ (Surah Ath Thur:ayat 35 – 37), aku merasa hatiku hampir terbang.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari).
وقد حصل مثل هذا لقيس بن عاصم يوم تلا عليه النبي صلى الله عليه وسلم سورة الرحمن فقال:
Hal serupa terjadi pada Qais bin ‘Ashim ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan surah Ar Rahman kepadanya. Qais berkata :
إن له لطلاوة، وإن عليه لحلاوة، وأسفله لمغدق، وأعلاه مثمر، وما يقول هذا بشر، وأنا أشهد أن لا إله إلا الله، وأنك رسول الله. وقصة قيس هذه ذكرها القرطبي في تفسيره.
“Sesungguhnya ini memiliki keindahan yang luar biasa, di atasnya ada manisnya, bawahnya subur, atasnya berbuah, apa yang dikatakan ini bukanlah perkataan manusia. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah Rasul Allah.”
Kisah ini disebutkan oleh al Qurtubi dalam tafsirnya.
وأما نحن المسلمين فتأثرنا بالقرآن يمكن حصوله اذا استمعنا له، وتدبرناه بقلوب حاضرة، موقنة بصدق ما فيه من الوعد، والوعيد، والأخبار، والأحكام؛ لأن الله تعالى يقول في شأن التأثر بالقرآن:
Adapun kita sebagai umat Islam, kita dapat terpengaruh oleh Al Quran jika kita mendengarkannya, merenungkannya dengan hati yang hadir, dan yakin akan kebenaran janji, ancaman, berita, dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman mengenai pengaruh Al Quraan:
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ {الحشر:٢١}.
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk dan terpecah belah karena takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (Surah Al Hasyr ayat 21).
وقال تعالى :
Dan juga Firman Allah Ta’ala :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {الأنفال : ٢}.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, hati mereka bergetar, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, iman mereka bertambah dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal.” (Surah Al Anfal ayat 2).
وأما صاحب قسوة القلب فيخشى عليه من الحرمان من الاهتداء بالقرآن، والتأثر، كما قال سبحانه :
Adapun orang yang hatinya keras, dikhawatirkan ia tidak akan mendapat petunjuk dan terpengaruh oleh Al Quran, sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ* اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ {الزمر:٢٢ – ٢٣}.
“Maka apakah orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk menerima Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya keras) ? Maka celakalah orang-orang yang hatinya keras untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (Surah Az Zumar ayat 22-23).
وقال تعالى:
Juga Firman Allah Ta’ala :
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ [الحديد:١٦].
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diberikan Al-Kitab, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras.” (Surah Al Hadid ayat16).
قال ابن كثير:
Ibnu Katsir mengatakan :
نهى اللّه تعالى المؤمنين، أن يتشبهوا بالذين حملوا الكتاب من قبلهم، من اليهود والنصارى لما تطاول عليهم الأمد، وبدلوا كتاب اللّه الذي بأيديهم، واشتروا به ثمناً قليلاً، ونبذوه وراء ظهورهم، واتخذوا أحبارهم ورهبانهم أرباباً من دون اللّه، فعند ذلك قست قلوبهم، فلا يقبلون موعظة، ولا تلين قلوبهم بوعد ولا وعيد. اهـ.
Allah melarang orang-orang beriman agar tidak menyerupai orang-orang yang diberikan kitab sebelum mereka, yaitu Yahudi dan Nasrani, Yang karena masa yang panjang, mereka mengubah kitab Allah yang ada di tangan mereka, menjualnya dengan harga yang murah, dan melemparkannya ke belakang punggung mereka. Mereka juga mengambil para pendeta dan rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, sehingga hati mereka menjadi keras, tidak menerima nasihat, dan tidak lembut terhadap janji maupun ancaman. (Tafsir Ibnu Katsir).
Bersambung ke bagian berikutnya : Pengaruh Bacaan al Quran pada Orang Mu’min dan Orang Kafir (Bagian 2)
Sumber Utama : IslamWeb.Net
Leave a Reply