Berapa Lama Nabi Isa ada di tengah Kaumnya ? (1)



Berapa Lama Nabi Isa ada di tengah Kaumnya ? (Bagian Pertama)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Berapa Lama Nabi Isa ada di tengah Kaumnya ? ini masuk dalam Kategori Tarikh Islam

السؤال

Pertanyaan :

هل هناك خبر صحيح يفيد مدة لبث سيدنا عيسى عليه السلام في قومه؟

Apakah ada hadits shahih yang menunjukkan berapa lama Nabi Isa ‘alaihis salam tinggal di tengah kaumnya ?

الإجابــة

Jawaban

الحمد لله.

مدة بقاء عيسى عليه السلام في قومه

Durasi Nabi Isa ‘alaihis salam tinggal di tengah kaumnya

اختلف أهل العلم في مدة لبث عيسى عليه السلام في قومه، قبل أن يُرفع، نظرا لأنه لا يوجد حديث صحيح، لا مطعن فيه من جهة الإسناد، صريح من جهة الدلالة، يدل على تحديد ذلك.

Para ulama berbeda pendapat mengenai berapa lama Nabi Isa ‘alaihis salam tinggal di tengah kaumnya sebelum diangkat ke langit. Ini disebabkan tidak adanya hadits shahih yang jelas dari segi sanad maupun makna yang secara tegas menunjukkan berapa lama beliau tinggal.

وقد وردت أحاديث وآثار مختلفة، وكلها في إسنادها ضعف.

Ada beberapa hadits dan riwayat yang berbeda, namun semuanya lemah dari segi sanad.

أقوال العلماء في مدة لبث عيسى عليه السلام في قومه

Pendapat ulama tentang berapa lama Nabi Isa ‘alaihis salam tinggal di tengah kaumnya

وعند تتبع الأقوال وجدنا أنها أربعة أقوال:

Setelah menelusuri berbagai pendapat, ada empat pandangan terkait hal tersebut :

الأول: وهو المشهور، أنه لبث في قومه ثلاثا وثلاثين سنة قبل أن يرفع.

Pendapat pertama: yang paling masyhur adalah Nabi Isa tinggal di tengah kaumnya selama 33 tahun sebelum diangkat.

واستدل من قال بذلك بما ورد في السنة من كون أهل الجنة على ميلاد عيسى، أبناء ثلاث وثلاثين، وقد صحت الرواية في كون أن هذا سن أهل الجنة، لكن لم يصح أنه على ميلاد عيسى.

Orang-orang yang berpendapat demikian berargumen dengan riwayat dalam hadits yang menyebutkan bahwa penghuni surga akan berusia seperti kelahiran Nabi Isa, yaitu 33 tahun. Namun, keshahihan riwayat tersebut hanya menunjukkan usia penghuni surga saja, tetapi tidak mengaitkannya dengan kelahiran Nabi Isa.

فإن الحديث الوارد في ذلك روي من طريقين:

Hadits yang menyebutkan ini diriwayatkan melalui dua jalur :

الأول: أخرجه أبو نعيم في “صفة الجنة” (٢/١٠٦)، قال حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ الْهَرَوِيُّ، ثنا عَبَّادُ بْنُ الْوَلِيدِ، ثنا جَعْفَرُ بْنُ جَسْرِ بْنِ فَرْقَدٍ الْقَصَّابُ، ثنا أَبِي، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Shifatul Jannah (2/106), dari Abdullah bin Muhammad bin Ja’far, dari Abu al Abbas al Harawi, dari ‘Abbad bin al Walid, dari Ja’far bin Jisr bin Farqad, dari ayahnya, dari Abu Raja’, dari Ibnu Abbas, yang berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ شَبَابٌ مُرْدٌ مُكَحَّلُونَ، أَبْنَاءُ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ سَنَةً، لَا يَبُولُونَ، وَلَا يَتَغَوَّطُونَ، وَإِنَّمَا هُوَ جُشَاءٌ، وَرَشْحٌ كَرَشْحِ مِسْكٍ، يَخْرُجُ مِنْ جُلُودِهِمْ، عَلَى مِيلَادِ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ .

“Penghuni surga itu para pemuda, tanpa jenggot, memakai celak mata, berusia 33 tahun, tidak buang air kecil, tidak buang air besar, hanya bersendawa, dan keringatnya berbau harum seperti kesturi yang keluar dari kulit mereka, sesuai dengan usia Nabi Isa ‘alaihis salam.”

وإسناده ضعيف، فيه لأجل جعفر بن جسر بن فرقد وأبيه:

Sanad hadits ini lemah karena Ja’far bin Jisr bin Farqad dan ayahnya.

فأما “جسر بن فرقد”: فقد ترجم له الذهبي في “ميزان الاعتدال” (١/٣٩٨) فقال:” قال البخاري: ليس بذاك عندهم، وقال ابن معين – من وجوه عنه: ليس بشيء، وقال النسائي: ضعيف” انتهى.

Mengenai Jisr bin Farqad, adz Dzahabi dalam Mizan al I’tidal (1/398) berkata: “Al Bukhari berkata : laysa bi dzalika, Ibnu Ma’in berkata (dari beberapa jalur): Laysa bi syai-in, dan an Nasa’i berkata: Dha’if

Catatan : Untuk memahami lafazh jarh, silahkan merujuk ke artikel : Ragam Lafazh Jarh

— Selesai Kutipan dari Mizan al I’tidal —

وأما ولده “جعفر بن جسر بن فرقد”: فقد قال فيه العقيلي في “الضعفاء” (١/١٨٧): “حفظه فيه اضطراب شديد كان يذهب إلى القدر وحدث بمناكير.” انتهى.

Sedangkan anaknya, Ja’far bin Jisr bin Farqad, al ‘Aqili dalam adh Dhu’afaa’ (1/187) berkata: “Hafalannya sangat lemah, dia cenderung kepada aliran Qadariyyah dan meriwayatkan hal-hal yang mungkar.”

— Selesai Kutipan dari adh Dhu’afaa —

الثاني: أخرجه ابن أبي الدنيا في “صفة الجنة” (٢١٠)، من طريق رَوَّادُ بْنُ الْجَرَّاحِ الْعَسْقَلَانِيُّ، قال ثنا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ هَارُونِ بْنِ رِئَابٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

Kedua: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad Dunya dalam Shifatul Jannah (210), dari Rawwad bin al Jarrah al ‘Asqalani, dari al Awza’i, dari Harun bin Ri’ab, dari Anas bin Malik, yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ عَلَى طُولِ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، سِتُّونَ ذِرَاعًا بِذِرَاعِ الْمَلَكِ، عَلَى حُسْنِ يُوسُفَ، عَلَى مِيلَادِ عِيسَى، ثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ سَنَةً، وَعَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُرْدٌ مُرْدٌ مُكَحَّلُونَ .

“Penghuni surga masuk ke surga dengan tinggi seperti Adam ‘alaihis salam, 60 hasta menurut ukuran malaikat, dengan ketampanan seperti Yusuf, berusia 33 tahun seperti usia Nabi Isa, dan dengan lisan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa jenggot, memakai celak mata.”

وإسناده ضعيف، فيه رواد بن الجراح.

Sanad hadits ini lemah karena adanya Rawwad bin al Jarrah.

ترجم له الذهبي في “تاريخ الإسلام” (٥/٣١٢)، فقال:”وَثَّقَهُ ابْنُ مَعِينٍ، وَقَالَ النَّسَائِيُّ: لَيْسَ بِالْقَوِيِّ، روى غير حديث منكر

Adz Dzahabi dalam Tarikhul Islam (5/312) berkata: “Ibnu Ma’in menilainya tsiqah (terpercaya), tetapi an Nasa’i berkata : laysa bil Qawwiy, dia meriwayatkan hadits-hadits yang mungkar.

وقال عَبَّاس عَن ابْن مَعِين: لَيْسَ بِهِ بَأْسٌ، إنما غلط في حديثٍ عن الثَّوريّ،

Abbas dari Ibnu Ma’in berkata: laysa bihi ba’sun, hanya saja dia keliru dalam satu hadits dari ats Tsauri.

وقال أبو حاتم: محلّه الصِّدْق، وتغير بآخره،

Abu Hatim berkata: Dia pada dasarnya jujur, tetapi berubah di akhir hidupnya.

وقال البخاريّ: كان قد اختلط، لَا يكاد يقوم حديثه،

Al Bukhari berkata: Dia telah menjadi pelupa, haditsnya tidak bisa diandalkan.

وقال أحمد بن حنبل: صاحب سُنّة، لَا بأس به، إلّا أنّه حدَّث عن سُفيان بمناكير، وقال محمد بن عَوْف الطّائيّ: دخلنا عسْقلان ورَوَّاد قد اختلط “. اهـ

Ahmad bin Hanbal berkata: Dia adalah orang yang mengikuti sunnah, tidak ada masalah dengannya, kecuali bahwa dia meriwayatkan hadits-hadits yang mungkar dari Sufyan.

— Selesai seluruh kutipan —

ثم إنه قد خالفه عمر بن عبد الواحد، فرواه دون ذكر ميلاد عيسى.

Lalu, hadits tersebut juga berbeda dengan yang diriwayatkan oleh Umar bin Abdul Wahid, dimana dalam riwayat tersebut tidak disebutkan usia Nabi Isa alaihis salam.

أخرجه ابن أبي داود في “البعث” (٦٥)، وأبو نعيم في “الحلية” (٣/٥٦) من طريق عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ هَارُونَ بْنِ رِئَابٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dawud dalam al Ba’ts (65), dan Abu Nu’aim dalam al Hilyah (3/56), dari Umar bin Abdul Wahid, dari al Awza’i, dari Harun bin Ri’ab, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يُبْعَثُ أَهْلُ الْجَنَّةِ عَلَى صُورَةِ آدَمَ فِي مِيلَادِ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ سَنَةً مُرْدًا مُكَحَّلِينَ، ثُمَّ يُذْهَبُ بِهِمْ إِلَى شَجَرَةٍ فِي الْجَنَّةِ فَيُكْسَوْنَ مِنْهَا لَا تَبْلَى ثِيَابُهُمْ وَلَا يُفْنَى شَبَابُهُمْ .

“Penghuni surga dibangkitkan dalam wujud seperti Adam, berusia 33 tahun, tanpa jenggot, memakai celak mata. Kemudian mereka dibawa ke sebuah pohon di surga, dan diberi pakaian dari pohon tersebut. Pakaian mereka tidak akan pernah rusak dan masa muda mereka tidak akan pernah sirna.”

وعمر بن عبد الواحد وثقه ابن سعد كما في “الطبقات” (٧/٤٧١)، والعجلي كما في “الثقات” (١٢٤٠)، وابن حجر في “التقريب” (٤٩٤٣)، وقال مروان بن محمد كما في “الجرح والتعديل” لابن أبي حاتم (٦/١٢٢):” نظرنا في كتب أصحاب الاوزاعي فما رأيت أحدا اصح حديثا عن الأوزاعي من عمر بن عبد الواحد.” انتهى.

Umar bin Abdul Wahid dinilai tsiqah oleh Ibnu Sa’ad sebagaimana disebutkan dalam ath Thabaqat (7/471), juga oleh al ‘Ajli dalam ats Tsiqat (1240), dan oleh Ibnu Hajar dalam at Taqrib (4943). Mervan bin Muhammad berkata, sebagaimana disebutkan dalam al Jarh wat Ta’dil oleh Ibnu Abi Hatim (6/122): “Kami melihat catatan-catatan para sahabat al Awza’i, dan aku tidak melihat seseorang yang haditsnya lebih shahih dari al Awza’i selain Umar bin Abdul Wahid.”

وممن ورد عنه أن عيسى عليه السلام رفع وهو ابن ثلاث وثلاثين: سعيد بن المسيب، إلا أنه لم يصح عنه كذلك.

Di antara yang diriwayatkan bahwa Nabi Isa alaihis salam diangkat ke langit pada usia tiga puluh tiga tahun adalah Sa’id bin Al Musayyib, meskipun tidak ada riwayat yang sahih yang mendukung hal tersebut.

أخرجه الحاكم في “المستدرك” (٥١٧٣)، والدينوري في “المجالسة” (٢٥٩٩)، من طريق حماد بن سلمة، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ قَالَ: رُفِعَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَهُوَ ابْنُ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ سَنَةً، وَمَاتَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَهُوَ ابْنُ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ سَنَةً رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ .

Riwayat ini dicantumkan oleh Al Hakim dalam “Al Mustadrak” (5173) dan Ad Dinuri dalam “Al Mujalasah” (2599), melalui jalur Hammad bin Salamah, dari Ali bin Zaid, dari Sa’id bin Al Musayyib yang berkata: “Isa bin Maryam diangkat ketika berusia tiga puluh tiga tahun, dan Mu’adz bin Jabal wafat pada usia tiga puluh tiga tahun, semoga Allah meridhai mereka.”

وفيه “علي بن زيد بن جدعان”: ترجم له الذهبي في “تذكرة الحفاظ” (١/١٠٦)، فقال: ” قال أبو زرعة وأبو حاتم: ليس بقوي، وقال أحمد ويحيى: ضعيف، وقال الترمذي: صدوق ربما رفع الموقوف “انتهى.

Namun, dalam sanadnya terdapat “Ali bin Zaid bin Jud’an.” Adz Dzahabi mencatat dalam “Tadzkirah Al Huffazh” (1/106), bahwa Abu Zur’ah dan Abu Hatim berkata: “laysa biqawwiy.” Ahmad dan Yahya berkata: “Dha’if” dan At Tirmidzi berkata: “Shuduuq, tetapi kadang-kadang mengganggap marfu’ hadits yang seharusnya mauquf”

وممن يرجح أن عيسى عليه السلام لبث في قومه ثلاثا وثلاثين سنة قبل أن يرفع: الحافظ ابن كثير، حيث قال في “البداية والنهاية” (١٩/٢٣٠) :

Di antara yang mendukung pendapat bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam tinggal di tengah-tengah kaumnya selama tiga puluh tiga tahun sebelum diangkat adalah Al Hafizh Ibnu Katsir. Beliau berkata dalam “Al Bidayah wa an Nihayah” (19/230):

” وَتَقَدَّمَ فِي حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ آدَمَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ :

“Telah dijelaskan dalam hadits Abdurrahman bin Adam, dari Abu Hurairah :

وَإِنَّهُ نَازِلٌ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ، عَلَيْهِ ثَوْبَانِ مُمَصَّرَانِ، كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ، وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ،

Dan dia [Isa] akan turun. jika kalian melihatnya, kenalilah dia. Dia adalah seorang pria berpostur sedang dengan warna kulit merah dan putih, mengenakan dua helai pakaian berwarna kuning. Rambutnya seakan-akan meneteskan air, meskipun tidak terkena basah.

فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ، وَيَدْعُو النَّاسُ إِلَى الْإِسْلَامِ، وَيُهْلِكُ اللَّهُ تَعَالَى فِي زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلَّا الْإِسْلَامَ، وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ،

Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah, dan mengajak orang kepada Islam. Allah akan memusnahkan semua agama di masa itu kecuali Islam, dan Allah akan membinasakan Dajjal di zaman turunnya ‘Isa.

ثُمَّ تَقَعُ الْأَمَنَةُ عَلَى الْأَرْضِ، حَتَّى تَرْتَعَ الْأُسُودُ مَعَ الْإِبِلِ، وَالنِّمَارُ مَعَ الْبَقَرِ، وَالذِّئَابُ مَعَ الْغَنَمِ، وَيَلْعَبُ الصِّبْيَانُ بِالْحَيَّاتِ لَا تَضُرُّهُمْ، فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى، وَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ “

Kemudian keamanan akan menyelimuti bumi, sehingga singa-singa akan bermain dengan unta, harimau dengan sapi, serigala dengan domba, dan anak-anak akan bermain dengan ular tanpa terluka. Dia akan tinggal selama empat puluh tahun, lalu meninggal, dan kaum Muslimin akan menshalatinya

. رَوَاهُ أَحْمَدُ، وَأَبُو دَاوُدَ. وَهَكَذَا وَقَعَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ يَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Hadits ini menyebutkan bahwa ia akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun.

وَثَبَتَ فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّهُ يَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ سَبْعَ سِنِينَ. فَهَذَا مَعَ هَذَا مُشْكِلٌ، اللَّهُمَّ إِلَّا أَنْ تُحْمَلَ هَذِهِ السَّبْعُ عَلَى مُدَّةِ إِقَامَتِهِ بَعْدَ نُزُولِهِ، وَيَكُونُ ذَلِكَ مَحْمُولًا عَلَى مُكْثِهِ فِيهَا قَبْلَ رَفْعِهِ مُضَافًا إِلَيْهِ، 

Dalam riwayat yang shahih dalam kitab Shahih Muslim, dari Abdullah bin Amr, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam menyebutkan bahwa Isa ‘alaihis salam akan tinggal di bumi selama tujuh tahun. Hal ini tampak bertentangan, kecuali jika tujuh tahun tersebut dimaksudkan sebagai masa tinggalnya setelah turun, dan empat puluh tahun adalah masa total tinggalnya di bumi sebelum diangkat dan setelah turun kembali.

وَكَانَ عُمْرُهُ قَبْلَ رَفْعِهِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ سَنَةً عَلَى الْمَشْهُورِ، وَهَذِهِ السَّبْعُ تَكْمِلَةُ الْأَرْبَعِينَ، فَيَكُونُ هَذَا مُدَّةَ مُقَامِهِ فِي الْأَرْضِ قَبْلَ رَفْعِهِ وَبَعْدَ نُزُولِهِ.

Menurut pendapat yang masyhur, usianya sebelum diangkat adalah tiga puluh tiga tahun, dan tujuh tahun tersebut adalah penyempurnaannya menjadi empat puluh tahun. Jadi, ini adalah masa tinggalnya di bumi sebelum diangkat dan setelah turun kembali.

وَأَمَّا مُقَامُهُ فِي السَّمَاءِ قَبْلَ نُزُولِهِ فَهُوَ مُدَّةٌ طَوِيلَةٌ. وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ أَعْلَمُ ” انتهى.

Adapun masa tinggalnya di langit sebelum turun kembali adalah waktu yang lama. Wallahu Subhanahu A’lam

— Selesai Kutipan dari Bidayah wa an Nihayah —

Bersambung in sya Allah

Sumber : https://islamqa.info/



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.