Definisi Kalimah dan Jenisnya | Syarh Qathrun Nada



تَعْرِيف الْكَلِمَة وأقسامها

Definisi Kalimah dan Jenisnya | Syarh Qathrun Nada

Alih Bahasa dan Kompilasi Materi : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Definisi Kalimah dan Jenisnya dan seluruh bagian Syarh Qathrun Nada yang sudah dimuat dapat anda baca di link berikut ini 

ص الْكَلِمَة قَول مُفْرد

Matan : al Kalam (Kata) adalah ucapan tunggal.

ش تطلق الْكَلِمَة فِي اللُّغَة على الْجمل المفيدة –  كَقَوْلِه تَعَالَى

al Kalam dalam bahasa (umum) juga dapat merujuk pada jumlah (kalimat) yang memiliki bermakna seperti pada Firman Allah Ta’ala :

 كلا إِنَّهَا كلمة هُوَ قَائِلهَا

Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. (Surah al Mu’minuun ayat 100)

إِشَارَة إِلَى قَوْله رب ارْجِعُونِ لعَلي أعمل صَالحا فِيمَا تركت

Kalimatan disini menunjukkan pada perkataan mereka di potongan sebelumnya :

قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ عَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ

dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. (Surah al Mu’minuun ayat 99 – 100)

وَفِي الِاصْطِلَاح على القَوْل الْمُفْرد

Sedangkan secara istilah, al Kalimah merujuk pada ucapan tunggal.

وَالْمرَاد بالْقَوْل اللَّفْظ الدل على معنى كَرجل وَفرس

Yang dimaksud dengan al Qoul adalah lafazh yang menunjukkan makna seperti rojulun (laki-laki) dan farsun (kuda)

وَالْمرَاد بِاللَّفْظِ الصَّوْت الْمُشْتَمل على بعض الْحُرُوف سَوَاء دلّ على معنى كزيد أم لم يدل كديز مقلوب زيد

Yang dimaksud dengan lafazh adalah suara yang terdiri dari beberapa huruf hijaiyah, baik itu memilik makna seperti ‘Zaid’ atau tidak memiliki seperti ‘daiz’  yang merupakan kebalikan dari Zaid

وَقد تبين أَن كل قَول لفظ وَلَا ينعكس

Maka jelas bahwa semua qaul adalah lafazh akan tetapi tidak sebaliknya

وَالْمرَاد بالمفرد مَا لَا يدل جزوه على جُزْء مَعْنَاهُ

Yang dimaksud dengan mufrod (tunggal) adalah sesuatu yang bagian-bagiannya jika dipisah tidak menunjukkan bagian dari makna keseluruhannya.

وَذَلِكَ نَحْو زيد فَإِن أجزاءه وَهِي الزَّاي وَالْيَاء وَالدَّال إِذا أفردت لَا تدل على شَيْء مِمَّا يدل

Contohnya ‘Zaid’, huruf-huruf penyusunnya – yakni Zay, Yaa dan Dal – jika dipisah maka tidak menunjukkan makna ‘Zaid’.

هُوَ عَلَيْهِ بِخِلَاف قَوْلك غُلَام زيد فَإِن كلا من جزئيه وهما الْغُلَام وَزيد دَال على جُزْء مَعْنَاهُ فَهَذَا يُسمى مركبا لَا مُفردا

Berbeda dengan ‘budak Zaid’, setiap bagiannya (budak dan Zaid) menunjukkan bagian dari makna keseluruhan. Maka ini disebut majemuk, bukan tunggal.

فَإِن قلت فَلم لَا اشْترطت فِي الْكَلِمَة الْوَضع كَمَا اشْترط من قَالَ الْكَلِمَة لفظ وضع لِمَعْنى مُفْرد

Jika Anda bertanya, mengapa tidak disyaratkan dalam definisi al Kalimah adanya al Wadh’u 1 seperti yang disyaratkan oleh mereka yang mengatakan bahwa al Kalimah adalah lafazh al Wadh’u yang menunjukkan makna mufrod ?

قلت إِنَّمَا احتاجوا إِلَى ذَلِك لأخذهم اللَّفْظ جِنْسا للكلمة 

Jawabannya adalah : mereka membutuhkan syarat itu karena mereka mengambil al Lafzhu sebagai genus (jenis umum) untuk kata,

وَاللَّفْظ يَنْقَسِم إِلَى مَوْضُوع ومهمل فاحتاجوا إِلَى الِاحْتِرَاز عَن المهمل بِذكر الْوَضع 

Sementara al Lafzhu dapat dibagi menjadi yang maudhu’ 2 dan muhmal. Oleh karena itulah mereka perlu mengecualikan yang muhmal dengan menyebutkan maudhu’.

وَلما أخذت القَوْل جِنْسا للكلمة وَهُوَ خَاص بالموضوع أغناني ذَلِك عَن اشْتِرَاط الْوَضع

Namun, karena kita telah mengambil al Qaul sebagai genus untuk kata dan hanya menunjukkan yang maudhu’ maka kita tidak perlu lagi mensyaratkan al Wadh’u

فَإِن قلت فَلم عدلت عَن اللَّفْظ إِلَى القَوْل

Jika Anda bertanya, mengapa Anda berpindah dari istilah al Lafzhu ke Qaul ?

قلت لِأَن اللَّفْظ جنس بعيد لانطلاقه على المهمل والمستعمل كَمَا ذكرنَا

Jawabannya adalah karena al Lafzhu adalah genus yang luas karena mencakup yang muhmal dan musta’mal seperti yang telah kita sebutkan. S

وَالْقَوْل جنس لاختصاصه بِالْمُسْتَعْملِ 

Sedangkan ‘ucapan’ adalah genus yang khusus untuk al Musta’mal,

وَاسْتِعْمَال لأجناس الْبَعِيدَة فِي الْحُدُود معيب عِنْد أهل النّظر 

Menggunakan genus yang luas sebagai batasan untuk sesuatu yang sempit adalah cacat menurut pandangan para ahli.

ص وَهِي أسم وَفعل وحرف

Matan : Yang termasuk kalimah adalah Ism, Fi’il dan Harf

ش لما ذكرت حد الْكَلِمَة بيّنت أَنَّهَا جنس تَحْتَهُ ثَلَاثَة أَنْوَاع الِاسْم وَالْفِعْل والحرف 

Setelah kita menjelaskan batasan al Kalimat (kata), maka jelaslah bahwa kata adalah genus yang di bawahnya terdapat tiga jenis : ism, fi’il, dan harf.

وَالدَّلِيل على انحصار أَنْوَاعهَا فِي هَذِه الثَّلَاثَة الاستقراء فَإِن عُلَمَاء هَذَا الْفَنّ تتبعوا كَلَام الْعَرَب فَلم يَجدوا إِلَّا ثَلَاثَة أَنْوَاع وَلَو كَانَ ثمَّ نوع رَابِع لعثروا على شَيْء مِنْهُ

Bukti bahwa jenis kata hanya tiga adalah dengan cara menyelidiki (istiqra’). Para ahli bahasa telah menyelidiki seluruh ucapan bahasa Arab dan tidak menemukan jenis selain ketiga jenis tersebut. Jika ada jenis keempat, pastilah mereka akan menemukannya.

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Ikuti kelas privat Qathrun Nada di Reza Ervani Institute, hubungi kami di +62 812 8754 8752

Catatan Kaki

  1. al Wadhu dapat bermakna : Disengaja atau menggunaka bahasa Arab sebagaimana di alAjurumiyah)
  2. Nama lain dari maudhu’ dalam konteksi ini adalah musta’mal (memberikan makna)


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.