الرسالة الثامنة: رسالة في الفرق بين النعت والبدل وعطف البيان
Perbedaan Na’at, Badal dan Athaf Bayan (Bagian Kedua)
Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Perbedaan Na’at, Badal dan Athaf Bayan ini, masuk dalam Kategori Nahwu
والرابع: أن البدل// يجري مجرى جملة أخرى ذهبت بها الجملة الأولى، وتقدر فيه إعادة العامل، والنعت لا يجري مجرى جملة أخرى، ولا تقدر معه [إعادة] العامل ولكن هو الأول بعينه، ومن جملته.
Keempat, badal dapat mengikuti alur sebuah kalimat lain yang mengarahkan kalimat pertama, dan taqdirnya dalam jumlah tersebut dapat dianggap sebagai pengulangan aamil, sedangkan na‘at tidak mengikuti alur kalimat lain, dan taqdirnya tidak dianggap adanya pengulangan aamil dengan na‘at, tetapi adalah sama dengan kalimat aslinya.
والدليل على أن البدل يجري مجرى جملة أخرى [ظهور العامل معه في نحو قوله- عز وجل-:
Dan sebagai bukti bahwa badal dapat berfungsi seperti kalimat lainnya [terlihat pada agen yang berfungsi dengannya dalam ayat Allah
{لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ} [الأعراف ٧: ٧٥]
Untuk orang-orang yang dilemahkan, bagi mereka yang beriman di antara mereka
وفي نحو قول الشاعر:
Sebagai contoh perkataan syair :
(ألا بكر الناعي بخير بني أسد … بعمرو بن مسعود وبالسيد الصمد)
“Tidakkah sang penyampai berita duka bergegas (mengabarkan) tentang kebaikan Bani Asad,
tentang Amr bin Mas’ud dan pemimpin yang agung?”
والخامس: أن النعت يكون بما هو من المنعوت وبما هو من سببه، كقولك:
Na‘at bisa menggambarkan sesuatu yang merupakan sifat langsung dari yang dijelaskan (man‘ut) atau sesuatu yang berasal dari penyebabnya. Contohnya:
مررت برجل قائم
Aku melewati seorang laki-laki yang berdiri,
، فتصفه بصفة هي له، و
di mana sifatnya langsung melekat pada laki-laki tersebut. Dan contoh lain :
مررت برجل قائم أبوه
Aku melewati seorang laki-laki yang ayahnya berdiri
فتصفه بصفة هي لسببه،
di mana sifat tersebut merujuk pada sebabnya, yaitu ayahnya.
ولا يبدل من الاسم إلا ما هو هو، أو جزء منه، أو مصاحب له، ولا يبدل منه ما هو لسببه، ألا ترى أنك تقول:
Namun, badal hanya dapat digunakan untuk sesuatu yang identik dengan kata yang digantikan, bagian darinya, atau sesuatu yang menyertainya. Badal tidak digunakan untuk sesuatu yang berasal dari penyebabnya.
ضُرِبَ زيد رأسه
Zaid dipukul kepalanya, ini diperbolehkan karena ra’su (kepala) adalah bagian dari Zaid.
ولا يجوز: (ضُرِبَ زيد رأس أبيه)
Tidak diperbolehkan: Zaid dipukul kepala ayahnya – karena kepala ayahnya bukan bagian dari Zaid.
والسادس: أن البدل قد يكون منه ما يجري مجرى الغلط، ولا يكون ذلك في النعت.
Keenam : Badal terkadang digunakan dalam konteks untuk memperbaiki kesalahan (al ghalath), tetapi hal ini tidak berlaku untuk na‘at.
والسابع: أن النعت قد يكون منه ما يراد به المدح، أو الذم، أو الترحم، ولا يكون ذلك في البدل.
Ketujuh : Na‘at dapat digunakan untuk mengekspresikan pujian (madah), celaan (dzam), atau permohonan belas kasihan (tarahhum). Sebaliknya, badal tidak memiliki fungsi seperti itu.
فهذه سبعة فصول ينفصل بها النعت من البدل.
Dengan demikian, ada tujuh perbedaan utama yang membedakan antara na‘at dan badal.
Allahu Ta’ala A’lam
Leave a Reply