الثورة السورية الكبرى.. يوم الخلاص من المُستعمِر الفرنسي
Revolusi Besar Suriah: Hari Pembebasan dari Penjajahan Prancis (Bagian 3)
Alih Bahasa dan Kompilasi : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel “Revolusi Besar Suriah: Hari Pembebasan dari Penjajahan Prancis” ini bagian dari Artikel di Kategori Negeri-negeri Islam
ذو الوعد المشؤوم.. “بلفور” في ملعب الجماهير الغاضبة
Janji Sial “Balfour” di Tengah Amarah Rakyat
غير بعيد عن الجبل كان أهل دمشق يستشيطون غيظاً، وذلك عندما علموا بزيارة “اللورد بلفور” صاحب الوعد المشؤوم إلى دمشق في بدايات عام ١٩٢٥، بنصيحة من الجنرال الفرنسي “ساراي”، الذي عُيّن مندوباً سامياً على لبنان وسوريا في الـ٢٩ من نوفمبر/تشرين الثاني ١٩٢٤، ووصل إلى بيروت مقر حكمه في الثاني من يناير/كانون الثاني ١٩٢٥.
Tak jauh dari Jabal, rakyat Damaskus sedang dilanda amarah besar saat mendengar bahwa Lord Balfour, pencetus “Janji Sial” (Deklarasi Balfour), akan mengunjungi Damaskus pada awal tahun 1925. Kunjungan ini dilakukan atas saran Jenderal Prancis Sarrail, yang diangkat sebagai Komisaris Tinggi Prancis untuk Lebanon dan Suriah pada 29 November 1924, dan tiba di Beirut, pusat pemerintahannya, pada 2 Januari 1925.
هاج الشعب وأضرب واحتجّ في الشوارع مستنكراً الزيارة والوعد المشؤوم، وتجمهر الناس أمام محطة الحجاز (المحطة المقررة لنزوله)، لكن الفرنسيين عندما أدركوا تفاقم الأمور أنزلوه في محطة أخرى، ونقلوه سراً إلى فندق فكتوريا. غير أن الجماهير الغاضبة علمت بذلك، فتوجهت نحو الفندق تصيح للحرية والاستقلال وبسقوط بلفور، فوقعت اشتباكات مع قوى الأمن الفرنسية وسقط عدد من الجرحى.
Rakyat pun bangkit, mengadakan pemogokan dan protes di jalan-jalan untuk mengecam kunjungan tersebut dan Janji Balfour yang sial. Mereka berkumpul di depan Stasiun Hejaz, tempat yang direncanakan sebagai titik kedatangan Balfour. Namun, setelah menyadari situasi yang semakin tegang, pihak Prancis memindahkan kedatangannya ke stasiun lain secara diam-diam dan mengantarnya ke Hotel Victoria secara rahasia. Akan tetapi, massa yang marah mengetahui keberadaannya dan segera menuju hotel sambil menyerukan kebebasan, kemerdekaan, dan mengecam Balfour. Bentrokan pun terjadi antara massa dan pasukan keamanan Prancis, mengakibatkan sejumlah orang terluka.
وفي اليوم التالي استمرت المظاهرات والإضرابات، وحدث صدام مع قوى الأمن مرة أخرى، فسقط عدد من القتلى والجرحى، وحينها خشيت السلطات الفرنسية توتر الأمور أكثر، فطلبت من بلفور المغادرة، وأرسلته سراً إلى طريق بيروت، ليكمل طريقه إلى العاصمة اللبنانية.
Keesokan harinya, demonstrasi dan pemogokan berlanjut. Bentrokan kembali terjadi dengan pasukan keamanan, menyebabkan beberapa orang tewas dan banyak yang terluka. Situasi yang semakin tegang membuat pihak berwenang Prancis khawatir. Akhirnya, mereka meminta Balfour untuk segera meninggalkan Damaskus dan mengantarnya secara rahasia menuju jalan ke Beirut, tempat ia melanjutkan perjalanannya ke ibu kota Lebanon.
مظالم “كاربييه”.. الطريق إلى تدمر
Penindasan “Carpentier”: Jalan Menuju Tadmur
نتيجة ممارسات “كاربييه” القمعية المتلاحقة اقتنع الأهالي بضرورة الثورة على الفرنسيين والاتصال بالعناصر الوطنية خارج الجبل لتكون ثورة شاملة، لكنهم جرّبوا أولاً الاتصال بالحاكم العسكري “ساراي” لعزل “كاربييه”، فأوفد الأهالي وفداً إليه في بيروت للتوسّط لديه وعزل كاربييه، لكن ساراي رفض مقابلة الوفد وطرده، وهدّد بنفي أعضائه إلى تدمر في البادية السورية،
Akibat tindakan represif “Carpentier” yang berulang-ulang, penduduk Jabal menyadari perlunya revolusi melawan Prancis dan mulai menjalin kontak dengan elemen-elemen nasional di luar Jabal untuk melancarkan revolusi besar. Namun, sebelum memulai pemberontakan, mereka mencoba bernegosiasi dengan Jenderal Sarrail untuk mencopot Carpentier dari jabatannya. Sebuah delegasi dikirim ke Beirut untuk mengajukan permohonan tersebut, tetapi Sarrail menolak bertemu dengan mereka, bahkan mengusir delegasi itu. Ia juga mengancam akan mengasingkan anggota delegasi tersebut ke Tadmor (Palmyra) di padang pasir Suriah.
فعقد شباب السويداء اجتماعات سرية لتنظيم الثورة والاتصال مع القوى الأخرى.
Pemuda-pemuda Sweida kemudian mengadakan pertemuan rahasia untuk mengorganisir revolusi dan menjalin komunikasi dengan kekuatan-kekuatan lain.
عادت المظاهرات والاحتجاجات، فرضخ “ساراي” لها، وطلب من أهالي الجبل إرسال عريضة لمعرفة مطالبهم، فكتبوا فيها مظالم “كاربييه” من ٣٥ بنداً، لكن “ساراي” أهملها وتجاهل مطالبها، ودعا اثنين من الوجهاء هما حمد الأطرش ونسيب الأطرش، فاعتقلهما وأرسلهما إلى تدمر، وقبض على قادة آخرين وأرسلهم إلى الحسكة في أقصى شمال شرق سوريا
Protes dan demonstrasi pun kembali terjadi, memaksa Sarrail untuk mengambil tindakan. Ia meminta penduduk Jabal untuk mengirimkan petisi yang merinci tuntutan mereka. Dalam petisi tersebut, warga mencantumkan 35 poin keluhan terhadap Carpentier. Namun, Sarrail mengabaikannya. Sebaliknya, ia memanggil dua tokoh terkemuka, Hamad al Athrash dan Nasib al Athrash, lalu menangkap mereka dan mengirim mereka ke Tadmor. Ia juga menangkap sejumlah pemimpin lain dan mengasingkan mereka ke Hassakeh, di ujung timur laut Suriah.
Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah
Sumber : al Jazeera
Leave a Reply