Al Baqarah ayat 2 : Dzalikal Kitaabu (Kesimpulan dan Tadabbur)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
w
Dengan dua tinjauan bahasa pada tulisan sebelumnya untuk kata “Dzalika” dan “Al Kitaabu”, maka kita dapat mengambil kesimpulan tadabbur setidaknya sebagai berikut :
- Penggunaan kata tunjuk jauh (Dzalika) untuk menunjukkan sesuatu yang dekat, adalah untuk menunjukkan pentingnya dan mulianya Al Quranul Kariim
ق ۚ وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ
Qaaf Demi Al Quran yang sangat mulia.(Surah Qaaf ayat 1)
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia (Surah Al Waaqiah ayat 77)
- Penggunaan kata tunjuk jauh (Dzalika) untuk menunjukkan sesuatu yang dekat, menunjukkan Al Quran yang sedang dibaca (dekat), yang sampai kepada kita saat ini, sama dengan apa yang dulu (jauh/telah lewat) diturunkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, tidak ada perubahan.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Surah Al Hijr ayat 9)
- Penggunaan kata tunjuk jauh (Dzalika) untuk menunjukkan sesuatu yang dekat, adalah mencakup keseluruhan Al Quran, baik yang sudah diturunkan sebelum ayat ini, atau yang turun sesudah ayat ini (Al Baqarah ayat 2), kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam selama sekitar 23 tahun.
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلًا
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (Surah Al Israa ayat 106)
- Alif Laam Miim, Dzalikal Kitaabu, menunjukkan tantangan kepada orang-orang kafir, bahwa Al Quran ini tersusun dari huruf-huruf Al Muqotho-ah Al Munfashilah (terpotong-potong dan terpisah-pisah). Jika mereka mampu dipersilahkan untuk menyusun yang sebanding dengan Al Quran dari huruf-huruf yang sama. Jika tidak mampu, maka menyerahlah, dan berimanlah kepada Allah Ta’ala melalui risalah yang dibawa oleh Muhammad shalallahu ‘alahi wa salam.
قُرْءَانًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِى عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa (Surah Az Zumaar ayat 28)
- Kitaabu bermakna dasar “mengumpulkan/mengkompilasikan” menunjukkan bahwa Al Quranul Kariim ini merupakan kompilasi berbagai solusi dan jawaban atas berbagai masalah manusia, dinamika da’wah dan syariat, yang turun secara bertahap sesuai dengan Asbabun Nuzul. Bukan tulisan yang dibuat oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sendiri. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ الْعَالَمِينَ – وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ – لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ – ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ – فَمَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ
Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (Surah Al Haqqah ayat 43 s.d 47)
- Kitaabu bermakna dasar “mengumpulkan/mengkompilasikan” juga menunjukkan tantangan kepada orang-orang kafir, jika mereka mampu, cobalah kumpulkan huruf-huruf, kata-kata dan kalimat yang dapat menandingi Al Quran. Jika tidak mampu, maka menyerahlah, dan berimanlah kepada Allah Ta’ala melalui risalah yang dibawa oleh Muhammad shalallahu ‘alahi wa salam.
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Surah Al Israa ayat 88)
- Kitaabu juga bermakna kumpulan Perintah, Hukum dan Ketetapan Allah Ta’ala
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ ۖ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan. (Surah Al Maidah ayat 48)
—-
Kami kutipkan pula apa yang disampaikan Sayyid Quthb – rahimahullah – di Kitab Fii Zhilalil Quran :
إنها إشارة للتنبيه إلى أن هذا الكتاب مؤلف من جنس هذه الأحرف، وهي في متناول المخاطبين به من العرب . ولكنه – مع هذا – هو ذلك الكتاب المعجز، الذي لا يملكون أن يصوغوا من تلك الحروف مثله. الكتاب الذي يتحداهم مرة ومرة ومرة أن يأتوا بمثله، أو بعشر سور مثله، أو بسورة من مثله فلا يملكون لهذا التحدي جوابا!
Bahwa huruf-huruf tersebut (Alif Laam Miim) adalah isyarat untuk perhatian bahwa kitab ini disusun dari huruf-huruf semacam ini, yang juga dipelajari oleh orang-orang tempat wahyu itu turun, yakni orang-orang Arab. Akan tetapi – dengan huruf-huruf itu – Kitab Al Quran ini menjadi sebuah mu’jizat, yang manusia tidak mampu menyusun huruf-huruf yang sama menjadi sesuatu yang setara dengan Al Quran itu. Al Quran menantang mereka berulang-ulang kali untuk mendatangkan hal yang sebanding dengannya, atau sepuluh surat saja yang sebanding dengannya, atau satu surah saja yang sebanding dengannya, akan tetapi mereka sama sekali tidak mampu untuk menjawab tantangan tersebut.
والشأن في هذا الإعجاز هو الشأن في خلق الله جميعا. وهو مثل صنع الله في كل شيء وصنع الناس.. أن هذه التربة الأرضية مؤلفة من ذرات معلومة الصفات. فإذا أخذ الناس هذه الذرات فقصارى ما يصوغونه منها لبنة أو آجرة. أو آنية أو أسطوانة، أو هيكل أو جهاز. كائنا في دقته ما يكون.. ولكن الله المبدع يجعل من تلك الذرات حياة. حياة نابضة خافقة. تنطوي على ذلك السر الإلهي المعجز.. سر الحياة.. ذلك السر الذي لا يستطيعه بشر، ولا يعرف سره بشر..
Sisi Kemu’jizatan penyusunan huruf-huruf ini juga memberikan kita pelajaran yang dapat kita amati pada semua yang Allah Ta’ala ciptakan. Seperti proses penyusunan Allah pada semua hal, termasuk penciptaan manusia. Tanah bumi ini disusun dari partikel-partikel yang membentuk sifat-sifat tanah tersebut. Jika manusia mengambil tanah tersebut dan hendak membuat sesuatu, maka paling maksimal hanya menjadi bangunan, batu bata, tembikar, tiang-tiang, kuil atau perkakas, dengan segala detailnya. Akan tetapi Allah Ta’ala mampu membuat partikel-partikel itu menjadi kehidupan. Kehidupan yang berdenyut dan bergerak. Terdapat pada yang demikian rahasia kemu’jizatan Ilahiyah yang tersembunyi. Rahasia kehidupan. Rahasia yang tidak mampu dicapai oleh manusia. Tidak mampu diketahui oleh manusia.
وهكذا القرآن.. حروف وكلمات يصوغ منها البشر كلاما وأوزانا، ويجعل منها الله قرآنا وفرقانا، والفرق بين صنع البشر وصنع الله من هذه الحروف والكلمات، هو الفرق ما بين الجسد الخامد والروح النابض.. هو الفرق ما بين صورة الحياة وحقيقة الحياة!
Begitulah Al Quran, yang kata-katanya tersusun dari huruf-huruf, yang dengannya manusia hanya mampu membuat perkataan dan syair, sementara Allah Ta’ala menyampaikan dengan huruf-huruf itu firmanNya dalam Al Quran dan menjadikannya Al Furqon (pembeda), Pembeda antara apa yang bisa disusun oleh manusia dengan apa yang disusun oleh Allah Ta’ala dari huruf-huruf dan kata-kata tersebut. Sebagaimana perbedaan antara jasad yang kasar dengan ruh yang hidup, sebagaimana perbedaan antara gambaran kehidupan dan hakikat kehidupan.
Allahu Ta’ala ‘A’lam
Leave a Reply